01. Maaf, yah, aku mabuk 🔞🔞🔞

2.4K 9 0
                                    

Selamat Membaca

1821 ⚠️⚠️



Satu



Saga baru saja keluar dari club, dengan gagah ia memasuki mobilnya, tetapi tak langsung pergi dari sana. Sesekali ia memerhatikan sekeliling, menunggu satu sosok yang mungkin saja akan keluar dari dalam sana. Saga yakin akan seseorang yang menarik perhatian sejak tadi, gadis itu akan keluar dari sana.

Lalu tiba-tiba, seseorang masuk ke dalam mobilnya, dengan santai membuka kancing kemejanya hingga memperlihatkan bra hitam yang makhluk itu kenakan.

Siapa manusia ini?

“Jalan, mas. Sesuai titik, yah.” Katanya tanpa membuka mata.

Dengan smrik yang perlahan muncul menghiasi wajah, Saga melajukan mobilnya keluar dari area club. Bisa-bisanya ada seekor betina yang salah masuk mobil seperti ini.

“Mas, mau ngewe, gak?” Tanyanya di luar prediksi cuaca Minggu pagi.

“Sama lo?” Gadis itu mengangguk.

“Sebenarnya gue akan tunangan Minggu depan, sialnya cowok gue meninggal karena balap liar dua hari yang lalu. Gue rasanya mau mati aja, tapi gue gak tega liat orang tua gue kalau harus kehilangan anak satu-satunya.” Curhat gadis itu membuat Saga justru tidak tega... Tidak tega menolak pemberian gak sih?

“Rumah lo di mana, gue anter balik.”

“Jangan! Nanti Daddy marah. Mereka gak di rumah, tapi suka mantau CCTV.” Panik gadis itu. “Ke apartemen aja,”

“Alamatnya?”

“Banua,” satu kata membuat Saga cukup paham. Ternyata mereka tinggal di gedung apartemen yang sama.


Setelah tiba di tempat tujuan, gadis itu memberitahu unit dan nomor apartemen, dengan senang hati Saga membawa gadis itu sampai di tempat tujuan. Sialnya, niat baiknya itu tak terlalu berarti karena sepertinya gadis ini memang menginginkan pangkal paha Saga.

Setelah membuka apartemen, gadis itu menarik tengkuk Saga dengan cepat, melumat bibir Saga penuh gairah membuat sang empu tergoda secara perlahan. Begitulah perjalanan Saga menemukan selangkangan baru untuk dijadikan santapan malam.

Seolah tak ingin membuang banyak waktu, Saga menelanjangi gadis itu di ruang tamu, di atas sofa bed.

“Lo yakin mau lakuin ini?” Tanya Saga basa basi. Gadis itu mengangguk tanpa keraguan.

“Lo mabuk, jangan salahkan gue besok kalau lo sadar.”

“Gue gak sepenuhnya mabuk, kok.” Ucap seorang gadis yang sedang mabuk besar.

Penuh hati-hati, Saga memosisikan adik kecilnya di depan milik gadis itu dan dalam sekali hentakan ia berhasil membobol pertahanan sang gadis.

“Shit!” Umpat Saga bersama dengan teriakan gadis itu. “Lo kenapa gak bilang baru pertama, sih?” Saga merasa bersalah. “Gue cabut,” katanya seraya mengeluarkan miliknya secara perlahan.

“Jangan gerak, sakit!” Pekik gadis itu membuat Saga seperti melayang di udara, bukannya kenikmatan malah pegal karena menahan beban tubuh di saat sange-sangenya.

Gadis itu terisak pelan. “Sakit. Kenapa punya lo gede bangat sih?”

“Fuck!”

Karena tak tahan lagi, Saga kembali memasukkan miliknya seutuhnya dan mulai bergerak maju-mundur memompa tubuh sang gadis tanpa peduli teriakan kesakitan manusia ini.

“Aak! Sakit, anj!” Rintih gadis itu Saga abaikan.

“Nanti juga gak terasa lagi, mending lo diam.”

Gadis itu berusaha mendorong tubuh Saga untuk menjauh. Sialnya Saga sudah lupa daratan karena kenikmatan. Ini adalah pengalaman pribadi mendapatkan gadis perawan. Minusnya wajah gadis ini seperti tante-tante girang.

“Gimana? Udah enakan?” Tanya Saga saat melihat gadis itu mulai menggigit bibir bawahnya.

“Akk!” Kagetnya saat Saga dengan tak berperasaan menghentakkan miliknya dengan keras.

“Gueh, mau pipis!” Gadis itu menegangkan pahanya berusaha menahan gejolak yang tiba-tiba muncul dalam tubuhnya.

Saga semakin gencar menggerakkan miliknya membuat gadis itu mendesah tak karuan hingga akhirnya ia mendapatkan pelepasan yang pertama.

Gadis itu seketika seperti mayat hidup, tak bergerak. Kecuali dadanya yang naik turun. Ngomong-ngomong soal dada, ukuran dada gadis ini lumayan besar. Iseng Saga mengukur ternyata justru menjadi mainan, satunya ia masukkan ke dalam mulut, dan satunya lagi ia mainkan dengan tangan. Juga perlahan sang pusaka di bawah sana bergerak mencari kenikmatan lain.

Ayolah! Jarang-jarang ada gadis perawan yang Saga temui selama ini.

Menggunakan berbagai gaya, Saga benar-benar memuaskan sang adik malam itu. Sampai-sampai gadis itu tak sadarkan diri dibuatnya. Setelah dirinya mendapatkan pelepasan, Saga langsung menjatuhkan dirinya di atas tubuh gadis itu tanpa berniat mengeluarkan miliknya.

Masihlah tangannya dan mulutnya bekerja di dada gadis itu.

Salahkan tumpukan daging ini yang terlalu menonjol.


***


Pagi-pagi, gadis itu terbangun lebih dulu dan hampir copot jantung saat melihat kondisi sekeliling terlebih saat mendapati dirinya dalam keadaan yang tak wajar.

Seseorang yang sedang memegang dan mengulum buah dadanya, mereka telanjang, dan selangkangan perih luar biasa. Samar-samar ingatannya kembali memutar kejadian semalam. Ia menghembuskan napas kasar, bukankah ini yang ia cari semalam? Tujuannya ke club memang untuk mencari kenikmatan bukan.

“AKH!” Kaget tiba-tiba saat sesuatu di bawah sana dihentakkan oleh sang empu. Mendadak ia merasa sesak di bawah sana.

Apakah ada sesuatu di dalam miliknya, apakah itu adalah k*nt*l? Astaga!

Sialnya, semakin ia bergerak semakin juga terasa benda asing itu. Seperti membesar seiring waktu.
“Jangan banyak gerak kalau lo gak mau pingsan lagi.”

Ucap om itu dengan suara bariton yang seperti mengajak berumah tangga. Mencoba mengingat, ia penasaran seperti apa wajah om-om yang berhasil memerawaninya ini. Semoga saja kaya raya dan bukan suami orang.

“ARRGHH!” Saga menggeram frustrasi saat gadis itu terus bergerak seolah sedang menggoda dirinya. “Lo sengaja pancing gue?” Tanya Saga seraya mengubah posisi, kini ia berada di atas gadis itu dengan tatapan tak bersahabat.

Dalam cahaya remang-remang, Saga dapat melihat gadis itu hanya melongo memperhatikannya. Pasti sedang tergoda dengan ketampanan Saga.

Karena sudah tak tahan, Saga kembali menjamah tubuh gadis itu sampai mendapatkan pelepasannya. Yang penting si adik nyaman, sudah cukup untuk Saga pagi ini.

Dengan santai, Saga berdiri dan berjalan mencari kamar mandi yang ada di apartemen itu. Ia mandi dan segera keluar mencari makan. Seperti dugaannya, perlengkapan dapur seorang perempuan pasti selalu lengkap.

Tepat saat ia menutup pintu kulkas, ia menangkap bayangan seseorang yang sepertinya berbalik arah dari dapur.

“Woy, tante! Lo gak niat masakin gue sesuatu?” Teriak Saga pada sosok tadi. Tak lama kemudian, muncul dari sana sosok yang hampir saja tak Saga kenali. Gadis itu malu-malu menatap Saga.

Kali ini, Saga yang speechless melihat gadis itu. Gadis yang tadi Saga stempel sebagai tante-tante girang, kini berubah menjadi sosok gadis muda dengan wajah baby face. Rambutnya masih sedikit basah, tubuhnya yang ternyata tidak terlalu tinggi, dan badannya yang tak terlihat seksi seperti saat telanjang. Kali ini dadanya tak menonjol karena sedang mengenakan kaos putih oversize dengan celana pendek yang menampilkan paha mulus gadis itu.

“Lo yang ngentot sama gue tadi, kan?” Tanya Saga blak-blakan. Takut salah orang. Gadis itu tak menjawab dengan wajah yang memerah. “Whatever. Lo bisa masak, kan? Masakin sesuatu dong, apa kek, lapar bangat nih.” Gadis itu berjalan sedikit kurang nyaman mendekati kulkas, mengeluarkan beberapa bahan dari dalam sana yang bisa ia masak dengan daging ayam yang sebelumnya Saga keluar dari sana.

“Nama lo siapa?”

“Mora, Om.”

“Excuse me?”

“Mora, Om.”

“Om?” Tanya Saga kembali memastikan. “Muka gue setua itu?” Kesal Saga bukan main.

“Gak, kok, Om. Maksud saya,—”

“Kesal gue, anjing.” Potong Saga benar-benar kesal. “Lo umur berapa?”

“19 tahun, kak.”

“Kuliah dong sekarang?”

“Iya, kak.”

“Hobi bangat nunduk, muka gue ada yang aneh apa?” Gadis itu menggeleng keras. “Terus kenapa nunduk?” Tak ada jawaban. “Iya udah sih, masalah semalam biarin aja. Lo yang minta duluan, gue awalnya cuma mau antar lo pulang, lo nya aja yang centil sama gue.” Saga menjelaskan. “Masak yang enak, yah, cantik. Gue mau rebahan dulu, pegal nih badan gue semalaman ngewe sama lo.”

***

Mulut Saga minta ditampol gak sih?

Vote, yah. Ini ngetiknya sambil menerima ingat dosa tau, tapi gimana, yah. Udah cukup umur kok, aman kan yah?

Skiplah! Terima kasih telah membaca.

Salam dari Saga.

Isi otak Mora saat ini 👆👆

Tendensi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang