Bercerita

87 0 0
                                    

Diana terburu buru melangkah masuk ke ruangan bernuansa putih, suara gebrakan pintu terdengar keras mengejutkan lelaki yang duduk membelakangi di kursi putar.

BRAK

"Astaga." ponsel genggaman, nyaris jatuh.

Hap

"Maaf kak." dua langkah maju berhasil menangkap ponsel milik lelaki berpakaian serba putih karena dia seorang dokter.

Mengacungkan kedua ibu jari tangannya. "Na, ngagetin aku aja. Salam dulu kek atau apa." ujar menahan kesal.

Diana tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. "Assalamualaikum kak Juno ganteng."

"Waalaikumsalam salam. Duduklah, eh iya kamu mau minum apa." jawab Juno mempersilahkan kursi di depan meja kerja nya.

"Apa aja. Yang penting halal." ujar Diana. "Kak Jun gak ada jadwal operasi." seraya mendudukam b*k*ngnya ke kursi berhadapan langsung dengan Juno.

Tidak biasanya Juno meminta Diana datang langsung menemuinya jika tak ada hal penting, raut wajahnya aja serius, dok misterius penuh intimidasi.

Srek

"Andre sudah ada pendonor." ujar Juno tiba tiba.

"Terus." acuh nya.

Juno mengecap bibirnya. "Jelasin."

Ragu ragu tangannya terulur mengambil lembaran kertas dari pihak rumah sakit.

Diana bisa menebak netranya memancar kuat.

"Jadi benar, dia anak. Ah... ya ampun, seberapa dalam hubungan kalian berdua, seharusnya malam itu aku cegah." menarik nafas berat sembari menggeleng.

"M malam, cegah, a apa kau ada." duganya benar.

Juno akhirnya menceritakan kejadian yang ia lihat lewat orang suruhan.
***

Bali

"Akhir nya kita bisa liburan." ujarnya antusias.

Pintu jendela Villa dibuka lebar, pemandangan indah pantai memukau pulau yang dikenal surga dunia pada suasana tengah malam gemerlapan bintang.

Begitu menawan setiap mata memandang, sangat langka, ini kali pertama lelaki berparas Korea itu tersenyum.

Berbeda halnya pada pria berdarah asli orang Amerika

Selama bertahun tahun ikut bersama pasien pribadinya ia tak dapat lagi berlibur, sekedar ke pantai, atau taman sekalipun.

"Loh, itu orang malam malam begini mau kemana, bukannya istirahat, udah tau lagi sakit pake acara keluruyuran." gumam Juno melihat arloji di pergelangan tangan nya.

Jam menunjukkan pukul 12: 00 malam, ini kan waktunya orang istirahat, Juno menghambar jaket dan kunci mobilnya keluar Villa.

Mobil merah melesat cepat, tepat sasaran Juno mengikuti kemana pergi sepupunya. Ternyata berhenti di sebuah Cafe, dia kelihatan buru buru masuk, disana sudah ada wanita parubaya menunggunya.

Juno ikut masuk bermaksud untuk menguping, tetapi tiba tiba ponselnya bergetar, pesan penting dari seseorang.

'Pil apa itu, dia kan tidak boleh sembarangan minum obat.' gumam Juno dalam hati.

Ting

💬 Cepetan kamu kesini nak, Appa sama Eomma ingin bicara

Kakinya tercekat setelah membuka pesan dari ibunya, kebetulan sedang berlibur disana, sengaja untuk menemui putra semata wayang nya.

Tentu Juno lebih milih kedua orang tuanya dibandingkan Andre, sudah lama ia tidak bertemu dengan mereka, rasa rindu menyelimuti ingin segera berjumpa.

> > 📞

"Hallo tuan. Ada apa anda menghubungiku, tidak biasanya." sahut seseorang sebrang sana.

"Aku boleh minta tolong, datang kesini sekarang, nanti alamatnya aku share location." suruhnya.

"Baik Tuan."

"Hmm. Kamu tau kan apa yang harus kau lakukan."

"Saya mengerti tuan."

"Aku tunggu laporanmu."

Tutt

Juno mengakhiri panggilan bergegas pergi dari sana, ia yakin Andre akan melakukan sesuatu hal nekat, ia paham betul sifat sepupunya seperti apa, setelah tau kabar pernikahan kekasihnya.
...

📞

"Bagaimana?"

"Tuan Andre sekarang berada di penginapan adiknya dalam keadaan mabuk."

"Apa dia berulah lagi."

"Benar Tuan."

"Lalu kenapa kau diam saja, kau bisa cegah kan." frustasi Juno setengah berteriak ke lawan bicaranya di ponsel.

"Maaf tuan itu bukan wewenang saya." jelasnya.

"Apalagi yang kau lihat." ketus Juno jengah dengan sifat keras kepala Andre  berambisi terhadap kekasih yang sekarang jadi mantan.

Andre berpikir sang kekasih mengkhianati cintanya dikala perjuangan meraih kesuksesan demi masa depan cemerlang, kehidupan layak tanpa kekurangan sedikitpun, karna setelah perusahaan mendiang Ayahnya sempat bangkrut akibat terlilit hutang piutang menyebabkan sang ayah jatuh sakit dan meninggal di usianya terbilang remaja.
***

Diana mencerna semua cerita Juno ia belum mengerti apa motif dibalik sikap Andre suka melecehkan nya.

"Jadi kak Jun tau semuanya." ujar Diana marah.

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang