1.

559 28 1
                                    

haii, kita bertemu lagi😍

janlup votmen, ya-!!!

o0o0o0o

"JOYYY," pekik seorang gadis seraya berlari kencang dan langsung memeluknya begitu saja.

gadis yang dipanggil Joy itu menghela nafas pelan, jika, ia tida bisa menyeimbangkan tubuhnya. maka sudah pasti ia dan sahabatnya itu akan terjatuh. dan berakhir menjadi tontonan orang-orang dibandara soekarno hatta.

"Bunda sama Ayah?" tanyanya saat melihat sahabatnya seorang diri, dia Geraldine Alika Joey Valerie.

sedangkan yang ditanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya tersenyum kikuk. "Gua duluan, karena gasabar mau ketemu Lo," sahutnya, dia Nadinne Frisly Wijaya.

Alika menyentil kening Nadinne. "Kebiasaan," sedangkang sang-Empu yang disentil hanya cengengesan.

"Joy," panggil seorang wanita dewasa dengan senyum yang mengembang.

"Bunda," lirih Alika, ia berlari mendekati wanita dewasa itu dan memeluknya dengan erat.

Mila Friska. wanita dewasa yang berstatus sebagai Bunda Nadinne.

Mila mengusap rambut Adara dengan lembut. "Gimana kondisi Kamu selama disini, Sayang?" tanyanya.

belum sempat Alika menjawab. tiba-tiba, "Yang dipeluk Bunda aja, nih? Ayah enggak?" rajuk pria dewasa yang entah kapan tibanya. dia, Lian Wijaya.

Alika membulatkan matanya. dia berjalan kesamping dan memeluk Lian. "Ayahhh, Joy kangen. kenapa kalian betah banget di Pranciss?!" rengek Alika yang masih didalam dekapan Lian.

Lian terkekeh pelan. "Ya 'kan Ayah kerja disana, Sayang. gimana kondisi Kamu selama disini? baik-baik aja 'kan? makan sama tidur teratur apa enggak? terus, pasti lambung kamu sering kambuh, ya? karena kebanyakan makan pedes sama es cream?" tanya Lian bertuntun.

Mila melototkan matanya saat melihat Suaminya bertanya begitu bertuntun kepada Alika.

"Yaampun, ayah. pertanyaannya," Nadinne menepuk jidatnya. mending lah ya kalo 1 atau dua pertanyaan bertuntun. lah ini? huh, sungguh tak habis fikir.

"4 tahun kita ninggalin Joy disini. wajarlah, Ayah banyak tanya," celetuk seraya menatap Mila dan Nadinne sebal.

Alika terkikik pelan. "Mending kita makan dulu, yuk. Joy, belum sarapan dari pagi soalnya," ujarnya seraya tersenyum lebar hingga menampilkan giginya.

Nadinne memicingkan matanya ke arah Alika. "Apa jangan-jangan selama kita di Pranciss, Lo jarang makan?!"

Alika hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Jangan dibiasain," gerutu Lian seraya mencubit idung Alika gemas.

"Bilang sama Bunda, selama 4 tahun kemarin. berapa kali masuk rumah sakit!?" tanya Mila seraya menatap Alika garang.

Alika menggaruk tengkuknya yang tak gatal. karena hampir tiap bulan ia masuk ke rumah sakit. "Gatau. kayanya lebih dari dua puluh kali deh," cicitnya.

"Ya Allah, Alika!" Mila meraup wajahnya frustasi, pantas saja anak dari almarhumah sahabatnya ini terlihat kurus.

"Pantesan badan Lo kurus banget. kurang gizi ternyata,"

"Udah-udah. mending Kita cari restoran dulu didekat sini," lerai Lian lalu merangkul Nadinne dan Alika.

"Bunda, ga dirangkul, nih? tega banget," cetus Mila.

Alika, dan Nadinne terkekeh pelan. Bunda-nya itu sangat cemburuan sekali, padahal mereka anaknya.

Lian melepaskan rangkulannya. lalu berjalan mendekati Mila, "Utututuuu, kasian banget istri Aku. yauda, sini katanya mau dirangkul,"

Alika tertawa ringan. yah! setidaknya dengan kehadiran keluarga(palsu)nya itu, hidup dia sedikit berwarna, lagi.

"Apasih. dikira Aku anak kecil kali," sebal Mila.

"Kamu 'kan emang anak kiciy. masih sering cemburu tuh sama anak sendiri," ledek Lian.

"Duluan aja yu kita, Joy. Ayahmu ngeselin soalnya," cetus Mila seraya menatap kesal sang-Suami, sembari merangkul Alika.

"Sayangku, Istriku. ko kamu gitu sih?!" Lian sedikit berteriak.

bukannya menjawab atau membalik 'kan badannya dan menghampirinya. Mila malah mengacungkan jari tengahnya, yang membuat Lian tertawa ringan.

Nadinne hanya menggeleng-geleng 'kan kepalanya pelan, saat melihat tingkah aneh sang-Bunda.

"Yauda. Ayah mau sama Fisy aja," ujar Lian tak mau kalah, seraya merangkul putri semata wayangnya. dan tak lupa berjalan sedikit cepat untuk menyamakan langkahnya dengan langkah sang-Istri dan Alika.

o0o0o0o

"Kamu masuk SMA, mana, Joy?" tanya Lian sembari menunggu pesanan mereka.

"SMA Aditama. tapi, sebelumnya Joy homescholling, dan kemungkinan tahun sekarang bakal masuk dengan normal," jelas Alika.

"Ada yang harus di urus lagi?" tanya Lian, dan dengan cepat Alika menjawab dengan gelengan.

"Yauda. besok Bunda sama Ayah daftarin Fisy disana, tenang aja, pasti diterima ko, dan bakal satu kelas sama, Joy." ujar Mila seraya tersenyum.

Lian menyipitkan matanya, merasa curiga akan apa yang dilakukan sang-Istri. bagitupun dengan Nadinne dan Alika.

"Ibun, gaakan ngelakuin hal aneh 'kan?" tanya Nadinne seraya menatap Mila dengan sinis.

Mila memutar bola matanya malas. "Istrinya Aditama, Raya. itu sahabat Bunda sama Mama Joy waktu SMP sampai kuliah, bahkan sampe dapet pendamping masing-masing." jelasnya.

Nadinne, Lian dan Alika hajya mengangguk-ngangguk 'kan kepalanya paham seraya ber-oh ria.

"Oiya, Joy. Papa Kamu gimana. kabarnya?"

Mampus!

o0o0o0o

dicerita ini setiap bab-nya gaakan sebanyak cerita "Lea Or Adara ( ? )"

jadi. paling banyak palingan cuma 800 kata. kalo mentoknya 600 kata.

and see u dichafter selanjutnya ya, seng❤️‍🔥

Alika Joey!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang