" Om... "
" Hai boys, selamat datang "
" Om jangan banyak basi basi "
" Oke kalian tenang dan duduk biar om jelaskan "
Sekarang putra-putra Abiyaksa kecuali Jesse, Chandra dan Jiandra sedang duduk pada sofa rumah yang baru saja mereka datangi. Bertatapan langsung dengan seseorang yang baru beberapa minggu ini datang ke rumah mereka tanpa di undang.
"Om kita gak ada waktu kalau cuma duduk doang di sini!" Ujar Reyhan.
"Aku gak mau sampai Adek aku kenapa-napa!" Lanjutnya.
"Sabar Rey, Om juga gak mau sampai keponakan Om kenapa-napa" Jawab pria itu.
"Om tau kalian pasti sudah tau bukan apa rencana Ayah kalian?" Tanya pria itu yang bukan lain adalah Yuandra Bhatara Abimana, tentu kalian ingat siapa dia bukan?
Yang di tanya saling bertatapan satu sama lain, dan kemudian menganggukkan kepalanya.
"Mehendra Om tau kamu juga sudah merencanakan aksi itu bukan?" Tanyanya lagi dengan menatap si sulung Abiyaksa.
"Om salut sama rencana kalian. Tapi kamu terlalu lamban Mahendra, kamu terlalu takut ambil resiko, kalian terlalu takut untuk ancaman itu. Kalian terlalu lama ambil tindakan, mau sampai kapan kalian akan terus menuruti ancaman dia? Mau sampai kapan kalian terus mengikuti drama seperti ini?" Ujarnya dengan manatap satu persatu para putra Abiyaksa itu.
"Kita tau Om, kita terlalu takut ambil resiko kita terlalu lambat buat bertindak. Om gimana kita gak takut ambil resiko kalau ancaman itu terus ada di sekitar Jesse?" Balas Mehendra dengan dengan menatap balik orang di depannya.
"Ya dengan ketakutan kalian itu akan membuat Jesse semakin di ujung nyawanya" Celetuk seorang pria bernama Theo.
Sontak keenam anak Abiyaksa itu pun menatap secara bersamaan atas ucapan Theo. Benar tidak ada yang mengelak satupun ucapan dari Theo.
"Terus kenapa Om Yudha juga baru bertindak sekarang? Kemana Om selama ini? Kita di sini bertahun-tahun nungguin Om. Tapi apa? Om gak kunjung nampakkin diri Om lagi. Kita sama-sama lambat Om" Ujar Haidan.
"Kalian mau tau kenapa Om baru muncul lagi sekarang?" Tanya Yudha seraya menatap ke arah keponakannya.
"Kakek kalian penyebabnya, kakek kalian menghalangi semua usaha Om. Dia terus berusaha buat Om sibuk sama perusaha di Jepang, Om gak boleh pulang ke sini apapun itu alasannya. Om pernah berusaha untuk kabur tapi tetap saja kakek kalian itu menghalangi Om dengan anak buahnya. Om di hukum di sana sampai seminggu kakek kurung Om. Kakek kalian juga selalu ngancem Om dengan keselamatan kalian, kalian semua taukan? Ayah kalian anak tersayang kakek kalian, hal apapun bakal dilakuin biar anak kesayangannya itu senang karena itu Om gak bisa berbuat apapun. Om minta maaf, maaf Om baru bisa kembali setelah kematian kakek kalian" Ujar Yuan sedikit menceritakan kisahnya saat ia berada di Jepang. Pada intinya mereka sama-sama lambat dalam melakukan rencana itu.
Flashback
Empat tahun yang lalu di negara Jepang kedua lelaki saling adu argumen, saling tidak ingin kalah. Namun salah satunya mengalah atau lebih tepatnya terpaksa untuk mengalah.
"Gak bisa gitu dong Pa!" Ujarnya dengan lantang.
"Gak bisa gimana hah! Apa kamu gak bisa ngebiarin adik kamu itu bahagia! Kamu liat gimana adik kamu menderita setelah perpisahan dengan Yessa istrinya!? Biarin adik kamu bahagia Yud! Biarin adik kamu melakukan apapun untuk kebahagiaanya. Papa gak bisa liat anak-anak Papa menderita Yudha..." Balas lelaki yang cukup tua yang tidak lain adalah Ayah dari Yudha dan Abiyaksa, Abimana Jayakasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abiyaksa Fam's || END
RandomMenceritakan kisah singkat sebuah keluarga yang di dalamnya penuh dengan cerita. Akankah cerita di dalamnya penuh dengan kebahagiaan? Atau justru sebaliknya?