EPS 5

137 12 2
                                    

ah, sial
sepanjang kelas Rin hanya memikirkan Sae.
sekarang adalah musim gugur, Rin melihat kearah luar jendela yang dimana diluar terdapat banyak daun daun yang berjatuhan dari atas pohon.

jam setengah 12 siang
waktu pulang.

Rin buru buru membereskan barang barangnya dan pergi kerumah sakit

ada sesuatu yang menjanggal dihati nya sepertinya dia harus menanyakan kedokter tentang penyakit itu

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

sesampainya dirumah sakit, Rin langsung menuju ke lift dan memasuki lift itu
sepi
Rin menghela nafas lega karena sedang sepi
dia tak terlalu suka keramaian

Rin memencet tombol 3, yang berarti dia ingin ke lantai tiga

lift bergerak naik, sampai akhirnya pintu lift pun terbuka

Rin langsung menuju ke kamar Sae. baru saja membuka pintu, dia sudah melihat ada seorang dokter dan juga perawat
mungkin hanya mengecek. pikir Rin
Rin memutuskan untuk menunggu diluar kamar
cukup lama, sekitar 10 menitan dokter dan perawat itu berada didalam sana

sampai akhirnya sang dokter dan perawat pun keluar dari sana, dokter yang memakai jas putih itupun menghampiri Rin.

"keluarga pasien?"
kata sang dokter

"ya?"
kata Rin, Rin juga berfikir. yang didepannya ini adalah dokter Sae, jadi mungkin dia bisa menanyakan tentang penyakit Sae

"seperti yang kita tahu, penyakit Sae semakin lama semakin parah"

"maaf dok, sebelumnya. kalau boleh tahu, apa penyakitnya?"

"NIX, penyakit langka yang hanya 1.2% orang yang mempunyai itu akan berakhir tidak selamat"

mata Rin membelalak karena ucapan dokter yang bilang bahwa yang terkena itu tidak akan selamat

"boleh tolong jelaskan lebih rinci?"

"baik, jadi singkatnya NIX itu adalah nama latin salju. dan penyakit ini juga berkaitan dengan salju, peneliti hanya bisa menyimpulkan bahwa seseorang yang terkena penyakit ini akan ada bunga es didalam tubuhnya. yang terkena akan terus merasakan kedinginan dan..."
dokter tersebut menjeda perkataannya

"dan?"
tanya Rin yang sudah penasaran

dokter tersebut menghela nafasnya
"dan bunga es itu akan terus menerus menggerogoti tubuhnya, yah... singkatnya seperti diabetes yang akan terus memakan tubuh si seseorang yang terkena ya"

dokter tersebut melihat Rin yang sudah mulai menundukkan kepalanya
"mungkin dia tak lama lagi, penyakitnya pun tak bisa disembuhkan"

"jadi... meminta maaf lah, dia juga sudah berkali kali meminta maaf sembari menangis"

Rin membelalakkan matanya, bagaimana dia tahu?

dokter tersebut hanya tertawa kecil
"dia sering bercerita tentang kau ke aku, kata dia. kau adalah adiknya yang paling dia sayang, dia tak pernah membencimu"

tiba tiba ada perawat yang tadi menghampiri dokter tersebut

"dok?, maaf mengganggu pembicaraan kalian. tapi ada pasien lain yang harus diperiksa"

"hm?, baiklah. saya duluan ya"
dokter itu pergi

Rin masih terdiam, sembari mengumpati dirinya sendiri

"bodoh, bisa bisanya kau tidak tahu kalau Sae punya penyakit. bodoh"
kata Rin dengan nada pelan
Rin terus mengumpati dirinya sendiri sampai sampai ia tak sadar jika air matanya mulai menetes

Rin dengan cepat langsung mengusap air matanya dan membuka pintu

disitu terlihat Sae yang sedang membelakangi pintu karena sedang melihat pemandangan

Rin tetap diam disana sembari melihat Sae

"aku ingin sembuh, tidak bisa ya?"
kata Sae bergumam sendiri

Rin yang mendengar itu refleks menundukkan kepalanya

"aku juga ingin kuliah atau bekerja seperti yang lain, memang tidak bisa. seandainya waktu bisa diulang, aku akan minta maaf ke Rin dan bilang bahwa aku tak pernah membencinya"

"memang tidak adil, aku memaki makinya tapi aku hanya bisa meminta maaf hanya dengan mengucapkan kata maaf. kalau saja aku tidak terkena ini, aku akan mengajak Rin kemana pun yang dia mau sebagai tanda permintaan maaf"

"aku tak bisa sembuh, pasti Rin juga tidak peduli jika aku tidak ada. ini semua memang salahku"

Rin diam masih diam disana, lalu entah kenapa tubuhnya refleks berjalan ke kursi yang ada disamping ranjang Sae

Sae segera menoleh dan mukanya terlihat senang
"eh??, ada Rin?, dari kapan kamu kesini?"
tanya Sae dengan nada yang senang

Rin hanya tersenyum kecil
"baru saja sampai"

"Rin sudah makan??"

"sudah kok"
"aku juga sudah tau semua"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

helloooooooo, plis aku mint maaf bangettt
aku lama banget udah ga up, maaf yaa😔🙏🏻
aku akhir akhir ini sibuk sama urusan di rl
jadi kayanya kalian bakalan nunggu lama lagi untuk update selanjutnya
terima kasih ya yang udah ngikutin cerita ini dari perkenalan sampe eps 5 🙃
OHIYAAA
jangan lupa kasih vote yaaaa
okeee segitu duluuu

babayyyy (⁠「⁠'⁠・⁠ω⁠・⁠)⁠「

Maafkan aku, Rin... (Itoshi brother) {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang