Nadine tidak menyukai makanan manis, dia benci warna pink, dan berpacaran dengan pria lebih muda adalah mimpi buruk baginya.
***
Kehadiran Arjuna yang penuh warna mengacak-acak hidup Nadine. Pria pecinta manis yang lebih muda tujuh tahun darinya itu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌸🌸🌸
Nadine merenggangkan otot punggungnya yang terasa pegal. Tatapnya terarah pada jendela besar di ruang kerjanya yang tak lagi menampilkan langit cerah di bawah sinar matahari, melainkan bulan dengan ditemani bintang-bintang.
Nadine bangkit untuk mendekat ke arah jendela. Dia terlalu menyibukkan diri hari ini dan tak menyadari bahwa malam sudah mengambil alih. Ketika Nadine keluar ruangan dan bersiap untuk pulang, ada satu kubikel yang menarik perhatiannya. Satu-satunya kubikel yang lampunya menyala. Arjuna sedang lembur ternyata. Menimbulkan senyum tipis di bibir Nadine.
'Ternyata dia benar-benar bekerja' katanya dalam hati dan pergi diam-diam dari ruangan itu.
"Nad?" Nadine sudah sampai di depan lift, dan sebuah suara tiba-tiba memanggilnya.
"Kenapa nggak bilang kalau lembur?" sambungnya ikut masuk lift.
"Nggak ada aturan aku harus bilang dulu ke kamu kalau lembur kan?" jawab Nadine usai dia dan Ararya memasuki lift. Sedang pria yang mendapat jawaban ketus Nadine itu tersenyum tipis.
"Ya kan aku atasan kamu, nanti aku bisa ke ruangan kamu sekalian bawa makan malam."
Nadine kembali mendengkus mendengar modus yang coba Ararya lontarkan.
"Dan menjadi bahan gosip orang-orang kantor kalau kita ada hubungan romansa?" Nadine bukannya tidak tahu bahwa hubungannya dan Ararya sering jadi bahan pembicaraan karyawan lain. Dia sering mendengar bahwa dirinya dan Ararya kerap disalahpahami sebagai pasangan kekasih.
"Nggak ada larangan juga untuk memiliki hubungan romansa di kantor kan?"
"Nggak ada untungnya juga untuk kita memiliki hubungan romansa," sahut Nadine cepat.
"Siapa bilang?" Ararya menaikkan alis, lift hampir sampai di lantai dasar dan Nadine hanya menjawab dengan lirikan tajam. Tepat ketika pintu lift terbuka, Ararya menutupnya lagi untuk menahan Nadine.
"Kamu datang ke acara Lumière besok?"
"Tentu saja," Nadine CMO, dia penanggung jawab peluncuran Èclat Renewel jadi kehadirannya sangat penting. Tapi mungkin Nadine lupa bahwa besok bukanlah hari biasa.
"Besok tanggal lima belas Nad, kamu yakin akan baik-baik aja?"
Nadine terdiam. Remasan tangannya pada tas yang dipegang jadi jawaban bahwa dirinya jelas tidak akan baik-baik saja.
***
"Jun, kamu yakin nggak mau bareng Mami Papi ke acaranya?" tanya mami yang ke sekian kali meminta Arjuna untuk berangkat bersama mereka ke acara pesta ulang tahun perusahaan.
Arjuna juga sudah lelah menolak, tapi dia tidak akan berhenti menjelaskan. "Mi, posisiku masih karyawan magang. Kalau aku ikut sama aja dengan membuat pengumuman debutku sebagai pewaris Lumière. Jadi aku berangkat sendiri aja."