03

13 1 1
                                    

Hari ini hujan lagi namun kali ini Kinara tidak berdiri di halte sendirian dan kedinginan. Sekarang, Kinara sedang berada di sebuah cafe yang biasa dijadikan tempatnya bersama dengan teman-temannya untuk berkumpul. Kinara dengan empat temannya tengah berbincang sambil menunggu hujan reda,

"Minggu depan udah minggu ujian aja." Ucap Anya, memikirkan satu minggu penuh dengan ujian membuatnya merasa tertekan begitupula teman-temannya.

Kinara mengerang, "Duh, gue nggak yakin nilai gue bakalan bagus."

"Makanya belajar, bukan nonton drakor." Kata Alina,

"Please, mirror yourself... lo juga palingan maraton going seventeen lagi." Balas Kinara membuat Alina menyengir.

Memang agak lain para mahasiswi-mahasiswi ini. Perbincangan kembali mengalir, tentang mata kuliah, selebriti, bahkan mengenai kehidupan orang lain. Terlalu fokus berbincang mereka tak menyadari jika ada sosok lain sedang berjalan ke arah mereka.

"Eh, Kinara?"

Mendengar namanya dipanggil, sontak Kinara menoleh dan mendapati sosok yang dia kenal sebagai salah satu teman Steven; Jonathan Daylon. Pria yang membawa title cold prince waktu mereka SMA dulu, karena pembawaannya yang pendiam dan irit bicara namun berwajah tampan dengan tatapan tajam. Meskipun begitu, Kinara tak pernah bertukar sapa dengan pemuda itu. Lagian mereka juga tak pernah memiliki kepentingan akan satu sama lain.

Oleh karena itu, ketika Jonathan menyapanya Kinara hanya bisa menatap pemuda itu dengan kebingungan.

"Kenapa?"

Jonathan terdiam sejenak kemudian bertanya, "Lo kenapa belum balik?"

Kinara saling tatap dengan teman-temannya yang juga mulai merasa aneh dengan pemuda yang tiba-tiba datang mengganggu sesi gibah mereka.

"Gue masih mau hang out bareng temen-temen gue." Jawabnya, berusaha agar terdengar sopan.

Jonathan hendak bersuara lagi namun terhenti saat pintu cafe terbuka dan muncullah tiga orang yang juga Kinara kenal. Siapa lagi kalau bukan Steven, Viona dan... Hanes. Kinara akhirnya paham kenapa Jonathan menanyakan hal tersebut, karena dia tak ingin Hanes bertemu dengannya.

"Jo!" Sapa Steven, berjalan ke arah Jonathan yang masih berdiri di dekat meja tempat Kinara dan teman-temannya duduk. Pemuda itu kembali terkejut saat melihat keberadaan Kinara namun dia tutupi dengan baik. Padahal dia sudah berusaha sebaik mungkin agar Hanes dan Kinara tidak bertemu namun sepertinya takdir sedang memusuhi Steven sekarang.

"Lo kenal saudara tirinya, Steven?" Itu adalah suara Hanes. Dia sadar bahwa Jonathan tengah berbincang dengan Gadis yang dia ketahui sebagai saudari tiri sahabatnya itu.

Hanes tak bisa menolong, apabila suaranya terdengar sangat judes sekarang. Dia hanya merasa iri, semua orang nampaknya mengenal gadis itu sedangkan dia hanya mengenalnya sebagai 'Saudari tiri Steven'.

Jonathan mengangguk saja tanpa berbincang lebih jauh, "Udah, kita cari tempat duduk aja." Tarik Steven, berusaha agar kerumunan mereka menjauhi Kinara.

Di sisi lain, Viona menyadarinya. Dia melihat bagaimana mata Jonathan selalu mengarah pada Kinara apabila gadis itu berada di ruangan yang sama dengan mereka dan bagaimana Steven selalu berusaha untuk memisahkan Hanes dari berpas-pasan dengan Kinara.

Sebenarnya ada apa?

Flashback on.

Viona Aruna—Gadis cantik, kaya raya dan berprestasi; kepribadiannya ramah terlepas wajahnya yang terlihat sombong namun Viona sangat rendah hati. Dia tak segan untuk berbagi dengan orang lain namun jika mengenai Hanes Kanigara maka Viona ingin bersikap egois.

Dia menginginkan Hanes untuk dirinya sendiri.

Oleh karena itu, ketika di tahun terakhir masa sekolah menengah atas mereka, Viona memilih untuk mengutarakan perasaannya pada Hanes dan atas dorongan serta dukungan teman-teman mereka, Hanes membalas perasaannya. Keduanya berpacaran, menjadi pasangan yang di kagumi serta disukai oleh orang lain.

A couple made of heaven, they said.

Tapi hal itu tak berlangsung lama ketika seminggu berpacaran, Hanes tiba-tiba terlihat sangat kacau. Dia terkadang kedapatan berlari mengelilingi sekolah, seperti mencari sesuatu. Ketika ditanya, dia hanya akan tersenyum sambil menggeleng dan mengatakan "Bukan apa-apa."

Viona sadar, sejak hari itu ada sesuatu yang aneh.

Firasatnya benar. Karena hari itu, Hanes mengalami kecelakaan parah.

Viona tak tahu detailnya namun tiba-tiba orang tua Hanes mengatakan bahwa mereka akan pindah ke Singapura. Tiba-tiba mereka ingin Hanes dan Viona bertunangan. Semua sangat cepat namun Viona senang. Dia bisa memiliki Hanes hanya untuk dirinya sendiri.

Flashback off.

Viona menatap wajah Hanes yang tatapannya sekarang mengarah pada Kinara. Gadis itu bukanlah sosok yang luar biasa, ketika bertemu Steven; dia selalu memasang wajah datar sedangkan pada Reyhan—adik Steven—dia bisa tersenyum lebar dan menjadi periang. Semasa SMA, Kinara juga bukan sosok yang selalu menjadi sorot perhatian meskipun dia selalu membawa nama Sekolah ke kompetisi-kompetisi Ilmu pengetahuan dan menempati tempat pertama.

Kinara is an ordinary girl.

Namun, kenapa dia bisa menarik atensi Hanes dan Jonathan dengan mudah?

"Lo nggak mau kenalin adik lo itu ke gue?" Tanya Hanes tiba-tiba pada Steven membuat pemuda itu kebingungan.

"Ngapain?"

Hanes mengerjap. Benar juga. Kenapa dia harus mengenal adik tiri Steven?

"Udah, dia anaknya introvert banget dan nggak suka deket-deket orang baru. Biarin aja." Kata Steven.

Tapi Hanes merasa tidak puas. Dia ingin mengenal gadis itu, ingin memanggil namanya dan berada dekat dengannya.

Terdiam. Hanes sekarang mulai kebingungan dengan jalankerja kepalanya.

Seasons With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang