prolog

221 25 0
                                    

Seorang pria dengan umur 300 tahun mendudukkan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Dia menghela nafas lelah karena keabadian yang tidak kunjung di angkat oleh kematian. Harry Potter, seorang penyihir yang mempunyai keabadian karena mempunyai kematian di sampingnya.

Dia selalu di dampingi oleh kematian karena dia adalah satu satunya penerus yang tersisa. Karena sihirnya yang besar, dia tidak bisa mewariskan kepada anaknya albus, James, atau Lily karena usia mereka yang juga sudah menua. Sedangkan dirinya telah abadi untuk selamanya.

Mengingat jika umurnya telah 300 tahun. Harry memutuskan untuk bersembunyi dalam ketenangan karena hidupnya cukup membosankan. Dia memutuskan untuk kembali ke dunia muggle dan akan menetap disana.

Untuk anak dan cucunya dia akan mengurusnya nanti dan akan memutuskan untuk tidak berhubungan dengan dunia sihir. Disana dia akan melepaskan sihirnya yang begitu kuat itu dan memadatkannya menjadi kepingan kepingan sihir yang cukup kuat. Dia akan tidur di peti mati nya yang membosankan dan Harry akan ber inkarnasi.

Ya kematian pasti akan mengabulkannya karena itu keinginannya. Dia akan menjalani kehidupan baru dan memutuskan untuk kembali ke masa lalu menggunakan mantra kuno yang telah tersedia di peti matinya.

Harry tau ini melanggar aturan, namun dia harus melakukannya karena dia tidak ingin melihat semua orang yang mati namun dirinya yang hidup Karena abadi. Dia tau jika ini memang takdirnya. Namun dia tidak ingin terus melihat orang yang dia sayangi terus mati di depan matanya.

Kehidupan kali ini memang sangat tenang dan damai. Dia hanya tidak ingin selalu hidup membosankan seperti ini lagi.

Saat ini Harry meletakkan peti mati di depannya. Menatapnya dengan senyuman sendu peti yang telah dia siapkan disana.

"Baiklah aku siap. Death tolong ya" ucap Harry dengan senyuman diwajahnya yang manis.

"Baik master" death membuat sebuah cahaya yang terang di bawah tempat peti mati Harry dan kemudian tempat itu bersinar berwarna merah dengan diiringi hitam dan hijau.

"Kenapa kau tidak mengeluarkan sihirku death? Sihirku cukup besar Lo" ucap Harry dengan memandang Langi langit putih diatasnya (atap).

"Tidak perlu master. Itu akan membuatmu terlahir squib jika aku menarik sihirmu"

Death akhirnya menyelesaikan pekerjaan nya dan membuat tubuh Harry menyusut hingga menjadi seukuran bayi yang baru lahir. Death mengambil bayi itu dan mulai menghilang dari sana dan mendarat di sebuah rumah yang cukup harmonis.

Death membuat bayi itu menjadi sebuah cahaya dan memasuki rumah itu. Terlihat seorang wanita cantik yang tengah mengandung mengusap lembut perutnya yang tengah membuncit. Death menatapnya dengan khawatir, jika Harry terlahir bersama bayi yang merupakan dirinya sendiri maka dia akan menjadi anak kembar dan Harry harus membagi kasih sayang itu untuk saudara nya.

"Apa kau yakin anakku jika kau akan terlahir kembali dengan dirimu sendiri dari masa lalu? Kau akan membagi kasih sayang itu untuk nya juga"

"Yah tak apa. Yang terpenting aku tidak sendirian" ucap Harry tabah.

"Baiklah jika begitu. Masuklah ke rahim ibumu nak. Ingatlah jika kau adalah anakku yang selama ini ku dampingi dan ku rawat selama ini dan aku adalah orang tuamu yang kedua"

"Terima kasih ayah"

Harry akhirnya telah dimasukkan kedalam rahim ibunya dan death yang melihat itu langsung kembali menghilang dan pergi dari rumah itu.

9 bulan kemudian

Akhirnya waktu telah berlalu dan perut Lily semakin membesar. Lily mendudukkan tubuhnya di sofa dibantu oleh James dan Lily mengusap lembut perutnya yang membesar karena hampir akan memasuki kelahiran bayi nya.

"Lily sebentar lagi kau akan melahirkan. Apakah kamu mempunyai nama untuk bayi kita?" Tanya James dan dia mengusap lembut perut Lily yang benar benar sangat besar.

"Hey James kau mau menyentuh perutku yang ditendang bayi kita?" Ucap Lily dan dia mengambil tangan James dan menuntunnya ke perutnya yang besar.

"Waw dia sangat aktif sayang" ujar James berseru bahagia. James menempelkan telinganya dan mendengarkan kehidupan di dalam perut itu. Dengan senyuman James menciumi perut sang istri.

"Bagaimana jika harrison?" Ucap James dan Lily tersenyum.

"Aku lebih suka dengan nama Harry" ucap Lily mengusap Surai suaminya yang masih setia menempelkan wajahnya di perut nya.

"Terserah apapun yang penting dia lahir dengan selamat" ucap James menikmati usapan lembut Lily.

"Yah sebaiknya seperti itu" ucap Lily dan dia mulai bangun dari sana untuk ke kamar.

Dengan dibantu oleh James, Lily mulai tertidur pulas dan melupakan semuanya tentang duniawi. dia meluncur ke alam mimpi dan tertidur pulas untuk hari esok.




































































































































































































































































"James perutku sakit kyaaaaaa!!!!"

Bersambung...

Back To Reminisce Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang