51. Cuplikan (Happy Version)

107K 7.1K 642
                                    


Hi guys! Aku mau ngingetin kalau yang kalian baca ini (Ecce Happy Version) merupakan What If yaaa
(Seandainya jika mereka happy ending)

Jadi, alur Diamond Gang secara keseluruhan tetap mengikuti yang lama, yaaa (yang anva jadi ubi)

Terima kasih semuanya.

****

"Tangan gue..."

Canva seperti tidak bertenaga saat tangan kirinya yang terbalut infus itu dilindas oleh Farzan yang tiba-tiba duduk di ranjangnya. Sahabatnya itu seketika bangkit dengan wajah kaget sekaligus menyesal. Canva tahu kalau Farzan tidak sengaja melakukannya. Makhluk grasah-grusuh itu memang hobi duduk di sembarang tempat tanpa melihat sekitar.

"Baru bangun lo suruh koma lagi, Zan," sindir Marvin yang kini tengah berdiri di pojok ruangan. Jujur, sekilas Canva mengira kalau cowok itu adalah setan. Apalagi pakaian yang dikenakan Marvin memang serba putih. Tidak–ternyata bukan hanya Marvin. Melainkan semuanya.

"Kalian ngedoain gue meninggal?" Canva terkekeh pelan setelah menyadarinya.

"Dih, enggak," celetuk Samuel. "Miskom, Va. Bokap gue sempet bilang kalau lo henti jantung. Tapi setelah itu dia nggak jawab telepon gue. Sorry."

Canva tersenyum tipis. "Serius amat. Gue bercanda aja."

****

"Gue nggak mungkin sembuh gitu aja, Vel. Siapa yang donorin ginjalnya buat gue?"

Dengan berat hati, Marvel menjawab, "Bokap lo."

****

"Malam itu, aku pikir kita nggak pernah ketemu lagi, Va."

Canva menyurukkan sebuah jepitan yang dia beli tadi ke rambut Aily. Dia terdiam cukup lama sambil memandang wajah cewek itu. Ada banyak hal yang ingin dia ceritakan kepada Aily. "Kan udah janji mau tetep bareng-bareng di bumi."

****

ECCEDENTESIASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang