08

4 0 0
                                    


Evelyn menatap layar ponselnya yang sudah gelap. Percakapannya bersama Kinara telah selesai beberapa saat yang lalu namun, pikirannya masih melayang pada pertanyaan yang Kinara lontarkan tadi.

"Lo udah move on 'kan?"

Gadis itu menutup matanya dengan tangan lalu menghembuskan nafasnya lelah. Jika ingin jujur, Evelyn belum bisa melupakan sosok itu namun tentu saja hal itu hanya dirasakan sepihak olehnya karena sang mantan kekasih—Fernando mungkin sudah melupakan segala hal yang berhubungan dengan Evelyn, mengingat pemuda itu yang memutuskan hubungannya demi hal yang ingin dia gapai.

Satu dari banyak hal yang membuatnya bisa dekat dengan Kinara adalah karena keduanya jatuh cinta pada orang yang salah.

Evelyn kembali membuka ponselnya, melihat keadaan sosial media namun malah tak sengaja melihat salah satu postingan yang disukai oleh teman perkuliahannya. Sebuah video pendek dimana seorang pemuda tengah tampil di atas panggung megah, bernyanyi dengan suaranya yang indah, diikuti oleh para penggemarnya yang menggila.

Dulu hanya Evelyn yang menyukai lagu-lagunya tapi kini ada banyak orang pula yang mengikuti sosok itu, memuji parasnya, menyanyikan lagu buatannya bahkan mendukungnya terus-menerus.

Pemuda itu telah bersinar dengan sangat terang hingga dia tak mau lagi berada di bawah bersama dengan Evelyn.

"Gimana mau move on kalau dia muncul terus di fyp gue." Gumam Evelyn.

Bohong jika dia bilang dia bersekolah jauh-jauh ke Australia karena ingin mencoba suasana baru dan sistem pendidikan yang baru, nyatanya Evelyn ingin melupakan Fernando dan semua kenangan yang mereka ciptakan di negara kelahiran mereka tersebut.

Tapi meskipun begitu, Evelyn sudah hidup lebih baik sekarang. Setidaknya dia tidak akan mengalami mental breakdown lagi ketika mendengar nama sang mantan kekasih. Dia sudah bisa berdamai dengan keadaan.

"Now, it's time to read the book you haven't read." Katanya lalu bangkit dari posisinya di atas kasur, menuju ke meja belajar.

-

Ujian Semester telah selesai, nilai pun telah keluar—tidak terlalu bagus namun Kinara cukup puas, setidaknya tak ada mata kuliah yang perlu dia ulangi tahun depan. Jadwalnya menuju Seattle juga nanti bulan depan; masih ada waktu untuk bersantai.

"Kak, Yuk ke Bioskop." Itu suara Reyhan yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.

Kinara mendecih, "Budayakan mengetuk pintu kalau mau masuk kamar cewek, Untungnya gue nggak lagi naked."

Reyhan memutar bola matanya malas, "Faktanya, kak Kin nggak lagi naked kan? Jadi mau ke bioskop atau nggak? Kita bertiga, aku, kie sama kak kin."

Bocah satu ini memang benar-benar di manja, yah sebelum kedatangan Kiesha—Reyhan memang anak paling bungsu di keluarga Wijaya. Kinara menghela nafas, "Nggak. Mager."

"Kalau di kamar terus entar jadi babi."

"Kalau lo disini terus entar jadi mayat." Balas Kinara membuat Reyhan terdiam. Apakah kakak perempuan memang semenakutkan ini?

"Nobar aja sih dirumah, nanti gue bikin popcorn."

Reyhan yang tadinya terdiam akhirnya mulai tersenyum senang, "Okedeh." Katanya lalu pergi darisana.

Kinara menghela nafas, Reyhan dan Steven kadang-kadang jika dilihat memiliki sifat yang cukup mirip—keras kepala dan selalu memaksakan keinginan mereka namun akan Kinara usahakan agar sifat bangsat milik Steven tak akan menurun juga pada adiknya itu.

Baru saja dia hendak keluar dari kamar, ponselnya yang sedang di charge berbunyi. Panggilan dari sang kepala program studi, langsung saja diangkat oleh Kinara.

"Halo?" Sapa Kinara lebih dulu,

"Halo, Kinara? Maaf banget yah sebelumnya, tapi ternyata ada perubahan rencana. Kamu nggak akan ke Seattle"

Mendengar itu tentu saja Kinara senang bukan main. Itu artinya dia tak perlu meninggalkan rumah dan pergi sangat jauh. Namun sayang sekali, kesenangan itu tak berlangsung lama karena sang dosen kembali melanjutkan ucapannya.

"Tapi kamu bakalan ke Singapura..."

Jujur saja, hal itu lebih buruk daripada pergi ke Seattle.

"Gimana, bu?"

"Iya, jadi ternyata kuota exchange students ke Seattle hanya dikhususkan untuk mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan Fakultas Ilmu Sosial. Oleh karena itu, untuk semeseter selanjutnya kamu bakalan mencoba studi di Nanyang University, Singapore." Jelas sang dosen.

Membuat pikiran Kinara mulai melayang, memikirkan segala hal. Nanyang University memang sebuah perguruan tinggi yang tersohor, merupakan suatu kehormatan apabila bisa mencoba studi disana selama satu semester namun... Singapura. Ada hal lain yang juga berada di sana, sosok yang Kinara coba hindari— siapa lagi jika bukan Hanes?

Meskipun sang pemuda telah melupakannya karena amnesia yang dia derita namun melihat wajah itu hanya akan membawa luka yang Kinara sembunyikan semakin muncul ke permukaan. Kesempatannya bertemu Hanes memang kecil namun bukan berarti tidak ada sama sekali.

"Kak, jangan ngelamun ntar popcornnya gosong." Kata Kiesha membuat Kinara sadar.

"Iya, sorry." Dilihat popcorn yang dia buat telah matang sepenuhnya. Api kompor Kinara kecilkan, bersamaan dengan datangnya Steven untuk mengambil minum.

Hubungan keduanya masih lah dingin seperti biasa, namun Kinara perlu menanyakan sesuatu pada Steven.

"Steve."

Mendengar namanya dipanggil oleh Kinara, tentu saja membuat Steven terkejut. Gadis itu selalu menghindar untuk bertukar kata dengannya, bahkan menatap wajahnya saja tidak mau. Tapi kenapa kini dia yang buka suara terlebih dahulu?

"Ke-kenapa?" Tanya Steven, sedikit gugup, tamparan gadis itu dua tahun lalu cukup perih membuat bagian dalam mulutnya berdarah. Bukan tanpa alasan, Steven merasa was-was sekarang.

"Hanes kuliah di universitas apa?"

Kening Steven mengerut, "Buat apa nanya kayak gitu? Jangan bilang lo masih suka Hanes?"

Kinara menggertakan rahangnya, "Jawab aja apa susahnya sih?"

Menelan ludahnya gugup, Steven merasakan nada bicara gadis disampingnya mulai tidak ramah. "Nanyang." Jawabnya lalu segera pergi dari sana.

Terdiam. Pikiran Kinara kembali melayang. Perasaannya mengatakan bahwa ini buruk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seasons With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang