Bab 2

803 109 3
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto

Cerita ini milik Aizashinra

.

DON'T LIKE DON'T READ!!

JANGAN PLAGIAT JUGA!!

.

SASUHINA FANFICTION

.

Warning : OOC, Gaje, Cerita Pasaran dll.

Happy Reading 😊




Sasuke Uchiha menghela nafasnya untuk kesekian kali setelah ia kembali mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi. Di ruangan pribadi tempatnya mengerjakan tugas sebagai putra mahkota, lelaki berambut gelap itu menyandarkan tubuhnya di kursi.

Alisnya bertaut saat dirinya kembali mengingat percakapannya dengan Hinata kemarin siang.

Tak ada ekspresi yang berarti dari gadis itu saat ia menyetujui pembatalan pertunangan antara mereka. Tidak ada raut sedih maupun kecewa. Datar saja. Bahkan Hinata tampak sangat tenang.

Ayolah, Hinata adalah seorang budak cinta yang nekat melukai dirinya sendiri dan hampir kehilangan nyawa karena pembatalan pertunangannya tapi sekarang gadis itu malah terlihat santai.

Sasuke juga masih mengingat jelas jawaban Hinata saat dia bertanya mengenai alasan kenapa gadis itu bisa setuju.

"Perkataan anda adalah perintah jadi mana mungkin saya berani menolak perintah dari seorang putra mahkota seperti anda."

Itulah yang diucapkannya. Hinata pun terlihat sangat tenang saat mengatakannya, seolah tanpa beban.

Dan... apa-apaan sikapnya itu? Selama Sasuke menemuinya disana, Hinata bahkan hanya dua kali menatapnya, selebihnya gadis itu akan menunduk tanpa mengangkat lagi kepalanya.

Ya sebenarnya bagus, tapi masalahnya sikapnya itu bukan untuk menghormati, Sasuke justru merasa Hinata tengah menghindar dan berniat membuat jarak dengannya.

Apa mungkin Hinata sudah sadar bahwa dirinya telah melakukan hal yang bodoh makanya sekarang dia berusaha menerima keadaan dan membatalkan pertunangan?

Ya, mungkin saja seperti itu. Karena memang tak ada alasan lain lagi yang dapat Sasuke pikirkan selain itu. Atau mungkin... Hinata memang berniat menyerah saja untuk mendapatkan hatinya?

Sasuke menggeleng cepat. Yang manapun jawabannya sebenarnya Sasuke tidak harus peduli. Justru seharusnya dia senang karena dapat terlepas dari gadis yang dijuluki Lady Devil tersebut, tapi... kenapa dia malah merasa sangat terganggu dengan hal itu?

"Ah sial." Umpat sang pangeran Hidlevile sembari mengusap wajahnya frustasi.

Membayangkan Hinata yang menyerah, entah kenapa rasanya Sasuke sedikit tidak rela.

.

.

.

Let It GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang