pagi hari ini, Rin sedang bersiap siap ke rumah sakit.
Rin masih tak mau bercermin, karena pantulan dirinya mengingatkannya dengan Sae
ah!. sekarang musim dingin alias salju, mau tak mau Rin harus memakai syal birunya. jujur saja, dia masih agak benci dengan musim salju, karena Sae.
Rin bingung. sebenarnya abangnya ini kenapa sih. ralat, bukan abangnya. Rin sudah tak mau mengakuinya lagi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Rin sampai dirumah sakit, dia berada didepan pintu kamar Sae
sialan. kenapa nomor kamarnya harus 109?, Rin jadi teringat, jika kedua nomor itu adalah tanggal ulang tahun Sae dan dirinya
Rin masuk tanpa permisi. disana terlihat tak ada orang, apakah ini semua hanya prank?. oh tentu tidak, entah mata Rin yang buram atau bagaimana, jelas jelas disana ada seseorang yang sedang duduk di tepi kasur
Rin menghampiri orang itu, orang itu yang tadinya menatap kosong ke luar jendela sekarang jadi menatap mata Rin
Warna matanya persis seperti warna mata Rin. tentu saja Rin, itu adalah abangmu bukan?
Orang tadi alias Sae sangat senang ketika melihat Rin. tapi yang bikin Rin aneh, kenapa orang itu memakai jaket dan syal?. ah iya juga, sekarang sedang musim salju
"Rin, ma-"
belum sempat sae menyelesaikan kata katanya, Rin yang baru tersadar dari lamunannya pun segara menjawab Sae dengan nada yang dingin
"berisik"
padahal Sae ingin meminta maaf atas kejadian 3 tahun lalu
jujur, hari Sae sakit mendengarnya, tapi ini semua adalah kesalahan dia bukan?
Rin yang baru saja menjawab pertanyaan itu pun langsung duduk dikursi didekat kasur Sae. Sae merasa bahwa adiknya sangat berbeda dengan yang dulu (ya kan itu salah elu Jubaedah)
"Rin, apa kau sudah mak-"
"sudah"
Rin langsung memotong ucapan Sae
Rin masih berpikir, mungkin dia akan menanyakan hal itu kepada Sae?
"aku dirumah sakit sudah 2 tahun, Rin"
Rin terkejut bukan main. karena dia sudah 2 tahun?, sakit apa dia?
"aku punya penyakit bernama "nix" aku tak tahu kenapa bisa terkena itu. tapi yang penting aku tak bisa sembuh"
Rin membelalakkan matanya. nix?, apa itu?. dia tak pernah dengar nama penyakit itu, apakah itu adalah salah satu penyakit langka?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.sekarang sudah malam hari. Rin masih menemani Sae, untunglah dia membawa laptopnya agar bisa mengerjakan tugas kuliahnya
tugasnya sudah selesai, dia melihat Sae yang sudah terlelap. sangat indah, secara tak sadar dia tersenyum kecil. tunggu, bukankah dia benci dengan Sae?. menyadari hal itu, Rin langsung sadar dan tak tersenyum lagi
mengingat perkataan Sae yang tadi, dia pun mencari di internet tentang penyakit itu
dan Rin merasa tak percaya, kerena...
.
.
.
.
.
.
.
.
.weitsss, segini dulu yaww
Mon maap author jarang uppbye byee👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Maafkan aku, Rin... (Itoshi brother) {on going}
Teen FictionRin Itoshi, dia sangat membenci kakaknya, yaitu Sae itoshi. tapi, dia mendapat pesan bahwa kakaknya masuk rumah sakit karna penyakitnya