siapa yang tidak pernah mengalami kejadian menyedihkan di dalam hidupnya?
tidak ada. semuanya pasti pernah mengalami hal itu.
dan Taeyong sudah membuktikan hal itu. ia yang dulu berpikir tidak akan pernah mengalami hal buruk karena ia memiliki segalanya, kini berjalan terseok-seok di pinggir jalan raya yang masih cukup ramai. kedua matanya mengedar, menatap kearah beberapa ruko yang berjualan makanan.
"hah.."
pemuda berusia dua puluh lima tahun itu mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang di depan bangunan tua yang sepertinya berjualan roti ala rumahan. aroma roti yang baru saja keluar dari panggangan bertebaran, seolah-olah menjadi sebuah undangan untuk orang yang lewat agar mampir.
toko roti itu cukup ramai, padahal malam semakin larut dan hampir mendekati tengah malam. Taeyong menoleh ke belakang, kedua matanya menatap seseorang yang tengah menguleni adonan sembari melayani pelanggan yang kian ramai.
"ah, iya sebentar ya. silahkan catat untuk jenis roti yang diinginkan beserta nama anda. saya akan memanggil anda jika semuanya sudah siap"
Taeyong menatap kagum pemuda yang sepertinya lebih muda darinya itu. pemuda dengan surai cokelat itu terlihat seperti seorang pekerja keras. pemuda itu bahkan bisa mengatasi puluhan pelanggan dengan sabar sembari menampilkan senyuman.
oh iya! jangan lupakan lesung pipi yang terlihat.
sudut bibir Taeyong tertarik. pemuda itu sangat menarik mata dan bercahaya di matanya. pasti orang tua pemuda itu sangat bangga karena memiliki anak sepertinya.
"andai gue ga manja dan mau kerja keras kaya dia. bukannya ngehamburin uang bokap" gumamnya dengan sorot mata yang menyendu.
tuk tuk!
Taeyong mengerjapkan matanya, kemudian menatap kearah pemuda tadi yang baru saja mengetuk jendela yang ada dibelakang kursi.
"dingin mas, sini masuk aja" ujar pemuda itu dari dalam. Taeyong yang diajak berbicara justru hanya terdiam dan menatap paras pemuda manis di balik jendela kaca besar itu.
pemuda yang ada di dalam mengerutkan dahinya ketika mendapat respon aneh dari orang yang duduk di depan toko rotinya. ia dengan segera menyelesaikan pesanan pelanggannya, kemudian keluar untuk menemui orang itu.
Taeyong sendiri tetap diam dan menatap pemuda yang kembali melayani pelanggan. namun bedanya, pemuda itu bergerak sedikit tergesa-gesa. hingga pada pelanggan terakhir, pemuda itu langsung menyerahkannya setelah menerima uang. mata Taeyong mengikuti pergerakan pemuda berlesung pipi itu.
"mas! saya suruh masuk loh tadi. ayo masuk, disini dingin. saya ada roti banyak" ujar pemuda yang kini berdiri di depannya sembari menatapnya khawatir.
"eh? saya—"
"udah ayo masuk dulu. badan mas juga berdarah tu. bajunya sobek. mas nanti bisa masuk angin lho. ayo saya bantu"
Taeyong akui, pemuda itu cukup cerewet, haha.
"maaf ngerepotin.."
"santai aja mas, mas duduk dulu. saya mau tutup tokonya. sebentar ya, mas" pamit pemuda itu sebelum berlari kearah pintu toko dan membalikkan papan tulisan close/open. setelahnya pemuda itu menghilang kedalam ruangan yang tadi Taeyong lihat dari depan.
seulas senyuman tipis terlukis di wajah pucat Taeyong.
matanya berpendar ke sekeliling tempat yang sedang ia singgahi saat ini. kondisi di dalam tidak seburuk di luar. sepertinya bagian depan sengaja dibiarkan begitu saja untuk menampilkan kesan vintage yang kental.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Jaehyun
Fanfiction+ Jaehyun bottom only! + gay, bxb, mxm, homo + with nct member + oneshoot/twoshoot/or more + CW in the chapter! + minor DNI! + DLDR!