⚠️ CW // k*kerasan, d*arah, kata kasar ⚠️7 m*kam berjejer di salah satu pemak*man yang sangat khusus untuk ke tujuh keponakan Yudha. Ia membawa raga keponakannya ke tempat yang sangat khusus untuk mereka ber tujuh. Tempat yang sangat indah layaknya taman hijau yang di keliling bunga-bunga yang cantik, dengan 7 gundukan yang di buat seindah mungkin oleh Yudha.
Ini adalah seminggu setelah kejadian yang m*rengut para keponakannya, jujur saja Yudha masih belum menerima semua ini. Bagaikan mimpi panjang yang ia alami, bahkan setiap malam ia masih menangisi keponakannya. Ia merasa sangat gagal dalam menjaga keponakannya, bahkan ia menyalahkan dirinya sendiri.
Penampilan Yudha sekarang begitu berantakan, dengan rambut gondrong nya yang ia kuncir acak, serta mata padanya yang sangat ketara. Beberapa hari ini ia tidak bisa tidur, ia selalu memikirkan keponakannya. Bagaimana keponakannya disana? Apakah mereka telah bahagia? Banyak pertanyaan yang ingin sekali Yudha ungkapan.
Air mata Yudha sudah habis di hari pemakaman tujuh keponakannya, hanya ada tatapan kosong dari mata tajamnya itu.
"Hai.. Mas, Kakak, Abang, Adek.. kalian bagaimana di sana? Kalian bahagia? Kenapa kalian tinggalin Om di sini sendirian? Padahal kita baru bertemu kembali. Nak.. tolong maafkan Om, tolong maafkan Om Nak... Maaf... Maafkan Om memiliki adik seperti pria b*jingan itu dan pria itu yang menjadi Ayah kalian..." Ujar Yudha, dengan perasaannya penyesalan yang masih sangat menyelimuti nya.
"Harusnya Om lebih cepat menjalankan rencananya, harusnya Om tidak melibatkan kalian. Harusnya Om.. harusnya bisa melawan mereka lebih cepat. Mas.. Kakak, Abang, Adek demi Tuhan Nak.. demi Tuhan Om gak ikhlas Nak Om gak ikhlas" Yudha menundukkan kepalanya, sesak sekali rasanya.
"Om janji akan balaskan semua rasa sakit kalian. Om janji akan balaskan melebihi rasa sakit kalian. Om tidak akan membiarkan pria b*jingan itu hidup dengan layak. Dan Om tidak akan membiarkan pria b*rengsek itu mati dengan tenang. Tidak peduli sekalipun dia memiliki hubungan darah. Kau harus lebih menderita Abiyaksa! Aku tidak akan mengampuni mu! Bersiaplah untuk mendapat balas atas perbuatan mu Abiyaksa." Setelah nya ia bangkit dari duduknya, ia rapih kan pakaiannya, lalu pergi dari sana.
Tujuan Yudha kali ini adalah rumahnya, ia akan pulang dan memulai semua dendamnya. Sudah 1 minggu ia biarkan bajingan gila itu, ia belum menyentuh nya sama sekali. Beberapa menit Yudha telah sampai pada kediamannya. Ia sudah menyiapkan semua yang akan ia butuhkan untuk bermain-main dengan si B*rengsek itu.
Tanpa menunggu lama ia memasuki ruang bawah tanah di rumahnya, dengan membawa sebuah bingkisan di tangannya. Ah lihat lah pria gila itu, dengan tangannya yang terikat ke atas oleh rantai. Luka tembak yang tidak di obati dan wajah pucat itu, ah baru sedetik melihatnya saja Yudha sudah ingin sekali menghabisinya, Yudha mendekat ke arahnya.
"B*jingan Abiyaksa..." Ujar Yudha menyapa Abiyaksa yang terlihat agak lemas. Abiyaksa yang mendengar itu mengangkat kepalanya dan langsung bertatapan dengan sang kakak Yudha, tetapi apakah mereka masih bisa dianggap kakak beradik?
B*jingan gila itu, malah tersenyum remeh ke arah Yudha.
"Kau..." Kata Abiyaksa dengan sedikit lirih.
"Ya adik ku? Ah rasanya tidak sudi sekali aku memanggil mu adik. Hai pria gila, bagaimana keadaan mu? Ah sepertinya kau baik-baik saja" Ucap Yudha, lalu ia mengarahkan sebuah pisau yang baru saja ia asah pada kulit pipi Abiyaksa.
Srek..srek..
Dua kali Yudha menggoreskan pisau itu pada pipi pucat Abiyaksa. Tidak ada ringisan dari Abiyaksa, Yudha beberapa kali lagi menggoreskan nya pada wajah Abiyaksa.
Srek srek srek
"Ah lihatlah wajah jelek mu ini, semakin jelek Abiyaksa. Liat karyaku di wajahmu terlihat sangat bagus bukan?" Kata Yudha. Wajah Abiyaksa sudah penuh dengan darah akibat perbuatan Yudha barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abiyaksa Fam's || END
DiversosMenceritakan kisah singkat sebuah keluarga yang di dalamnya penuh dengan cerita. Akankah cerita di dalamnya penuh dengan kebahagiaan? Atau justru sebaliknya?