Sudah pukul 10 malam tapi Adrian dan pak Hasan belum kembali kerumah. Untuk mengelilingi pesantren seluas ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama, tapi mereka berdua membagi tugas dengan memeriksa satu persatu kamar santri.
Adrian berjalan mendekati sebuah kamar yang berada di pojok, ia mencium aroma tak asing baginya. Ia perlahan mendekati kamar itu dan mendekatkan telinganya pada pintu untuk mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
"Tambahin minuman gue dong,"
"Eh, lu ngambil rokok gue yang di lemari?"
"Jangan keras-keras bego ngomongnya, kalau ada yang denger gimana,"
Adrian terkejut mendengar ucapan mereka yang sepertinya sedang berpesta di dalam kamar ini. Ia pun langsung mengetuk pintu kamar tersebut dengan keras sehingga membuat mereka semua terkejut.
"Buka atau gue dobrak!" Ucap Adrian dengan keras.
Tak mendapat respon dari dalam membuat Adrian terpaksa mendobrak pintu kamar itu. Betapa terkejutnya Adrian saat melihat sampah-sampah rokok dan botol minuman sudah berserahkan di lantai asrama. Namun, anehnya ia tidak menemukan satu pun santri di dalam sana.
"Keluar kalian! atau gue laporin ke pak Hasan."
Satu santri keluar dari lemari dengan wajahnya yang terlihat memerah. Ia mendekati Adrian dengan tangan yang terkepal kuat.
"Laporin aja kalau berani! Lo jangan sok jagoan deh. Mentang-mentang lo udah jadi menantunya pak Hasan!" Bentak pria itu.
Adrian menarik lengan pria itu dan hendak membawanya ke rumah Pak Hasan. Tapi, dua santri tiba-tiba muncul dan mendorong tubuh Adrian hingga tersungkur ke lantai.
Dua di antara mereka mulai menendang Adrian secara brutal. Awalnya Adrian hanya diam saja karena tidak mungkin ia memukuli santri di pesantren milik pamannya ini. Namun, karena kesabarannya sudah habis, ia bangkit dan mulai melawan mereka yang sedang memukulnya.
Melihat sahabatnya di habisi oleh Adrian membuat pria yang sedang berdiri di ambang pintu itu mulai mendekat. Adrian melirik pria itu yang sedang memegang pecahan botol minuman.
Pria itu terlihat ingin melukai Adrian dengan kaca yang sedang ia pegang, dan saat Adrian lengah pria itu langsung melaksanakan niat buruknya yang sengaja ingin mencelakai Adrian yang sudah berani mengganggu pestanya.
Adrian membalikkan badannya dan memegang kepalanya yang terasa sakit, dan saat itu juga terdengar suara pak Hasan berteriak membuat seisi Asrama langsung heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milik Sang Ketua
Teen Fiction⚠️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!!!⚠️ CERITA INI HANYA TERSEDIA DI WATTPAD, JIKA TERDAPAT DI APLIKASI LAIN MOHON BERITAHU SAYA, KARENA HAL TERSEBUT MERUPAKAN PLAGIAT! CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!!! Follow juga inst...