Sesuai dugaan di luar sangat ramai oleh orang-orang yang sedang asik menikmati taman kota bandung yang sejuk nan indah. Hari ini Jesse bersama dengan Haidan dan juga Abiyaksa sedang berada di taman kota Bandung, tidak terlalu jauh dari rumah mereka. Hari weekend tentu sahaja taman ini sangat ramai banyak dari mereka yang keluar rumah untuk sekedar bersantai menikmati pemandangan hijau dan berbagai macam bungan cantik di sana.Jesse, Haidan dan Abiyaksa sedang duduk pada bangku taman. Dengan Abiyaksa yang yang sedang memakan roti berisikan coklat di tengah-tengah Haidan dan Jesse, Abiyaksa makan sembari ia memperhatikan orang-orang berlalu lalang di taman itu. Mereka hanya bertiga karena yang lain sedang berada dalam urusan masing-masing.
"Jesse Jesse liat!" Abiyaksa menunjuk pada keluarga yang terlihat lengkap sedang tertawa bahagia. "Anak, Ayah dan... Ibu..." Katanya lagi masih memperhatikan keluarga yang ia tunjuk tadi.
Jesse dan Haidan ikut memperhatikan apa yang di tunjuk sang Ayah, lalu mereka menatap sang Ayah.
"Ibu... Kemana Jesse?" Celetuk Abiyaksa tiba-tiba, Jesse dan Haidan saling pandang satu sama lain. "Ada anak, Ayah ada, Ibu...? Tidak ada Ibu Jesse?" Ujarnya menunjuk dirinya dan kedua putranya lalu menatap Jesse, yang kini menatapnya dengan tatapan sendu Jesse tidak tahu harus menjawab seperti apa. Ah Ayahnya ini juga melupakan beberapa memori atas kejadian yang menimpanya itu.
"Ayah, lebih baik kita pulang udah terlalu sore" Ucap Haidan memecahkan keheningan beberapa saat tadi. Haidan menatap sang adik yang menunduk, ia usap lembut surai sang adik membuat Jesse menoleh pada Haidan.
"Pulang yuk Jes? Udah sore nih" Kata Haidan yang diangguki oleh Jesse, anggukan itu begitu pelan.
"Ayok Ayah" Ajak Haidan pada Abiyaksa, Mereka pergi berlalu dari sana. Di dalam mobil Abiyaksa juga terus mengoceh pada hal-hal yang ia lihat di jalan pulang. Sedangkan Jesse sejak tadi diam, tidak bersuara biasanya ia akan meladeni Abiyaksa tak kalah heboh dengan Abiyaksa.
Haidan memperhatikan sang adik dari kaca dalam mobil, Haidan tidak terlaku suka jika Jesse bersikap seperti ini. Diam, hanya diam Haidan tahu apa yang sedang Jesse pikiran pasti karena kejadian di taman tadi. Haidan kembali fokuskan pada jalanan, beberapa meter lagi mereka akan sampai pada rumah.
Sampai pada rumah mereka langsung masuk ke dalam, dengan Jesse yang terlebih dahulu memasuki rumah. Di dalam Jesse terkejut ternyata ada tamu yang tak di undang, dan sudah lama tidak saling temu sedang duduk pada sofa. Jesse terhenti dan mata mereka saling bertemu, orang itu berdiri dan menghampiri Jesse.
"Hallo ponakan om, lama gak jumpa" Sapanya pada Jesse, beberapa detik Jesse terdiam.
"O-om Yuan?" Ujar Jesse menatap dengan seksama orang di depannya, ternyata kakak dari sang Ayah yang saat itu memutuskan untuk pergi entah kemana dan bertujuan untuk apa tidak ada yang tahu.
"Ya ini Om, Jesse?" Jesse yang dipanggil namanya mengangguk pelan, paman nya pergi ketika ia duduk di bangku sekolah dasar.
"Ponakan Om sudah besar tenyata, tinggi nya sudah sama dengan om. Apa kabar Jes? Kangen gak sama om?" Ujar Yuan Bhatara, dengan kedua tangannya berada di saku celana.
"Ya-ya?" Jawab Jesse masih blank, karena sudah lama sekali ia tidak berhubungan dengan pamannya ini ditambah ia terkejut karena kedatangan sang paman. Yuan menarik satu sudut bibir nya, menatap lekat Jesse di hadapannya.
"Kenapa kaget ya liat Om sekarang ada di sini?" Tanya Yuan, baru saja ia ingin membuka kembali suaranya Haidan dan Abiyaksa masuk ke dalam rumah setelah keduanya memarkirkan mobil di bagasi.
"Jesse! Jangan dekat!" Ujar Abiyaksa yang membuat Jesse sedikit terkejut, lalu Abiyaksa menarik Jesse kebelakang dan bersembunyi di belakang tubuh Haidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abiyaksa Fam's || END
RandomMenceritakan kisah singkat sebuah keluarga yang di dalamnya penuh dengan cerita. Akankah cerita di dalamnya penuh dengan kebahagiaan? Atau justru sebaliknya?