1. Susu stroberi dan sosis

289 24 2
                                    

Nicholas itu bukan orang yang suka bangun pagi, membangunkannya membutuhkan effort yang gak main-main. Nicholas tidur udah kaya orang mati, sebatang kayu, batu.

Tapi bagi Wonbin, justru Nicholas sangat mudah untuk dibangunkan.

Dengan sekotak susu stroberi, ia selipkan sedotan diantara bibirnya dan sepasang mata kucing milik adiknya itu akan terbangun. Lengkap dengan senyum tipis di bibirnya.

"Jangan tidur lagi ya, Kakak udah siapin sarapan di dapur" kecupan ringan ia bubuhkan dipipi Nicholas, kebiasaannya sejak kecil yang dibenci Nicholas. Menganggap itu hanya berlaku untuk anak kecil.

"Kakak, Nicho udah gede" rengek bocah setengah tidur itu.

Wonbin menatapnya sangsi, "udah gede masih minta susu? Kamu tuh bayi, Nicho. Udah ayo cepetan bangun, nanti telat nyalahin Kakak lagi"

Nicholas kembali merengek karena Wonbin menarik susu kotak yang sedang ia nikmati, "Kakak~"

"Bercanda. Nih" Wonbin cekikikan melihat adiknya yang cemberut kesal di pagi hari.

Walau masih mengantuk, mau tidak mau Nicholas tetap harus mandi untuk pergi ke sekolah. Sementara Wonbin menyiapkan sarapan sederhana untuk keduanya dan bersiap berangkat bekerja.

Harusnya Wonbin kuliah dua tahun yang lalu, tapi apa daya finansial mereka tidak cukup. Tabungan peninggalan kedua orangtuanya hanya cukup untuk sehari-hari dan biaya sekolah Nicholas, mereka tidak akan makan jika Wonbin memaksa untuk kuliah. Maka dari itu, Wonbin memilih untuk menjual beberapa aset peninggalan kedua orangtuanya untuk menyewa sebuah toko dan dijadikan kafe kekinian.

Tak mudah bagi Wonbin untuk mengelola kafe itu sendirian, selain karena masih muda, ia juga tidak memiliki kemampuan dasar berbisnis. Wonbin benar-benar mempelajari semuanya sendiri, mencari peluang dan mengatur keuangan sendiri. Sampai kini kafenya mulai ramai dan memiliki dua orang pekerja disana.

"Wah ada sosis!" Pekik Nicholas yang datang dengan handuk dikepalanya.

"Aw! Sakit"

Wonbin mendelik setelah memukul pelan punggung tangan Nicholas, "ini buat bekel kamu ke sekolah, sekarang sarapan telor mata sapi dulu"

Nicholas cemberut, "tapi Nicho pengen sosis nya sekarang, Kak"

"Nanti"

"Ahhh~"

"Nanti, Nicho. Mending kamu keringin dulu rambut kamu deh" Wonbin mendorong Nicholas menjauh dari piring sosis yang sedang ia tata ke dalam kotak bekal.

Bukan Nicholas namanya kalau tidak keras kepala, bocah itu mengambil sepotong sosis dan melesat pergi secepat kilat. Wonbin dibuat kaget olehnya.

"Nicho!"

Pagi yang cukup ramai untuk sebuah rumah dengan dua orang penghuni, Wonbin kembali melanjutkan kegiatannya menyiapkan bekal untuk Nicholas.

Sosis, selada, mayo, saus tomat, dua buah stroberi dan sekotak kecil susu stroberi.

Sangat lucu seperti bekal anak TK, bahkan terkadang Wonbin iseng membuatkan bento dengan hiasan khas untuk anak kecil, membuat Nicholas ditertawakan teman-teman dikelasnya. Tapi itu bukan hal yang buruk.

Nicholas kembali setelah rambutnya kering. Keduanya sarapan sembari mengobrol kecil tentang hal-hal yang ada di kepala mereka.

"Nanti Nicho gak mampir ke WENO dulu ya Kak"

WENO, nama kafe milik Wonbin.

"Kenapa? Tumben"

"Mau nugas di rumah Euijoo, lumayan jauh dari sini, jadi kayanya Nicho juga bakalan pulang telat"

Another Life [brothership]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang