I Feel Unloved

416 28 19
                                    

CANDA'S POV

--------——


Terhitung baru H-1 pindah divisi, template "ok noted mas" lengkap dengan emoji 🙏 udah keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Terhitung baru H-1 pindah divisi, template "ok noted mas" lengkap dengan emoji 🙏 udah keluar.

Sebelum chat Mas Ales makin panjang, aku segera izin ke Lintang agar boleh duduk duluan menyusul Ayah di food court lantai paling atas. Gila sih, AEON cabang Tanjung Barat ini kan itungannya masih mall baru, tapi penuhnyaaa udah kayak antrean audisi Indonesian Idol. Apa weekend begini semua orang Tanjung Barat ngumpul di sini?

Seperti mantra, kuingatkan berkali-kali ke abangku dia harus pulang sebelum jam makan siang karena kami mau merayakan ultah Ibu. Memang sih rencana ini dadakan. Awalnya aku dan Ibu mau bikin tumpeng aja. Tapi semalam request-nya berubah jadi pengen makan sushi gara-gara nonton youtubenya Ria SW di Jepang. Spesifik minta siang pula. Suka gak suka, niatku nonton The King's Man dan Yowis Ben Finale hari ini batal. Ibu dulu, baru sinema.

Terus ujung-ujungnya apa?? Mas Kana absen ikut karena kecapekan abis nyetir dari Cawang?? Halo?? Masih jauhan kantorku di Kebon Jeruk lho?! Naik KRL transit Manggarai lagi?! Tau gitu berangkat dari tadi kan! Kalopun gak dapet tempat di bawah, minimal gak belanja pas Mas Ales nge-chat.

"Halo, Mba? Dede masih di area assorted sushi. Mbacan di mana?"

"Mba titip chuka idako sama inari isi salmon aja ya. Kalo gak salah di deket-deket section kamu," jawabku sambil berusaha menyelinap keluar dari area sushi. "Oh iya, itu... abis ini kamu telpon Ibu dong. Tadi Ibu bilang mau liat ayam bakar."

"Oh iyaaa Dede lihat Mbacan. EEEH AWAS!"

DUKKK!

Tepat setelah suara keras itu terdengar, pinggang kiriku mendadak nyeri. Ah, mantap. Pasti abis ciuman sama sudut meja karena selain suara dukkk tadi, aku juga dengar suara piring beradu saat meja bergetar. Walau nyeri, kupaksakan diri berbalik mencari keberadaan Lintang. Takut anaknya keceplosan nyusulin aku ke bagian luar area sushi sambil bawa sekeranjang makanan yang belum dibayar.

Bener aja, dia buru-buru jalan menembus kerumunan.

"Ehh jangan keluar! Kamu lanjut gih! Mba gapapa."

"Beneran?? Suaranya kedengeran sampe sini. Dede ke situ ya."

"Itu... suara piring, makanya kenceng. Enggak kok Mbak gapapa. Kamu lanjut aja beliin sushi. Kasian Ayah sama Ibu belum makan siang. Dah dulu ya."

Percayalah aku ini aslinya jauh dari kata clumsy. Tapi kalo lagi buru-buru beresin banyak hal sekaligus, ending-nya kadang suka apes. Kayak adaaa aja hal buruk yang terjadi. Abis itu nyesel, muhasabah diri kok yaa gak hati-hati.

Sebelum pinggangku berubah warna jadi burgundy, ada baiknya aku settle di atas dulu. Harusnya di tas Doraemonku masih ada salep Zam-Buk.



Jokes on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang