01. Olympus

376 79 7
                                    

Satu-satunya hal menyenangkan ketika sedang menjalankan misi bagi Hera adalah penyamaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu-satunya hal menyenangkan ketika sedang menjalankan misi bagi Hera adalah penyamaran.

Besar dengan mandiri menuntut Hera menjadi wanita yang tangguh, independen dan pastinya penuh dengan kepalsuan. Mungkin bagi rekan-rekannya, melakukan penyamaran adalah hal yang melelahkan. Menjadi sosok lain dari diri sendiri bukanlah hal yang mudah.

Tapi bagi Hera, justru itulah letak kesenangan dalam hidupnya.

Wanita cantik itu masuk dengan mudahnya ke tempat yang paling diincar bertahun-tahun lamanya. Dengan menggunakan gaun seksi berwarna merah yang jelas memamerkan lekuk tubuhnya yang indah.

Sudah hampir seminggu ia menjadi dewi yang paling diinginkan seluruh pria. Dan selama itu juga setiap pasang mata selalu menatapnya dengan berbinar.

"Hera!"

Wanita itu menoleh sembari menyunggingkan senyum menawan. Terlepas dari betapa populernya ia, tapi Hera masih memiliki pesaing yang tak lekang oleh waktu di Olympus. Siapa lagi kalau bukan Karin si Aphrodite.

"Tumben lo duluan?"

Karin hanya mengedipkan matanya sembari memberikan Hera segelas wine. "Biasa. Ada yang booking lebih awal."

"Bukannya nggak boleh?"

Karin menegak habis wine dalam gelasnya. "Zeus yang booking. Itu pun mendadak banget. Katanya ada yang mau kenalan, dewa dari Jepang."

Hera terkikik geli saat Karin berbisik di telinganya. "Hebat banget lo udah sampe Jepang."

"Nggak usah ketawa, bentar lagi lo juga bakal bernasib sama." Tawa renyah keduanya sontak menarik perhatian beberapa orang.

Sejak datang untuk pertama kalinya ke Olympus, Hera benar-benar dibuat takjub sekaligus tak percaya dengan segala hal yang ada di dalamnya. Mengingat ia di sana karena tugas, pergerakan Hera benar-benar terbatas. Ia ingin melakukannya dengan lepas, tetapi entah mengapa ia selalu merasa banyak mata sedang memperhatikannya.

Olympus yang diceritakan Paris tidak seseram yang ia bayangkan. Di dalam bayangannya, Olympus mirip dengan basecamp bagi sindikat bandar narkoba yang pernah mereka ungkap beberapa tahun yang lalu. Gelap, pengap, dan penuh intimidasi. Seolah-olah siapa yang masuk ke sana akan dengan mudah meregang nyawa.

Tapi, semua ketakutan yang ada di dalam pikiran Hera terbantahkan ketika ia benar-benar menjadi bagian dari tempat itu. Olympus sedikit tidaknya mirip casino-casino di Las Vegas sana. Besar, mewah, gemerlap, fun, dan penuh dengan hiburan.

Bahkan Hera tak habis pikir ternyata tempat seperti itu ada di tengah-tengah kota Jakarta. Tersembunyi pula.

Bicara mengenai betapa tertutupnya tempat ini memang benar adanya. Hari pertama Hera 'bekerja' di tempat itu, ia secara khusus dijemput oleh orang-orang dari Olympus itu sendiri. Setelah menandatangi sebuah perjanjian, mereka dengan telaten mengenalkan Hera semua hal yang boleh dan tidaknya ia lakukan selama menjadi bagian dari Olympus.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang