Jesse berlari dengan kencang napasnya memburu, jantungnya berdetak dengan cepat. Pandangannya menatap pada orang-orang yang ramai dengan keadaan ricuh di sana, banyak sekali pikiran-pikiran negatif yang keluar dari kepalanya. Sedikit lagi ia sampai pada kerumunan orang-orang itu, langkahnya semakin ia percepat tidak peduli dengan peluh yang sudah bercucuran dan napas yang tersenggal ia harus cepat!"Ayah!" Teriak Jesse tepat saat ia sudah berada dalam kerumunan itu, lalu ia masuk menghalau setiap orang yang menghalangi nya.
"Minggir! Minggir!" Ucap lantangnya membelah kerumunan itu. Dan lihat apa yang ia lihat di depannya, sangat kejam dan ia benci melihatnya lagi dan lagi. Dan lebih kejam lagi orang-orang di sana hanya melihat sembari mengelilingi tanpa ada niat untuk membantu.
"Stop!" Ujar Jesse menghalangi 2 orang lelaki yang ingin kembali memukuli Ayahnya. Ia melindungi Ayahnya menempatkan Sang Ayah pada belakang tubuhnya.
"Hei! Siapa kamu! Jangan halangi saya buat ngasih pelajaran ke orang ini! Orang ini udah mencuri di toko saya!" Ujar salah satu orang yang memukul itu.
"Apa yang Ayah saya ambil? Saya akan ganti Pak, tolong jangan pukul Ayah saya lagi. Saya minta maaf Pak, maafkan Ayah saya saya bener-bener minta maaf Pak" Ujar Jesse memohon maaf pada 2 lelaki itu.
"Oh jadi ini Ayah kamu! Ayah kamu ini sudah berani mencuri 6 roti di toko saya!" Kata si pemilik toko.
"Saya akan ganti rugi Pak, berapa jumlah yang harus saya ganti?" Tanya Jesse.
"Saya minta kamu ganti 2 kali lipat harga! 400 ribu kamu harus ganti!" Ucap pemilik toko menyatakan kerugiannya pada Jesse. Kemudian Jesse dengan cepat mengeluarkan lembaran uang merah dari dompetnya, sesuai dengan yang pemilik toko minta.
"Ini Pak" Jesse menyerahkan uang itu, dengan cepat pemilik toko mengambilnya.
"Ayah kamu ini idiot atau apa, sudah jelas-jelas mencuri tapi tidak mau mengaku" Ujar pemilik toko itu lalu pergi dari sana bersama dengan satu karyawannya. Jesse yang mendengar itu menahan emosinya dengan memejamkan matanya sebentar.
Jesse melihat sekeliling, Orang-orang itu masih saja berkerumunan memperhatikannya. Bahkan di antara mereka masih sempat untuk memegang ponsel yang di arahkan ke mereka, ya dengan menyalakan kamera. Jesse sangat heran dengan orang-orang seperti itu kelakuannya sangat buruk menurut Jesse. Tidak ada manfaatnya bukannya turut membantu malah hanya menonton saja. Jika memang tidak mau membantu tidak kah mereka pergi dari sana?
"Jika diantara kalian ada yang membawa masalah ini ke sosial media kalian, saya tidak akan segan untuk menuntut kalian. Kalian bisa pergi dari sini, tonton kalian sudah selesai" Ucap Jesse pada mereka, mereka memang pergi dari sana, tapi kata-kata dari mulut mereka yang tidak pantas di keluarkan untuk Ayah masih saja terdengar.
Kembali pada sang Ayah yang masih berlindung di belakangnya, Jesse tau sekarang Ayahnya sangat ketakutan.
"Ayah" Panggil Jesse dengan lembut.
"Ayah.. Ayah tidak mencuri Jesse Ayah tidak mencuri.. roti itu.. anak Ayah suka coklat enam" Racau sang Ayah dengan menunjukkan angka enam dengan jarinya. Jesse mengerti sekarang Ayahnya mengambil 6 roti coklat itu untuk anak-anak nya, karena ke-enam anaknya sangat menyukai roti coklatcoklat kecuali Jesse karena ia tidak menyukai coklat.
"Emm... Tapi... Jesse tidak dapat, tidak apa? Emmm Jesse tidak coklat?" Lanjut sang Ayah.
"Iya Ayah Jesse ngerti kok, tapi lain kali Ayah kalau mau sesuatu tunggu Jesse dulu ya? Tadi kan Jesse udah bilang Ayah tunggu dulu sebentar Jesse mau ke toilet. Tapi Ayah gak dengerin Jesse ngomong, Jesse khawatir sama Ayah Ayah malah pergi pergi. Untung Jesse bisa temui Ayah kalau enggak gimana coba? Tuh liat muka Ayah jelek, biru biru gitu" Ujar Jesse panjang.
"Jes cerewet Ayah dengar" Jawaban sang Ayah, Jesse hanya bisa mengehela napasnya. Lalu kemudian tangan sang Ayah menunjuk pada 6 roti yang berserakan di aspal jalan itu.
"Roti coklat.." Tunjuk nya, Jesse mengambil roti-roti itu dan memberikannya pada sang Ayah. Ayahnya terseyum dengan lebar memperlihatkan kedua lesung pipinya, Jesse yang melihat itu ikut terseyum.
"Yaudah ayok kita pulang ya Yah, udah sore nanti di cariin sama Mas" Ujar Jesse yang di angguki Ayah, Jesse memperhatikan Ayah yang terus terseyum menatap roti coklat di tangan sang Ayah.
"Roti nanti kasih anak Ayah suka.." Racau sang Ayah seraya Jesse menuntun nya pergi dari sana. Sepanjang jalan Ayah terus bersuara meracaukan roti-roti kesukaan ke-enam anak-anaknya itu, Jesse harap mereka mau untuk menerima roti itu.
Sedikit tentang Ayah, dahulu Ayah tidak seperti ini maksudnya Ayah itu normal sikap dan sifatnya normal. Bicaranya semua normal, tetapi karena sebuah kec*lakaan hebat membuat Ayah harus dilarikan ke rumah sakit, dengan luka berat di kepalanya. Dokter bilang karena benturan itu membuat sistem saraf otak Ayah rusak.
Sejak hari itu sifat dan sikap Ayah berubah 180 persen dari Ayah yang biasanya. Dan sejak saat itu pula semuanya seakan-akan ikut berubah. Keluarga Abiyaksa tidak seperti dulu, keluarga Abiyaksa telah berubah setelah sang kepala keluarga Abiyaksa Jefrrano mengalami kec*lakaan.
Abiyaksa memiliki 7 orang putra, putra pertama bernama Mahendra Abiyaksa yang sekarang meneruskan perusahaan Abiyaksa. Ada empat kembar dimulai dari yang tertua Reyhan Abiyaksa, Haidan Abiyaksa, Jaendra Abiyaksa, dan Jesse Abiyaksa mereka berada di perguruan tinggi semester 4. Kemudian Chandra Abiyaksa dan Jiandra Abiyaksa beda satu tahun keduanya berada di sekolah menengah atas 11 dan 10.
Dimanakah pendamping Abiyaksa? Keduanya sudah pisah sejak lama. Tentu ada alasan di balik perpisahan itu tetapi tidak untuk di ceritakan sekarang, semua akan tertulis di dalam cerita ini, seluk beluk dari keluarga Abiyaksa akan tertulis dalam cerita di sini.
Cast Abiyaksa Fam's
Mahendra x Mark
Reyhan x Renjun
Haidan x Haechan
Jaendra x Jaemin
Jesse x Jeno
Chandra x Chenle
Jiandra x JisungUntuk Abiyaksa dan yang lain sesuai kalian aja maunya siapa, sesuai bayangan kalian
Yooo guys cerita baru nih semoga kalian suka ya, kalau ada kata/kalimat yang kurang tepat mohon maaf ya guys. Cerita ini gak jauh-jauh dari cerita-cerita yang lain tentang keluarga gitu.
Tes ombak dulu deh kalau banyak yang minat dilanjut.
Kalau kalian penasaran di baca yaaaa, tapi jangan lupa buat komen dan vote ya guys.
See u, semoga cerita ini sampai selesai.
Terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Abiyaksa Fam's || END
RandomMenceritakan kisah singkat sebuah keluarga yang di dalamnya penuh dengan cerita. Akankah cerita di dalamnya penuh dengan kebahagiaan? Atau justru sebaliknya?