10

17 2 0
                                    

Arumi yang baru pulang dari apotek langsung memanggil Adrian yang sedang bermain game di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arumi yang baru pulang dari apotek langsung memanggil Adrian yang sedang bermain game di dalam kamar. "Kak, minum obat dulu."

Adrian pun langsung bangkit dari kasur menuju ruang tamu, dimana di sana terlihat Arumi sedang menyiapkan obat untuknya.

"Loh itu darahnya keluar lagi kak, kita ke rumah sakit aja yuk," ucap Arumi saat melihat perban yang terpasang di kepala Adrian sudah di penuhi dengan darah.

"Nanti aja kalau kita udah di jakarta. Aku nggak mau bapak sama ibu khawatir."

Adrian mengambil beberapa obat tablet yang sudah di siapkan Arumi dan langsung meminumnya. "Barang kamu udah siap belum? nanti sore kita udah harus balik ke jakarta."

Bapak yang baru saja datang lantas meletakkan beberapa kertas dokumen penting di atas meja dan mendudukkan dirinya di samping Adrian. "Bagaimana kondisi kamu nak? kepalanya masih sakit?" tanya Pak Hasan.

"Udah nggak sakit pak, udah minum obat juga."

"Bapak tidak yakin kamu bisa pulang nak, apalagi dengan kondisi seperti ini. Bapak khawatir terjadi sesuatu di jalan."

Arumi mengelus pundak sang ayah yang sudah tampak membungkuk itu. "Bapak tenang saja, kalau kak Rian nggak bisa nyetir, Arumi bisa kok gantiin dia."

Mendengar hal itu membuat Adrian lagi-lagi menatap Arumi dengan rasa kagum. Entah sudah berapa kali ia mengagumi gadis mandiri itu. Ia merasa sangat beruntung mendapatkan istri seperti Arumi.

"Kamu yakin nak?"

Arumi hanya mengangguk pelan dan kembali membawa gelas yang di gunakan Adrian tadi ke dapur. Ia juga segera ke kamar untuk menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa ke jakarta.

***

Menikmati hari liburnya di desa kecil ini membuat Adrian seperti tak rela meninggalkan tempat ini. Di lihatnya suasana desa sudah mulai sepi sebab hari semakin gelap. Jika bisa mengulang waktu, ia lebih memilih tinggal di desa ini di bandingkan di kota yang penuh dengan polusi udara dan juga keributan kendaraan.

Setelah memasukkan semua barang ke dalam mobilnya, Adrian mendudukkan dirinya di depan rumah sambil menunggu Arumi yang masih ada di dalam rumah.

"Pak, obatnya di minum yah. Minggu depan kalau Arumi punya waktu luang, Arumi akan bawa bapak ke rumah sakit untuk kontrol."

Samar-samar Adrian tak sengaja mendengar obrolan Arumi dengan sang ayah yang membuatnya berjalan menemui mereka.

"Bagaimana kalau bapak dan ibu ikut kita ke jakarta. Saya punya kenalan dokter yang bisa membantu bapak." Ucap Adrian memberi tawaran kepada ayah mertuanya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Milik Sang KetuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang