04 - When Squads Collide

234 30 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Senin yang terkenal keramat makin terasa menyebalkan kala upacara tidak langsung bubar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Senin yang terkenal keramat makin terasa menyebalkan kala upacara tidak langsung bubar. Benar, sekarang siswa-siswi SMA Navagraha diminta tetap berada di hijaunya rumput lapangan untuk mendengarkan kampanye visi-misi dari masing-masing kandidat Ketua dan Wakil Ketua OSIS.

Teriknya sinar matahari tidak sanggup menghangatkan ujung jemari Binar yang perlahan membeku. Meski sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari, dia tetap merasa gugup. Wajar saja. Selama ini, gadis itu hanya menyelesaikan masalah OSIS sambil ke sana kemari menjual nama Dara.

Akhirnya, tiba juga hari di mana Binar harus muncul di muka umum dan menerima pujian atas hasil kerja kerasnya sendiri.

"Untuk mempersingkat waktu, masing-masing kandidat dipersilakan memperkenalkan diri secara runtut, dan menjabarkan visi-misinya," titah Pak Wisnu melalui mikrofon.

Pria beranak dua itu menoleh ke arah Guntur dan Binar yang sudah bersiap. Guntur merapikan jasnya sejenak, kemudian naik ke atas mimbar beberapa saat setelah Pak Wisnu turun. Di sampingnya, terdapat Junior yang juga berdiri gagah dengan senyum lima jari.

Guntur berdehem. "Perkenalkan, saya Guntur dari kelas sebelas IPS satu." kemudian menyodorkan mikrofon kepada sang kawan.

"Dan saya Junior dari kelas yang sama. Kami adalah kandidat calon Ketua dan Wakil Ketua OSIS nomor urut satu."

OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang