04. Tetanga julit

17 1 0
                                    

𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓
*بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ*
𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓 𝅒 𝅓
-
-
-
Typo bersebaran
Tandai📌

Matahari mulai memancarkan cahaya hangat, burung - burung berkicau dengan merdu suara berisik anak - anak pergi sekolah menghiasi suasana pagi hari ini.

Hari ini adalah hari pertama untuk pengantin baru melakukan aktifitas seperti biasa.

Aira sudah sibuk dengan alat dan bahan masakan, pagi ini ia agak kesiangan untuk memasak karena malam tadi ia harus membereskan kamarnya.

Tak membutuhkan waktu lama Aira dengan cepat menghidangkan makan lezat dan pastinya bergizi. Makan itu adalah nasi goreng sayur.

Di dalam kamar Arvano sedang bingung mencari sebelah kaos kakinya, kamar yang awalnya rapi kini seperti kapal pecah. Baju dari dalam lemari kini berserakan di atas kasur.

Ia frustasi mencari sendiri, pada akhirnya ia memutuskan memanggilnya Aira untuk membantunya.

"Aira...,"panggil Arvano dari kamar.

Aira yang ada di dapur segera menghampiri Arvano "ada apa mas..," tanya Aira dari balik pintu kamar Arvano.

Pintu terbuka, memperlihatkan kamar Arvano yang sangat berantakan. "Bantu gue cari kaos kaki," ucap Arvano mempersilahkan Aira untuk masuk.

Aira mulai menyusuri laci - laci yang ada di kamar Arvano. "Siapa yang menyuruh lo bukak laci?," ucap Arvano, membuat Aira mematung bingung.

"Kan tadi mas.. Minta tolong carikan, jadi saya cari disini." ucap Aira.

"Lo cari di tumpukan baju itu,"tak banyak bicara Aira segera membuka satu - persatu.

"mas..," panggil Aira

"Hmm.. Jangan panggil - panggil cari yang benar gue udah telat," ujar Arvano.

"Ini udah ketemu," ucap Aira, Arvano segera menghampiri Aira dan menyodorkan sepasang kaos kaki.

Mata Arvano membinar, "nah ini yang gue cari," Arvano segera menggunakan nya.

Tanpa ia sadari Aira masih ada di hadapan nya, "lo ngapain masih disini?," tanya Arvano dengan sinis.

Aira tersenyum tipis dibalik kain cadar nya, "saya mau ajak mas sarapan,"

"Gak gue udah telat, nanti gue sarapan di kantor," ucap Arvano.

"Oke kalau begitu saya beresin makannya dulu," Aira keluar dari kamar Arvano.

Aira sudah siap untuk pergi ke butik begitupun Arvano, hari ini menjadi hari yang berbeda buat Aira karena hati ini ia sudah menjadi istri dan pastinya yang ia pamiti adalah suaminya.

Aira sudah menunggu Arvano di teras rumah, banyak mata yang melihat aneh pada Aira karena mereka hanya mengetahui bawa Arvano masih singgel.

Hingga ada yang menghampiri Aira "Permisi...," ucap ibu - ibu paruh baya ber rambut putih yang di gelung.

"Mari... Bu ada perlu apa?," tanya Aira.

AKULAH RATUMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang