{²¹} Obat Nyamuk

945 121 41
                                    

———🕷️———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———🕷️———

Sean mengubah suaranya dan melanjutkan obrolan telepon sambil berjalan semakin jauh. Xang Ji memberi sinyal bukan karena ia merasa terganggu, tetapi lebih ingin agar obrolan tidak penting itu selesai. Ia tidak menyukainya. Ya, itu mungkin memang mengganggu, sangat mengganggu sehingga Xang Ji memutuskan untuk mengikuti Sean diam-diam. Ia ingin menyimak obrolan itu sampai emosinya terpuaskan.

"Apa aku boleh bercerita padamu?" Yibo menjepit ponselnya di bahu, memperhatikan selembaran kertas yang menampilkan pilihan tempat liburan terbaik musim ini di tangan. "Aku adalah orang yang terkadang akan melakukan hal ekstrim untuk mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku merasa sepertinya keadilan itu hanya jika aku mencapai batas kepuasanku saja. Kau tahu orang yang berpikir bahwa dunia hanya berputar di sekitarnya saja? Aku dulu seperti itu."

Sean menuangkan air panas ke dalam cangkir yang sudah diisi teh, lalu mengaduknya perlahan. Biasanya ia akan tidur nyenyak setelah meminum teh yang diberikan oleh sekretaris pribadinya.

"Lalu, apa sekarang kau sudah berubah?" Sean duduk dan mendengarkan suara Yibo yang menjadi lebih kecil.

"Aku pikir, ya. Aku telah berubah. Setiap kali aku berpikir egois, aku akan mengancam diriku sendiri dengan ingatan itu. Ingatan ketika aku hancur dan kesakitan."

Sean tidak tahu apa yang Yibo bicarakan, tetapi dengan tenang tetap mendengarkan. Ia menganggapnya seperti curahan hati dari seseorang yang hidupnya terlalu membosankan, dan teman minum tehnya untuk beberapa menit ke depan.

"Aku memiliki hutang yang harus kubayarkan padamu."

Bagian itu membuat Sean merasa perlu menanggapi. Yibo mungkin tidak mengumbar kata-kata kosong atau karangan murahan untuk menarik perhatian Sean, mungkin saja memang perkataannya mengandung sebuah makna.

"Katakan saja di kehidupan lain, kita sudah mencoba untuk hidup bersama. Kita sudah berusaha untuk saling mencintai, namun dengan keadaan yang salah. Lalu perjalanan kita berakhir buruk karena kesalahanku. Jika seperti itu, apa yang akan kau lakukan?"

Sean yakin Yibo berbicara tentang mimpi yang selalu menghantuinya.

"Aku tidak terlalu yakin, tetapi setiap kali aku mengakhiri hubungan dengan seseorang, aku tidak pernah kembali padanya lagi. Aku tidak mau kembali pada orang yang sama apa pun kondisinya," tutur Sean.

Jawaban yang sangat kuat itu membuat Yibo langsung terhisap ke dalam lamunan yang dalam. Benar apa yang dikatakan Sean, sebenarnya Yibo tidak pantas mendapatkan kesempatan kedua. Kesempatan yang bahkan tidak dikehendaki oleh Sean sendiri, melainkan keajaiban yang mungkin jatuh padanya karena kecerobohan dewa.

IF WE GET MARRIED [TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang