"Kemarin yang ngobrol sama bang Salim temennya, hari ini yang nyerang bang Salim juga orang yang sama. Mereka ngeributin masalah laptop Aya"
"Orang yang ngikutin lo sama Aya waktu itu, temen Bang Salim ini. Tapi kalau masalah rusak kelas bukan dia orangnya. Ada orang lain yang terlibat"
Dengan suara sepelan mungkin Gala memastikan hanya Kana yang bisa mendengar suaranya. Fakta bahwa bukan orang asing yang terlibat membuat Kana menggertakkan giginya
Entah kenapa rasanya dia ingin mengamuk saja, namun masih bisa disimpan dalam hati umpatannya
"Lo sama Gale bisa tau ada ribut gimana?" Tanya Kana yang juga dengan suara lirih hampir berbisik
"Nyokap nyuruh nganter makan ke sini, sengaja subuh soalnya Bang Salim bakal keluar kota hari ini urusan kerjaan"
"Gale tadi yang sempet ikut ngehajar bentar buat misahin orang itu dari Bang Salim. Tapi berhasil lepas dan kabur"
"Aya tadi sempat ngebela abangnya, cuman ditahan bang Salim karna takut Aya yang dicelakai. Temennya nyerang bang Salim emosi banget udah membabi buta sampe akhirnya Aya ngga bisa kecegah dan mukul orang itu sampe jatuh"
Keduanya melirik ke arah Aya yang masih dengan posisinya, matanya kosong mukanya pucat tanpa make up. Berbeda dengan Aya yang selama ini Kana kenal
Aya yang biasanya ribut dengan Gala, biasanya ngejahilin Gale dan yang suka ngobrol random bareng Oma. Sekarang menjadi Aya yang diam seribu kata
"Gue gatau kenapa masalahnya bisa sampe meleber kaya gini, tapi yang gue tau tuh na-"
"ASTAGHFIRULLAH"
"MBAK AYA NGGAPAPA?"
"MBAK SUMPAH GUE KIRA DEMIT LO DIEM DOANG DISINI"Belum sampai Gala menyelesaikan kalimatnya, Sean datang dengan hebohnya sampai membuat kepala mereka pening karena teriakannya
Tapi yang membuat Kana sedikit aman, Aya menoleh berkat teriakan Sean. Terlihat tangan Aya terulur mengarah ke kepala Sean dan dengan entengnya terdengar suara 'petak'
"Aduh!"
Kepala Sean dipukul Aya, tak terlalu keras tapi suaranya terdengar nyaring. Kejadian itu membuat obrolan Gala dan Kana terhenti, keduanya memutuskan untuk tak melanjutkan dan akan membahasnya lain waktu
Masih dengan Sean yang setia memegang kepalanya, Aya merubah posisi duduknya menjadi duduk menyila memandangi langit yang masih belum terang dan terdengar sayup-sayup suara Azdan subuh dari masjid dan musholla yang saling bersautan
Disamping kanan Aya ada Gala kemudian Kana, dan di samping kiri Aya ada Sean yang sudah duduk anteng dengan pandangan yang mengikuti Aya karna penasaran ada apa diatas sana
"Nanti kalo bang Salim berangkat, lo nginep aja dirumah Ay. Tidur di kamar gue, biar gue tidur sama Gale gapapa" Mencoba untuk membujuk Aya karna sedari tadi dia tak bersuara, ada rasa cemas ke sepupunya itu
Meskipun ucapan Gala seperti angin lewat,
"Gal, mama kalo ada bakal marah ngga ya"
Kalimat pertama Aya membuat ketiganya menoleh ke arah Aya tanpa suara. Karna tak kunjung dijawab, Kana beralih ke Gala yang mulutnya masih rapat seperti menolak untuk menjawab
'kenapa?' batinnya, masalah apa lagi yang sedang dihadapi temannya itu
Sedangkan Sean kembali memandang langit seperti tak ada rasa penasarannya
KAMU SEDANG MEMBACA
KANA | KJK LOCAL ✅️
Teen FictionKANA ( life love live ) A Story of Kana spend his days at oma's house [In this struggle world] HIS-STORY PT.1 ✅️ = COMPLETE