Ini begitu membingungkan.
Masih terpatri jelas di pikiran Naruto, bagaimana Hinata selalu mengemukakan keinginan untuk tidak menjalin hubungan bersama orang lain, dengan alasan merepotkan dan berbagai macam hal sebagainya yang membuat ia enggan melakukannya.
Bahkan, di malam ketika mereka bercinta waktu itu, Hinata kembali mempertegas hal tersebut.
Tapi sekarang, apa ini?
Berpacaran dengan Sasuke?
Selama Naruto mengenal dua orang ini; Hinata dan Sasuke, mereka tak pernah sekali pun menunjukkan tanda-tanda tertentu yang memperlihatkan sebuah kedekatan yang dalam tanda kutip berbeda.
"Bagaimana bisa--"
"Ibu, kuantar pulang sekarang."
Belum sempat Naruto menyuarakan pertanyaan-pertanyaan di kepalanya, Sasuke sudah memotong dengan memberi ajakan pada sang ibu.
"Baiklah," Mikoto berkata. "Bibi pergi dulu. Lain kali, mari bertemu lagi, Hinata."
Satu masalah baru yang Naruto hadapi; Hinata tersenyum begitu manis dan sopan.
Naruto belum pernah melihatnya menampilkan sikap selembut itu selama mereka bersama.
"Hati-hati di jalan, Bibi. Terima kasih sudah bersedia datang ke tempatku."
Mikoto tersenyum seadanya. Kemudian, ia beralih pada Naruto.
"Sasuke sudah menjelaskan pada Bibi kalau kamu juga tinggal di sini, dan ternyata itu benar. Bibi pergi dulu, jika bertemu ayahmu, sampaikan salam Bibi padanya."
Tampaknya, Naruto masih diliputi rasa bingung yang besar. Ia bahkan sedikit kikuk merespon perkataan wanita paruh bayah di hadapannya.
"Ah, iya. Akan kusampaikan."
"Aku pergi dulu," kali ini, Sasuke yang bersuara, tertuju untuk Hinata. "Istirahatlah."
"Ya." Hinata mengangguk.
Saat Sasuke dan Mikoto meninggalkan tempat, perlahan, senyuman di bibir Hinata memudar. Ekspresi lembutnya ikut hilang seketika.
Hinata sadar, sekarang Naruto sedang menatapnya. Dan pasti, dia akan mengajukan banyak pertanyaan.
"Jelaskan, apa ini."
Hinata berdecak keras. Ia berbalik hendak masuk ke apartemen, dan mengabaikan pertanyaan yang diberikan.
"Tunggu dulu! Jelaskan apa maksudnya ini? Sejak kapan kau dan Sasuke berhubungan? Kenapa--"
"Aku lelah!" Hinata berseru pelan. "Kita bicara nanti, oke? Aku ingin istirahat."
"Lelah, bagaimana? Kau bilang tidak ingin menjalin--"
Prak!
Naruto terdiam. Hinata sudah menutup pintu cukup keras tepat di depan wajahnya dan meninggalkan ia di luar.
Naruto berniat menerobos masuk, hanya saja, dirinya membatalkan niat tersebut.
"Apa-apaan ini? Mengagetkan sekali."
.
.
Pada satu ruangan yang ada, Hyuga Hinata menghela napas pelan. Di hadapannya ada Naruto yang sedang duduk diam sembari menikmati sekaleng soda untuk mengisi kekosongan yang terjadi.
Sesaat lalu, Naruto mendapat pesan singkat yang memintanya untuk datang ke tempat sang wanita. Tapi sampai sekarang, Hinata tidak menjelaskan apa-apa padanya; untuk alasannya dipanggil ke sini, dan untuk pertanyaan-pertanyaan lain yang sampai sekarang belum Naruto dapati jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eigengrau - NaruHina [ M ] ✔
FanficMungkin, bisa dikatakan jika ini adalah jenis pertemanan yang sedikit berbeda. Serupa warna yang hadir dalam kegelapan, semua hanya bisa terlihat ketika seharusnya mata tak dapat melihat apa-apa. *** "Saat bercinta dengannya, pastikan kau mengikat r...