03. Bertemu anak kecil

26 3 0
                                    

Menjadi kakak sekaligus menjadi peran orangtua itu berat sekali godaannya kalau tidak diimbangi dengan keikhlasan

Azam zanvier al-khalifi

Komplek pekarangan Anggrek🎍~~~

Malam hari yang di gemuruhi suara rintihan hujan. Pukul 19.00 suara adzan berkumandang di area komplek tempat tinggal Azam.

"Assalamu'alaikum bang azam" Suara adik-adik di masjid yang setelah menunaikan sholat isya berjama'ah.

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi wabarakatuh" Jawab azam di serambi masjid

Azam seorang pemuda yang rajin menunaikan ibadah di masjid sampai semua warga mengenalnya sebagai pemuda sholeh. Banyak anak anak yang menyukai dan cemburu dengan azam karena azam selalu ke masjid bersama adik perempuannya.

"Bang malam ini sepertinya hujannya tidak mau terus terang ya" Ujar
Seorang gadis kecil berusia 10 tahun yang duduk di samping azam.

Gadis kecil itu adalah asnabila seorang anak perempuan satu-satunya dari keluarga azam.

Azam tersenyum mengelus puncak kepala asna.

"Kalau abang terus terang sama calon kakak iparmu nanti kamu cemburu" Asna langsung menatap Azam dengan sedikit cemberut.

"Emang abang dah punya calon ya?" Azam mengangguk dengan tersenyum

"Abang nyebelin deh kenapa gak cerita sama asna kalo abang udah punya calon" Muka asna bete dan langsung meninggalkan azam.

"Asna... Heii masih hujan" Azam mengejar asna di pinggir jalan.

Asna tidak peduli azam mengikutinya dibelakang.

"Dengerin abang dulu,,, asna" Tidak dijawab sama asna.

Azam langsung menggendong asna seperti anak kecil.

"Abang lepasin" Asna menangis saat digendong azam menuju rumah.

Asna langsung turun dan menuju kamar tanpa sepatah kata.

"Umi abi coba liat gadis kecilmu cemburu, bagaimana azam ingin memulai hidup baru kalau asna masih tidak mengizinkan azam untuk menikah" Ujar azam di depan bingkai foto kedua orang tuanya.

Azam hanya tinggal bersama adik perempuan yang usianya berbeda 15 tahun. Uminya meninggal setelah melahirkan seorang anak perempuan dia asnabila.

Sedangkan abinya azam meninggal 3 tahun yang lalu karena kecelakaan.

"Azam, jaga adik perempuanmu, bimbinglah dia sampai dia dewasa, jadilah peran umi dan abi untuk asna, abi percayakan semua sama kamu anakku" Ujar abi azam sebelum nafas terakhir.

"Azam janji akan jaga asna, mendidiknya seperti apa yang sudah abi ajarkan pada asna" Tangisan yang tidak bisa azam sembunyikan telah membasahi pipinya.

"Tuntun abi nak" Lirih abi

Setelah mengucap syahadat abi menghembuskan nafas terakhirnya.

"Abang" Asna yang memperhatikan azam dari depan pintu kamar..

Azam langsung menghapus air mata yang sedari tadi keluar saat mengingat pesan terakhir abi.

"Belum tidur" Asna menggelengkan kepala dan mendekat ke samping azam dengan menghapus sisa air mata di pipi azam.

"Abang tidak boleh nangis, siapa yang mau menghibur asna kalau abang sedih"

Asna tersenyum pada azam
Disambung azam menghela nafas "sudah malam ayo tidur, besok sekolah" Azam langsung menggendong asna ke kamar untuk menemani asna tidur lebih awal.

Memeluk Asa : Atas Rasa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang