{¹¹} Jiwa Yang Mengapung

945 149 37
                                    

Setiap kali menerima pertanyaan dari sang tuan besar mengenai apa saja yang dilakukan Sean di rumah, Hong Ping dengan berat hati akan menyampaikan kebohongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap kali menerima pertanyaan dari sang tuan besar mengenai apa saja yang dilakukan Sean di rumah, Hong Ping dengan berat hati akan menyampaikan kebohongan. Mengatakan bahwa Sean minum obat dengan teratur dan istirahat dengan cukup, berjalan-jalan di halaman atau menikmati tontonan televisi sambil makan camilan.

Hong Ping tidak cukup berani mengatakan bahwa pada malam hari, terkadang Sean akan keluar dari kamar dan berdiri menatap langit yang gelap di tepi balkon. Lalu jika hujan turun, ia akan berlari keluar dan bersembunyi di balik pohon untuk menangis. Ia banyak melamun bahkan sering terjatuh ketika berjalan. Kemudian, ia pernah mengatakan, "Pak Hong Ping, apa aku terlihat seperti benar-benar ada di hadapanmu?"

Sean selalu meminum obatnya tepat waktu seperti apa yang Yibo perintahkan, tetapi memuntahkannya kemudian. Dokter dan psikiater pribadi melakukan tugas memeriksa Sean sesuai jadwalnya, namun mereka berhenti memberi kabar baik.
Kondisi kejiwaan Sean yang sempat membaik kini justru mengalami kemunduran yang jauh.

Sean akan bertanya dan mengatakan hal aneh yang tidak bisa Hong Ping mengerti di sembarang waktu. Seolah ia meragukan kehidupan dan keberadaannya sendiri di dunia ini. Melihatnya lepas kendali mengumbar emosi jauh lebih baik dari pada menyaksikan tubuhnya bergerak dengan jiwanya yang terapung.

Setiap kali melihat wajah Sean yang kosong, rasa khawatir mendesak Hong Ping untuk melakukan sesuatu.

"Kapan tuan besar akan selesai dengan tugas di luar kotanya?"

Shu Ri menoleh menyambut pertanyaan Hong Ping di sela bekerja. Dari raut wajahnya yang muram, kepala pelayan itu tidak terlihat baik-baik saja.

"Mungkin minggu depan sudah selesai jika tidak ada halangan. Memangnya ada apa?" tanya Shu Ri.

Hong Ping menggelengkan kepala, "Tidak ada apa-apa, hanya ingin tahu saja."

Jika Hong Ping bertanya langsung pada Yibo, itu akan menjadi hal yang mencurigakan mengingat Hong Ping tidak pernah ikut campur dalam urusan luar selain lingkungan rumah. Shu Ri yang pastinya mengetahui jelas jadwal Yibo tentu adalah jalan yang aman untuk mendapatkan jawaban. Dan jika itu minggu depan, Hong Ping bisa bernapas lega.

"Tuan?"

Ying Lu mengendap memasuki kamar Sean. Setelah beberapa minggu diliburkan, akhirnya ia bisa kembali bekerja melayani tuannya.

Pintu kamar didorong lebih banyak agar pemandangan ruangan itu terlihat jelas. Berdasarkan kebiasaan Sean yang Ying Lu ketahui, orang itu pastinya masih berada di dalam selimut.

"Ying Lu, ... Apa itu kau?" Sean memanggil dengan suara kecil.

"Oh, Anda sudah bangun? Benar, aku Ying Lu, aku sudah kembali!"

Ying Lu berlari cepat menghampiri ranjang, lalu menyibak selimut yang menutupi Sean perlahan. Warna cerah di wajah Ying Lu mendadak pudar membawa serta semangatnya luntur oleh rasa terkejut.

IF WE GET MARRIED [TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang