[²⁵] Saudara Tiri?

819 112 26
                                    

"Kau lihat rumah itu? Itu adalah rumahmu, Tuan Muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau lihat rumah itu? Itu adalah rumahmu, Tuan Muda."

Rumah yang ditunjuk seorang pelayan itu tampak mungil lantaran bersandingan dengan rumah utama yang tampil bak istana. Hanya terhalang pagar tembok dan gerbang kecil, bangunan itu disebut milik Xiao Bing.

"Apa Paman baik memberikannya padaku?"

"Bukan Paman baik, tapi ayah. Tuan Muda harus mulai belajar memanggilnya ayah," Pelayan itu menekankan. "Rumah masa depan Tuan Muda itu nanti akan dibuat lebih besar dan cantik. Bagaimana? Apakah Tuan Muda suka?"

Xiao Bing sendiri bingung harus memberi ekspresi seperti apa. Ia begitu bahagia dan menikmati kesenangan sejak dibawa masuk ke rumah ini, namun perasaannya berubah drastis ketika dihadapkan dengan bangunan itu. Bangunan kecil terpisah tersebut terasa memanggil dengan segala keakraban yang misterius.

Tanpa sadar, tangan Xiao Bing mengerat tangan pelayan lebih kuat. Ia merasakan sensasi tidak nyaman kala menatap rumah itu lebih lama.

"Tuan Muda, ada apa?"

Tangan Xiao Bing sedikit gemetar, lalu anak itu segera memalingkan pandangan.

"Aku ingin kembali ke Paman Sean."

Seram, dingin, menakutkan. Begitulah pemikiran Xiao Bing tentang rumah itu. Rumah yang bahkan tidak ia kenal, namun menyambutnya seperti hantu dalam mimpi yang sering mampir di tidurnya. Di beberapa kesempatan ia melirik, Xiao Bing samar-samar melihat begitu banyak balon dan hiasan pesta di halaman depannya. Kemudian, semua pemandangan itu menghilang dan membuatnya ingin menangis.

"Aku tidak suka rumah itu," gumam Xiao Bing murung.

Kaki pelayan tiba-tiba berhenti melangkah, mendadak membuat Xiao Bing mengangkat wajah dan memeriksa apa penyebabnya.

"Tu-tuan Muda Dou Du ...."

Begitulah ia dipanggil, sosok anak lelaki yang lebih tua dari Xiao Bing. Berdiri dengan punggung dan kepala tegak, ditemani seorang lelaki yang ikut memandang Xiao Bing sinis.

"Ada satu mainanku yang hilang, aku kira pasti ketinggalan di sini," tutur Dou Du.

"Oh, kalau begitu, biar saya carikan!"

Pelayan melepaskan tangan Xiao Bing dan berlari kembali ke arah rumah dengan panik dan gugup.

"Kudengar ayahku mau menikah lagi. Apa kau anak dari calon istri baru ayahku?"

Dou Du mendekat dan memperhatikan penampilan Xiao Bing seperti mesin pemindai. Ia tidak tampak puas. Pakaian yang dikenakan Xiao Bing terlihat lusuh di mata Dou Du, bahkan sepatu yang dipakai Xiao Bing seperti sudah dipakai selama lima tahun.

"Pak Xi Yue, aku ingin bicara sebentar dengannya."

Pria tinggi yang membayangi Dou Du menganggukkan kepala kemudian bergerak menjauh dengan patuh.

IF WE GET MARRIED [TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang