Bab 4 : Memori Janji

65 7 0
                                    

Angga yang masih tak sadarkan diri seperti menangis dan mengartikan sesuatu.

"Tidak perlu cemas, dia akan baik-baik saja," kata Polisi tampan.

"Bagaimana semua ini bisa terjadi?"

"Dia di tabrak oleh sesuatu, polisi curiga mungkin dia sempat di begal. Tapi barangnya masih lengkap. Mungkin ini ada motif lain," balas Polisi tampan.

"Aku harus tau semuanya. Aku harus, aku pasti bisa," katanya pelan memberanikan diri.

"Kamu bicara apa?"

Via memegang perlahan tangan Angga. Gambaran langsung muncul, bersama laki-laki yang sering datang menghantui. Via terpental dan menubruk tubuh polisi. Dia bingung apa yang sedang terjadi. Hal itu baru dia rasakan, tubuhnya menolak untuk melanjutkan gambaran itu. Muncul sebuah tanda di tangan sebelah kirinya. Tanda itu seperti pernah ia lihat di suatu tempat yang terlupakan olehnya. Polisi tampan merasa hal yang aneh terjadi. Tubuh Via terasa panas seperti terbakar. Via kembali berdiri, memegang tangan Angga dan pejamkan mata. Kedua kalinya ia terpental dan menubruk polisi.

Badannya terasa sangat panas, itu yang di rasakan polisi. Via kembali melakukan lagi dan terpental untuk kesekian kalinya. Tanda itu bertambah lagi di tangan kirinya. Simbol-simbol yang sangat menggangu matanya.

"Hentikan, Via! Kamu tidak sadar tubuh mu panas. Coba lah untuk berpikir, ikut aku!" Polisi menggenggam tangannya. Lalu, gambaran muncul di matanya.

"Tunggu! Apa kamu bukan kakaknya?"

"Ikut aku!"

Polisi membawanya ke luar ruangan. Menanyakan prihal semua yang dia lakukan dan menceritakan semua tentang dirinya dan Angga.

***
Dua puluh tahun sebelumnya, sebuah tragedi kebakaran besar di gedung bintang. Kebakaran tersebut menewaskan beratus orang dewasa dan anak-anak. Seorang anak mendengar suara teriakan dari anak kecil lainnya. Ia berdiri sambil menutup kepala dan badannya dengan sehelai kain basah. Anak itu menangis begitu kencang meminta pertolongan. Orang tuanya meninggal terbakar di depannya. Ia di tolong oleh anak yang empat tahun lebih tua darinya. Menyerahkan sehelai kain itu untuk menutupi tubuhnya.

Gedung sudah hampir terbakar semua, bahkan ingin runtuh. Jalan yang sering di lalui sudah tidak sanggup di laluinya. Kedua anak ini berinisiatif untuk melompat. Namun ketinggian gedung tidak mungkin mereka melakukan itu. Mereka memutuskan untuk tetap melewati tangga dengan sangat berhati-hati. Lalu, salah satu dari mereka tiba-tiba melihat seorang naik ke atas dan tidak lama setelah itu api padam.

Anak itu menunggu orang yang masuk untuk kembali turun. Namun itu hanya sebuah angan yang tidak bisa ia dapatkan. Mereka berdua selamat dan bisa di tangani oleh dokter. Luka bakar anak yang di tolong sangat parah.

Kemudian, di saat suasana masih ricuh karena korban berjatuhan. Anak itu melihat sesuatu di matanya yang tidak pernah dia alami. Sebuah kecelakaan yang menewaskan seorang polisi. Anak itu berteriak hingga mengundang perhatian.

"Ada apa, Nak?" tanya salah satu kepolisian.

"Di sana ada kecelakaan," ucapnya seperti ketakutan.

Tidak berselang beberapa menit kecelakaan itu terjadi. Semua tercengang ketika polisi yang sedang berbicara padanya itu yang menjadi korban. Semua langsung mulai takut melihat anak itu. Ia langsung mengalami syok yang cukup parah. Di larikan serumah sakit hingga di ikat karena memberontak dan berbicara seperti seorang yang ketakutan.

Anak itu bernama Reza, ia di angkat anak oleh seorang polisi rekan dari polisi korban. Mereka keluarga yang sudah lama tidak memiliki anak. Mengadopsi Reza yang juga yatim piatu akibat tragedi kebakaran. Menjadi suatu keajaiban bagi mereka. Beberapa lama menunggu seorang anak akhirnya mereka mendapatkannya setelah mengasuh Reza. Tak pernah mereka ucapkan bahwa Reza bukan anak mereka.

Reza selalu dan akan selalu menjadi anak kandung mereka. Namun, kebahagiaan itu terasa sulit untuk diraih semudah itu. Ia melihat sebuah kematian bagi Ayahnya dan itu ia memberitahu kepada kedua orang tuanya.

"Yah, aku takut," katanya.

"Ada apa?"

"Jangan pergi jauh ya, Yah! Apa bisa tugasnya di sini saja?" ucapnya cemas.

"Ada apa sayang?" Ibu merasa aneh melihat anaknya.

"Aku melihat kematian Ayah. Aku tidak mau semua ini terjadi." Reza memeluk orang tuanya.

Mereka berdua menghela nafas bersama. Seakan sudah mengetahui bahwa Reza bukan anak yang sembarangan. Namun, Ayahnya tetap berusaha untuk tenang.

"Takdir tuhan tidak ada yang bisa dihindari Reza. Semua sudah ada proses dan garisnya. Jika memang ayah tiada bisakah kamu menjaga ibu dan adikmu?" Petuah dari Ayah.

"Tentu, aku akan menjaga mereka dri apa pun. Meskipun Ayah tidak memintanya kepadaku."  Janji Anak pada ayahnya.

Situasi menjadi haru, ia terus memeluk ayahnya berharap pelukan itu bukan terakhir untuknya. Namun itu hanya keinginan anak yang tidak bisa terkabulkan. Ia merenung seakan menyalahkan dirinya atas kepergian sang ayah.

GARIS LELUHUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang