Bab 18 : Kisah yang Misterius

31 4 0
                                    

Via kembali ke dalam kantor dan tidak sengaja bertemu dengan pria yang membantunya. Pria terlihat seperti kurang sehat, Via bertanya, "Kak, kamu lagi sakit? Apa tidak sebaiknya kamu pulang saja?" Pria itu hanya diam dan pergi tanpa membalas perkataan Via.

"Ada apa sama dia? Tidak biasanya begitu." Lalu, tercium bau harum bunga melewati hidungnya.

"Hm, bau siapa ini?" Via melihat sekeliling ruangan tetapi tidak melihat apa pun. Dia berusaha untuk tidak memperdulikan hal itu. Sambil asik membersihkan meja, pesan masuk dari Miko dia berkata, "Via jangan pulang dulu, siaran malam nanti kamu yang putar ya, soalnya Bagas tidak bisa hadir hari ini." Begitu isi pesannya.

"Sebaiknya aku hubungi ibu dan memberitahu kalau aku lembur," ucapnya sendiri. Ia pun menelepon ibunya untuk izin pulang malam. Setelah itu muncul kembali telepon dari Angga. Via angkat dan berkata, "Ada apa?"

"Makan malam, Yuk!"

"Tidak bisa! Aku kerja."

"Kalau begitu kita makan malam di tempat kerjaan mu saja, bagaimana?"

"Aku izin dulu dengan bos ku kalau kamu akan datang."

"Iya, iya izin dulu sana, hehe! Akhirnya dinner juga."

"Aku belum bilang mau kan!"

"Ayolah, Via! Aku janji tidak akan menyentuh kamu."

"Iya, nanti aku izin dulu." Begitu obrolan mereka yang terlihat akrab. Angga selalu berusaha untuk mendekatkan diri pada Via. Walau masih hanya pertemanan di antara mereka, tetapi itu sudah membuat Angga sangat bahagia. Setelah selesai membereskan ruangannya, ia langsung ke ruang Miko untuk meminta izin. Miko mengizinkan Via membawa teman nya ke studio asal jangan membuat keributan, itu persyaratannya. Via pun langsung memberi pesan ke Angga.

Hari sudah mulai gelap waktu menunjukkan pukul 18.50. Via yang tidak bisa pulang karena ada siaran malam. Ia membersihkan tubuhnya di kamar mandi studio. Tentu di tempat mana pun pasti akan ada isu-isu yang beredar. Penampakan, hantu pengganggu,  hantu jahil dan lainnya. Ketika dia melintas di pembicaraan beberapa staf studio. Dia mendengar mereka mengatakan bahwa di studio ini sangatlah angker dan misterius. Mereka sering mendengar suara pria yang meminta tolong, barang bergerak sendiri, sering muncul pocong berwajah hancur, dan terkadang sekedar usil mengunci orang yang berada di toilet. Sebagiannya lagi juga bercerita, bahwa dulunya studio ini adalah kawasan yang sering terjadi pembunuhan. Via tidak memperdulikan ucapan mereka, dia terus berjalan menuju kamar mandi.

Saat baru melangkah masuk lampu kamar mandi mulai berkedip-kedip. Tanpa peduli dengan gangguan itu, Via tetap memakai kamar mandi. Saat membersihkan tubuhnya, terdengar seorang menangis di balik kamar mandi. Karena kesal Via memaki dengan keras.
"Woi, bisa diam tidak! Setan! Pergi jangan ganggu orang! Jangan sampai aku hancurkan kamu di sini!"

Suara itu pun menghilang setelah Via marah dan membentak sampai Via selesai mandi, tidak ada sedikit pun gangguan itu muncul kembali. Saat keluar dari kamar mandi, salah satu staf melihat Via dan tampak terkejut dia berkata, "Via? Kamu habis mandi di sini?"

"Iya, kak. Ada apa?"

"Tidak ada gangguan-gangguan kah?"

"Emm, tidak! Memang ada apa, Kak?"

"Wah, hebat banget kamu, Via. Aku kasih empat jempol, deh! Hebat, hebat." Setelah itu dia pergi meninggalkan Via. Via pun kembali ke ruang siaran. Menunggu Angga sampai waktu siaran telah di mulai. Seperti biasa Via menyetel lagu dan memberi pembuka yang sangat menarik. Lima menit kemudian, Angga datang membawakan makanan. Angga masuk ke ruang siaran, sambil melihat Via wanita yang di kagumi nya bersemangat memberi motivasi kesemua orang. Saat waktu lagu di putar mereka pun mengobrol. Obrolan itu tidak jauh dari bercanda Angga yang garing tapi asik.

Sedangkan Via hanya tersenyum heran dengan tingkah Angga. Via kembali membuka siaran nya dan mulai orang-orang menelepon untuk berbagai cerita mereka. Penelepon pertama menceritakan kegalauannya karena di tinggal sang suami dan menduakan nya. Penelepon kedua menceritakan orang tuanya yang sering berjudi hingga memiliki hutang yang begitu banyak.

Penelepon ketiga Menceritakan tentang kekasih yang meninggal akibat kecelakaan dan selalu menghantuinya karena telah memiliki pasangan baru. Penelepon keempat, kelima hingga ketujuh memiliki cerita yang sama korban broken home dan sama-sama memiliki trauma dengan suatu hubungan.

Di Penelepon terakhir malam itu kembali si pria misterius yaitu P, menghubungi dengan nada sedikit serak. Dia juga kembali menceritakan tentang dia dan kedua teman nya. Dia masih berharap jika mukjizat bisa mempertemukan dia dengan kedua temannya. Via yang penasaran pun bertanya, "Apakah kalian beda kota, sehingga tidak bisa bertemu?"

"Iya, bahkan aku sangat jauh. Aku sudah berusaha mendekati tapi dia tidak pernah menatapku." Begitu yang di ucapkannya.

GARIS LELUHUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang