07. Siapa?

71 2 0
                                    

"Ingat! Pelaku ada di sekitar area. Berpikir sebelum menjawab."- Author INI KITA!
.
.
.

"- Author INI KITA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting tungg....
Suara bel rumah berbunyi.

"Yazzan, tolong bukain pintunya dek." Pinta Sarhan yang berada di dapur.

"Oke kak."

Yazzan pun berjalan menuju arah pintu. Ketika Yazzan membuka pintu terdapat bungkusan warna cokelat dan secarik kertas yang menandakan pesan disana. Yazzan yang bingung entah siapa yang mengirim di jam 05.00.

"Eh, apa ini? Kak SARHAN SINI BENTAR!" Teriak Yazzan.

Mendengar teriakkan Yazzan dari luar, Sarhan pun bergegas keluar ingin mengecek sesuatu. "Bentar, Kakak kesitu."

Di depan pintu rumah mereka. Sekitaran pukul 05.00 terdapat sebuah bungkusan bewarna cokelat.

Sarhan yang penasaran membuka isi dari bungkusan tersebut. Dan, terdapat uang yang bernilai seratus dan lima puluh. Melihat itu betapa kagetnya Sarhan melihatnya. " Ih ya Allah. Ini siapa yang kirim?" Gumam Sarhan seraya mengambil secarik kertas yang tersilip di uang tersebut.

Halo, Sarhan gimana kuliahnya? Tolong terima ya? Untuk biaya kamu. Tidak perlu mengetahui siapa yang mengirim ini. Semangat! Kamu pasti bisa.

Sebuah surat yang berisikan uang untuk biaya kuliah Sarhan. Sarhan yang tidak mengetahui tujuan pengirim ini.

"Uang capa kak?" Tanya Sarhan secara tiba-tiba yang dibalut dengan sarung selepas solat subuh.

"Ntahlah dek. Kakak pun tak tahu." Sahut Sarhan berjalan menuju dapur, untuk memberitahukan hal ini kepada Cakra.

"Kak Cakra. Ada yang ngirim uang, tapi gak tau siapa. Coba baca suratnya kak." Cicit Sarhan meletakkan bungkusannya.

Dengan cepat Cakra meraih bungkusan itu seraya membacakan isi surat itu. " Ini siapa? Banyak kali 10 juta." Gumam Cakra dengan mimik wajah kebingungan.

"Kamu ada minjam sar" tanya Cakra melirik Sarhan yang ada di sampingnya.

Mendengar hal itu dengan cepat Sarhan menjawab." Ih, gak lah kak. Sarhan tidak ada minjam duit kak." Cicit Sarhan.

"Yasudah. Makan aja dulu kalian." Sahut Cakra.

'Siapun yang mengirim ini, tolong jangan ganggu kami'

* * *

"Dadahhh kak, kami sekolah dulu ya" seru Liam berpamitan ke pada Cakra, seraya mencium punggung tangan Cakra. "Doain ku ya kak, soalnya mau ulangan ini."Putusnya lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INI KITA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang