06. Cium

172 26 3
                                    

Rosé menatap pantulan dirinya di cermin, ia memutar tubuhnya guna melihat penampilannya sendiri. Sebuah gaun selutut membungkus tubuh rampingnya. Rosé mengikat rambutnya menjadi satu, tak lupa dirinya memoleskan lipstik di bibirnya.

"Perfect." Ujarnya.

Matanya melirik gaun dan pakaian santai yang tergantung rapi dikamar JK, tak lupa dengan pakaian dalam juga.

Pipi Rosé bersemu merah, ketika dirinya teringat akan kejadian saat JK menelisik tubuhnya yang hanya terbungkus kemeja. Rasanya ia ingin menghilang sekarang juga.

Tangan Rosé terangkat guna mengipasi wajahnya sendiri, "Ada apa denganku?" Gumamnya.

Rosé melirik jam dinding yang terpasang, ia menghembuskan nafasnya pelan. Sedetik kemudian, Rosé berjalan keluar dari kamar JK. Matanya melirik sekelilingnya yang terlihat sepi. Ini merupakan kesempatan untuk Rosé. Gadis itu berniat menelusuri rumah JK, karena rasa penasaran yang tinggi Rosé nekat melanggar perintah JK yang melarangnya keluar dari kamarnya.

Persetan dengan perintahnya. Jangan lupakan jika ia adalah Rosé - gadis pembangkang yang tak akan luluh oleh perintah orang lain, Jisoo pun mengakuinya.

Rosé menundukkan kepalanya begitu dirinya teringat akan Jisoo, ada perasaan rindu untuk gadis itu walaupun hanya sedikit. Ya, hanya sedikit saja.

"Apa dia pernah mencariku?" Monolognya sembari berjalan.

"Sepertinya dia tak menyadari jika aku berubah menjadi patung." Lagi, Rosé berbicara sendiri.

Ia menuruni anak tangga, tetapi langkahnya terhenti begitu menatap beberapa pelayan tengah berlalu lalang di sana. Bibirnya berdecak kagum saat mengetahui berapa banyak pelayan disini. Matanya melirik kesana-kemari menilai rumah JK yang sangat luas.

"Seberapa kaya dirinya?" Lirih Rosé.

"Nona, apa ada yang bisa kami bantu?"

Rosé berjengkit kaget ketika beberapa pelayan serentak berjalan kearahnya. "Ah, tidak. Jangan hiraukan aku, lanjutkan saja pekerjaan kalian." Ujarnya sembari meringis pelan.

Hebat sekali, apa sekarang Rosé tengah menjadi Nona besar yang sekali memerintah akan langsung terlaksana? Lucu sekali. Rosé terkekeh pelan dibuatnya, sepertinya dengan bersandiwara menjadi kekasih JK membuat dirinya disegani.

Jika dulu dirinya di segani karena kerja kerasnya, tapi sekarang Rosé mendapatkan perlakuan khusus tanpa kerja keras. Yah, hanya bermodalkan drama dan rengekan kepada JK.

Rosé berdehem, sebelum kemudian mengangkat dagunya sombong. Biarkanlah, dirinya memperlihatkan statusnya di sini. Bukan tanpa alasan Rosé melakukannya, tetapi setelah melihat para pelayan tadi, ia sedikit merasa tak nyaman. Karena ada beberapa pelayan yang sepertinya meremehkannya, salahkan saja mata mereka yang tak dapat berbohong.

Dengan tangan yang tersampir di depan dada, Rosé melangkahkan kembali kakinya. Matanya menatap tajam beberapa pelayan tadi yang meremehkannya.

Ia mendudukkan dirinya di sebuah sofa, kemudian mengangkat kakinya ke atas meja. "Kau, kemarilah." Titahnya sembari menunjuk seorang pelayan yang sedari tadi memperhatikannya.

Karena tak kunjung mendekat, Rosé pun menyentaknya. "Apa kau tuli?" Geramnya dengan mata yang melotot. Astaga, sepertinya Rosé sangat berbakat dalam dunia akting. Ia jamin, wajahnya sekarang pasti seperti ibu tiri yang akan memarahi anaknya. Dengan mata melotot yang hampir keluar.

Batinnya terkekeh geli, begitu melihat pelayan tadi berjalan takut-takut kearahnya. 'Sial, aku sangat menyukai ekspresinya.'

"Pijat kakiku." Perintahnya sembari menunjuk kakinya, yang langsung diangguki oleh pelayan tersebut.

MANNEQUIN [Rosékook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang