master potion

203 30 9
                                    

Severus Snape dan seseorang yang ada di sampingnya adalah seorang muggle born berjalan tanpa kata. Hari ini adalah giliran dia yang memantau berbelanja untuk anak anak muggle born yang harus ditemani. Severus merasa ini sangat membosankan dan merepotkan. Dia ingin segera kembali dan membuat ramuan di laboratorium nya. Hingga akhirnya ini akan segera selesai setelah membeli sebuah hewan untuk peliharaan. Yah ini mungkin butuh beberapa waktu untuk anak yang dia temani dan severus akan melihat lihat setelah ini apakah ada tanaman untuk ramuan yang cocok untuk penelitian nya.

Severus menyuruh anak itu untuk masuk dan anak itupun menurut. Severus bersyukur dengan itu. Untungnya dia menjadi pemandu anak muggle born ini dan bukan darah murni seperti anak baptisnya dan severus yakin jika anak anak darah murni itu mungkin sangat sombong dan pemerintah. Dia jadi teringat dengan anak itu. Anak yang bertahan hidup, mungkin umurnya sudah 11 tahun dan mereka akan bertemu dalam beberapa hari. Severus yakin jika anak itu tumbuh menjadi anak yang sombong dan sangat nakal seperti ayahnya.

Dia pasti sangat manja dan severus akan menduga hal itu akan terjadi. Nyatanya dia sangat membencinya. Sangat membenci anak nakal dan manja seperti itu. Mungkin jika anak itu tumbuh baik seperti Lily sedikit saja dia akan sedikit baik untuk tidak memukulnya. Dia teringat perkataan albus. Mata nya sangat mirip dengan milik Lily dan itu membuat severus harus melindungi putra Lily.

Severus kemudian tersadar dari lamunannya. Dia mengikuti anak tersebut. Saat dia memasuki toko itu severus melihat seorang anak dengan mata hijau sedang memangku anak yang tengah pingsan di pangkuan nya.

"Ada apa di sini?" Severus langsung kaget dan bertanya begitu saja dan itu membuat anak itu bertatap mata dengan severus. Dia merasa sangat mengenal mata itu dan dia juga ada perasaan rindu di hatinya.

"Oh Hallo" anak itu langsung mendongak dan juga menatap severus sambil menyapanya.

"Selamat siang Mr Snape. Anak ini tergigit ular dan saya sangat panik. Apakah anda bisa membantu kami?" Ucap penjual hewan itu pada severus dan severus pun mengangguk.

"Apakah dia di gigit ular? Ular apa?" Tanyanya walaupun dengan wajah datar. Si penjual pun langsung panik dan menunjuk ke arah ular di kandang. Yang mana ular itu berwarna putih dengan sedikit ada warna biru di dahinya.

Severus langsung menghampiri keduanya dan memeriksa denyut nadi serta pemeriksaan menyeluruh. Severus menemukan jika anak ini tidak apa apa dan severus menghela nafas lega karena racun ular itu telah dikeluarkan. Maka jika tidak akan berakibat fatal, bahkan jika terlambat sedikit saja maka akan menemui kematian dan dia hanya seorang anak anak dan itu tidak boleh dibiarkan.

"Untungnya anak ini sudah tidak apa apa. Berikan ramuan ini padanya dan itu akan segera membaik setelah nya" ucap severus. Harrison nampak sangat berterima kasih kepada severus.

"Paman bolehkah aku meminta tolong sekali lagi?" Ucap harrison dan severus nampak seperti akan menerima atau menolak.

"Apa?" Severus menatap lurus ke arah jendela dan masih mendengarkan anak itu.

"Tolong angkat aniue ku ke penginapan dan aku akan berterima kasih kepada mu" ucap harrison dan severus menatap anak yang mirip seperti seseorang itu. Wajahnya telah tertutupi oleh rambut dan itu membuat severus penasaran dengan anak berambut merah sedikit panjang itu.

"Baiklah" severus setuju setelah membelikan anak muggle born itu sebuah burung hantu mereka akhirnya sepakat untuk membawa Harry ke penginapan.

Severus mengangkat anak itu namun itu membuatnya terbelalak karena dia sangat mengenal wajah itu. Tunggu, kenapa dia tidak sing dengan kedua anak ini? Anak anak ini nampak seperti Potter dan severus sangat mengenalnya.

Severus membopong anak itu dan memesankan sebuah kamar hingga dimana akhirnya severus harus mengantarkan kembali anak itu kepada kedua orang tuanya di muggle. Severus sangat ingin bertanya tanya namun dia masih mempunyai banyak urusan. Toh dia nanti di Hogwarts akan tau dan dia akan mengetahui kedua anak tersebut nantinya.

Skip

Harry mengerjapkan matanya dan melihat jika dia ada di kamar penginapan. Dia masih mengingat jika dia ada di toko hewan peliharaan dan digigit oleh ular putih itu.

Sssst

#kau sudah bangun tuan?#

#kenapa kau ada di sini?#

#aku telah menjadi hewan kontrakmu, sekarang belai lah aku#

#dasar genit#

#aku sudah kau kontrak dan kau tidak mau memanjakan ku? Tuan sangat jahat sekali selalu meledekku#

#tck kau ular genit dan judes jauh jauh sana#

#dasar tuan jahanam#

"Aniue sudah bangun?" Harrison memasuki kamar dan dia tersenyum saat melihat Harry yang sudah siuman.

"Ya seperti yang kau lihat Harris aku sudah siuman. Ah siapa yang membawaku kemari? Bukankah jika kau saja pasti tidak akan kuat untuk menggendongku? Kau kan pendek" ucap Harry meledek.

Ctaz

"Aduuuuuuuuh!!! Sakit!" Teriak Harry disaat Harris menjitak kepala Harry yang telah meledeknya.

"Huh aku tidak pendek! Aku hanya masa pertumbuhan saja!" Ucap marah Harris dan dia meletakkan bubur di meja yang tersedia di sana.

"Haha kau lucu sekali oh dan ngomong ngomong siapa yang membatu mu untuk membawaku?" Tanya Harry dan dia melihat ular itu merayap ke pangkuannya.

Harry membelainya dengan lembut, dia menyentuh kepala ular itu dan ular itu menggulung diri di pangkuan Harry.

"Apa kau ingat seseorang yang mom ceritakan? Dia yang membantuku untuk membawamu kemari" ucap Harris dan dia mendudukkan dirinya di samping kakaknya.

"Oh ya? Siapa orang itu? Bukankah orang yang diceritakan mom sangat banyak?" Ucap Harry penasaran dan dia memakan bubur yang disiapkan oleh Harris.

"Itu master potion severus Snape teman pertama mommy yang ada di dunia sihir" ucap Harris dan Harry hanya menganggukkan kepalanya sambil memegang dagunya.

"Ya udah sih nanti ku cari dia dan aku akan berterimakasih saat sudah di Hogwarts. Dia masih mengajar kan?" Tanya Harry kepada adiknya.

"Yah menurut beberapa orang juga begitu. Kalo begitu kamu akan memilih untuk ke rumah mana aniue?" Tanya harris dengan penasaran.

"Hmm aku sih netral. Tetapi aku berharap tidak. Berada di gryffindor dan itu pasti sangat merepotkan" ucap Harry dan dia saat bersama anak anak gryfin malah merinding karena anak anak disana sangat percaya sekali dengan pihak cahaya walaupun itu hitam sekalipun.

"Yah aku sih sepertinya lebih suka di slyterin walaupun penghuni nya sangat hitam. Tetapi jangan lupa jika kita juga mempunyai darah hitam di nadi kita aniue" ucap Harris sambil smirk.

"Yah kau adalah murid yang kulatih. Kamu mempunyai empat darah bangsawan dan empat sifat leluhur di Hogwarts. Itu harus kamu lakukan seperti apa kata hatimu. Jangan mau dikendalikan oleh siapapun dan jangan percayai siapapun jika kamu tidak yakin. Kamu akan tau penghianatan jika berteman dan teman itu mengkhianati mu" ucap Harry dengan menasehati sang adik.

"Iya aniue aku pasti akan selalu mengingat nasihat mu" ucap Harris dengan tersenyum sambil di usap dengan lembut oleh Harry.

Bersambung...

Back To Reminisce Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang