Hari ini sahabat-sahabat Adrian hendak mengunjunginya di pesantren. Mereka semua sedang berada di sebuah minimarket dan sibuk membelikan oleh-oleh yang akan mereka bawa. Irzan yang sedari tadi mengobrak-abrik rak cemilan membuat salah satu pegawai di minimarket tersebut menghampirinya.
"Nyari apa ya mas?" tanya pegawai itu.
Irzan sontak menoleh dan menggaruk tengkuknya sembari tersenyum kikuk. "Itu mba, saya cari cemilan rasa durian. Ada nggak ya?"
Pegawai itu mengangguk dan berjalan menuntun Irzan menuju rak yang ada di pojok. "Ini ada biskuit rasa durian kalau kakaknya berminat." Irzan langsung mengambil beberapa snack rasa durian dan juga coklat, karena dia sangat tahu bahwa ketuanya itu sangat menyukai durian dan coklat.
Fito dan Alex membawa belanjaannya ke kasir. Mereka sengaja membawakan beberapa cemilan dan minuman dengan maksud meminta maaf pada Adrian. Irzan pun ikut meletakkan beberapa cemilan yang dia pilih ke kasir sebelah.
Alex terkekeh pelan saat melihat semua belanjaan Irzan bergambar durian. Alex tahu betapa merasa bersalahnya pria itu pada Adrian, mungkin sebagai permintaan maafnya dia membelikan cemilan kesukaan ketuanya itu.
Selesai membayar, mereka langsung memasukkan belanjaannya ke dalam mobil Fito. Mereka semua memilih naik mobil agar tidak khawatir jika hujan turun, sebab perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh.
Singkat waktu mereka bertiga pun tiba di pesantren. Alex langsung turun dan bertanya pada seorang pria paruh baya yang sedang duduk di depan gerbang pesantren. "Punten, saya mau tanya kalau mau masuk ke dalam izinnya di mana?"
Pria paruh baya tersebut menunjuk ke arah belakang pesantren dimana di sana terlihat rumah sederhana dengan cat berwarna putih bersih. Akhirnya mereka bertiga pun berjalan menuju rumah tersebut untuk meminta izin menjenguk Adrian.
Fito mengetuk pintu rumah tersebut dengan pelan. "Assalamu alaikum." Ucapnya memberi salam.
Perlahan pintu tersebut mulai terbuka dan menampilkan seorang pria memakai peci dan baju muslim. "Eh ada apa? duduk dulu atuh." Ucap Pak Hasan ramah.
"Iya pak terimakasih, punten, saya mau minta izin mau jenguk Adrian, boleh?" Tanya Irzan dengan sopan.
"Oh, kalian temannya nak Rian, boleh atuh, ayo bapak antar ke asrama." Pak Hasan langsung berjalan mendahului mereka semua menuju asrama.
Setelah mengantar mereka, pak Hasan langsung pamit karena ada hal yang harus beliau lakukan. Dengan rasa gugup yang sangat mendominasi, Irzan memberanikan diri mengetuk pintu kamar Adrian dengan pelan. Alex dan Fito pun ikut merasakan hal yang sama, takut jika Adrian justru marah dan menyuruh mereka kembali ke jakarta dan tak menerima semua cemilan yang mereka bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milik Sang Ketua
Teen Fiction⚠️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!!⚠️ CERITA INI HANYA TERSEDIA DI WATTPAD, JIKA TERDAPAT DI APLIKASI LAIN MOHON BERITAHU SAYA, KARENA HAL TERSEBUT MERUPAKAN PLAGIAT! CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!!! Follow juga inst...