Yang Katanya HonyeMoon

436 51 31
                                    


Ternyata benar kata orang 'satu kebohongan akan melahirkan seribu kebohongan lainnya' . Setidaknya itu yang sekarang Giyuu sadari sejak dicerca berbagai macam pertanyan dari sahabat-sahabatnya.

"so..., lu malam tahun baru gak free ?, kita liat sunrise bareng sambil ngopi-ngopi diatas" ajak Rengoku. Memang diantara mereka Rengoku itu jiwa mudanya masih sangatlah membara.

Apalah Giyuu sama Iguro yang tulang punggungnya serasa berusia 70 tahun. Giyuu bisa sampe sini lagi aja sudah bersyukur. kalau Sabito bisa Giyuu liat dari mukanya, pemuda otw dewasa ini nampak excited.

"Ada rapat sama kline" bohong Giyuu yang langsung dapat lirikkan tak mengenakan dari Iguro. Sebagai orang yang sama-sama kerja dibagian administrasi kampus, Iguro inget betul pihak kampus gak mungkin ngasih kerjaan sampe ke hari libur begini, mana sampe dinas luar kota begini.

Sadar ada mata yang curiga, Giyuu lantas memperjelas kebohongannya

"ada kline dari salah satu guru besar di fakultas, beliau berhalangan hadir jadi diamanahin ke saya"

"Gini banget ya pejuang rupiah, mau tahun baruan masih ada bekerja. Semangat sepupu aku" semangat Sabito yang dirasa agak sedikit berlebihan.

"Lah itu isi di kresek lu ? "

Sebenarnya Giyuu agak ngebatin, masih aja Rengoku ini bahas isi plastik ditangan Giyuu. Apa Giyuu kasih aja ke dia, biar kagak ditanya-tanya lagi.

"Oh ini-" 

Namun belum sempat dia menjawab, ponselnya bergetar menandakan panggilan masuk. Sungguh sebuah kebetulan yang baik. 

Buru-buru Giyuu merogoh saku parkanya dan membaca nama kontak Shinobu disana. Sudah bangun rupanya

"Kline, gue duluan ya..." pamit Giyuu langsung melancong begitu saja menghiraukan ketiga temannya.

-

-

Sesampainya di vila merek, Giyuu bisa melihat Shinobu yang sudah duduk didepan televisi sambil berkemul selimut tebal. Didepannya ada mug yang masih mengepulkan asap panas.

"Udah enakan ?" sapanya sambil meletakan plastik tadi diatas meja makan yang langsung terhubung dengan ruang TV

"Lumayan, pegel tiduran terus. Kamu dari mana lama banget ?"

Bukannya menjawab Giyuu malah meletakan tangannya dikening Shinobu, mengecek suhu tubuh sang istri yang barang kali masih demam tapi maksa nonton TV.

Tentunya shinobu kaget, mana muka Giyuu pas banget didepannya. Kan jadi malu dan bisa-bisanya disaat seperti ini hati mungilnya mengakui bahwa ternyata Giyuu ganteng juga.

"Alhamdulillah Udah mendingan dari terakhir kali, tapi muka kamu masih merah" kata Giyuu dengan muka tenang alias lempengnya.

Tapi tetep aja, Shinobu malu. Pengen langsung lari balik ke kamar aja tapi bingung cara larinya gimana soalnya Giyuu masih depan dia, gak mungkin tiba-tiba loncatin kepala sofa.

"Tadi saya beli makan terus -" 

Shinobu menunggu kalimat Giyuu yang menggantung disela-sela menengkan jantungnya yang tadi tidak wajar berdetaknya.

Dia lirik wajah pak suami yang nampak berpikir keras, seketika Shinobu ikutan overthingking

"terus kenapa ?"

"Gak papa" katanya sambil sedikit tersenyum kemudian berlalu ke dapur mengurusi isi plastik tadi.

Kemudian mereka makan dengan tenang. Sedari makanan disajikan sampai dipertengahan Shinobu menyadari suaminya ini kadang sesekali melihat kearahnya. Seakan memastikan Shinobu makan dengan benar, sesekali juga Shinobu dibuat salah tingkah.

Suddenly -We Get Married-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang