Part 07

530 44 1
                                    

Jaehyun dan Taeyong kini sudah berada dirumah anaknya. Mereka berdua sengaja berkunjung karena rindu dengan sang anak dan juga Taeyong sangat rindu menantunya. "Sayang, kangen banget deh sama anak Bubu. Sini peluk dulu Mark."

Haechan melihat itu hanya tersenyum saja. Lucu sedikit, karena ternyata Mark adalah anak yang masih dimanja. Di depan dirinya soalnya berlagak so cool hal itu lah yang membuat ia tersenyum. "Aku juga kangen Bubu.. Boleh ikut peluk gak?"

"Boleh dong! Sini peluk sayang, Bubu juga kangen sama Haechan." sambil berbicara Taeyong mengulurkan tangannya ke Haechan untuk masuk kedalam pelukannya dan Mark. Dan mereka bertiga pun berpelukan seperti Teletubbies. Jaehyun? Ia hanya menonton saja, dengan nyaman ia merebahkan dirinya di sofa.

"Bubu sama Papa udah makan belum? Aku hari ini masak buat Bubu dan Papa loh!!"

Dengan ceria Haechan menatap Taeyong. Taeyong yang merasa gemas langsung mencubit pipi Haechan. "Wah! Kebetulan Bubu belum makan, Papa juga. Terimakasih loh Haechan baik banget deh! Mari kita makan."

"Je, makan dulu sini. Jangan tidur dulu! Baru sampai sini kok langsung tidur."

"Aku ngantuk yang."

"Ck! Makan dulu! Haechan udah masak makanan enak nih!"

"Iya iya. Ayo boy makan dulu kita."

Jaehyun berjalan sambil menggenggam tangan Mark yang baru saja duduk bersamanya di sofa.

Melihat kedekatan Bubu dengan Haechan membuat Mark merasa nyaman. Nyaman karena ia tidak perlu memikirkan tentang perjodohan lagi, nyaman karena ia tidak perlu pergi ke kencan buta yang diatur oleh bubu lagi, nyaman karena ia bisa sepenuhnya berpacaran dengan Jaemin. Mungkin semua yang dimaksud Mark bukan nyaman, tetapi aman.

"Enak banget masakan kamu sayang."

Itu suara Mark. Selayaknya aktor papan atas Mark mulai bermain peran, membuat Haechan ingin tertawa kencang. Baiklah Haechan juga akan memainkan peran ini dengan baik. "Terimakasih sayang! Seneng deh kalau kamu suka, jangan lupa bintang lima nya ya mas.." ledeknya.

Apa yang ia dengar barusan? Mas? Hahaha pertama kali seumur hidup ia mendengar sebutan ini. Walaupun sebenarnya ia tahu perkataan itu hanya sebuah lelucon tapi entah kenapa tubuh Mark malah meresponnya, jantungnya sekarang berdebar kencang. "Bintang yang ada di langit juga bakal aku kasih ke kamu sayang."

"Yaudah coba ambil! Aku mau bintang yang paling terang."

Bagaikan nyamuk Jaehyun dan Taeyong hanya menyimak saja percakapan ini. Taeyong juga sedikit tersenyum lalu berbisik kearah Jaehyun. "Je anak lu je dengerin dah gombalannya kaya lu banget, jadul."

"Gapapa. Itu membuktikan kalo darah Papanya mengalir. Buah jatuh sama pohonnya yang."

"Bukannya buah jatuh ga jauh dari pohonnya ya je?"

"Terah gua dong yang. Lu liatin dah si Mark kayanya demen banget sama Haechan diusap-usap terus kepalanya, ga sia-sia janji iseng gua sama Johnny dulu. Haechan juga bucin banget suapin si Mark, jadi mau. Suapin dong yang, gua buka mulut nih, aaaaaa."

Bukan suapan yang ia dapat, melainkan jitakan mendarat di kepalanya. "Inget umur je!"

"Yaelah yang gitu amat si. Lagian juga gua masih deserve ya disuapin kayak gitu walaupun udah mau kepala empat."

"Serem amat lu je, kepalanya empat."

"Sue."

Lelah dengan Jaehyun, Taeyong langsung membuka percakapan. "Bubu seneng deh ngeliat kamu sama Mark, cocok banget! Kamu bahagia kan tinggal sama Mark? Mark ga bawel kan? Kalo Haechan ada masalah sama Mark langsung bilang ke bubu yah jangan sungkan oke sayang?"

Suddenly In Love [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang