01. Patung

165 30 0
                                    

Tahun 2022

Cekrek

Cekrek

Cekrek

"Astaga, aku tak pernah melihat lukisan seindah ini."

"Kau benar. Aku dengar, lukisan ini terinspirasi dari kampung halamannya."

"Benarkah?"

Hiruk pikuk orang-orang yang tengah menghadari sebuah pameran terdengar. Tak sedikit dari mereka memotret dan berdecak kagum menatap lukisan-lukisan yang di pajang di sana. Untuk orang yang menghargai dan menyukai karya seni, tentu mereka mengerti arti tersembunyi dari lukisan-lukisan tersebut.

Berbondong-bondong, orang berdatangan untuk sekedar melihat pameran itu atau pun sang pemilik lukisan yang cukup terkenal di kalangan wanita karena ketampanannya.

"Apa Tuan JK belum muncul?"

"Aku sudah tak sabar ingin meminta tanda tangannya."

"Hah, aku tahu itu hanya alasanmu saja. Kau pasti ingin bertemu dengannya."

Tiga orang gadis dengan seragam sekolah menengah atasnya tengah bercengkerama sembari memegang sebuah buku di tangannya masing-masing. Mereka menunggu sang pelukis yang mengadakan pameran tersebut.

Sedangkan di tempat lain tepatnya di sebuah ruangan yang tak jauh dari sana. Terlihat seorang wartawan tengah melakukan sesi wawancara kepada sang pelukis itu.

"Jadi apa kesibukanmu akhir-akhir ini?" Tanya wartawan wanita tersebut sembari bergantian menatap buku di tangannya.

"Sebenarnya, aku tengah tertarik dengan seni patung." Suara berat nan dalam terdengar dari arah lawan bicaranya yang mana membuat wartawan wanita itu sedikit bersemu merah.

Siapa yang tidak akan terpesona olehnya? Ia adalah JK seorang pelukis yang tersohor karena karyanya yang banyak di minati. Ia juga terkenal akan ketampanannya, di usianya yang menginjak dua puluh tujuh tahun JK sudah merintis karir sesukses ini. Ia bukanlah selebriti, tetapi figurnya dapat di setarakan dengan para aktor tampan.

"Tuan JK, apa kau pernah berkencan?"

JK terkekeh pelan mendengarnya, "Apa ini pertanyaan pribadi?" Candanya yang langsung mengundang gelak tawa dari orang di sekitarnya.

Pipi wartawan itu semakin bersemu mendengar perkataan JK. "Mungkin saja?" Balasnya.

Mereka terkekeh geli, sebelum kemudian JK menjawab. "Yah, tentu. Aku adalah lelaki normal, sudah seharusnya mengencani wanita di luar sana." Jawab JK gamang.

"Lalu, bagaimana dengan kriteria idealmu?"

"Entahlah. Aku tak pernah menerapkan standar untuk menjadi wanitaku." Terdengar sorakan berupa godaan kepadanya. JK hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Satu lagi. Mengenai rumor tentangmu yang menjalin hubungan dengan seorang artis apakah benar?"

JK menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku masih melajang."

Memang, beberapa hari terakhir JK di rumorkan menjalin hubungan dengan seorang artis karena beredarnya poto mereka yang tengah bersama. Padahal kenyataannya, ia hanya tak sengaja bertemu kemudian saling menyapa karena mereka mengenal satu sama lain.

JK menegakkan tubuhnya, "Apa sebaiknya kita akhirnya sesi wawancara ini?" Ujarnya.

"Ah, yah. Tentu, saja."  Mereka saling bersalaman dan berbincang sebentar.

"Terimakasih sudah ingin kami wawancarai."

JK tersenyum singkat, "Suatu kehormatan bagiku." Ucapnya.

Setelah mereka berpamitan, JK menghela nafasnya dan kembali duduk di kursinya. Ia menutup matanya merilekskan tubuhnya yang kelelahan karena jadwalnya yang begitu padat mengingat dirinya mengadakan pameran sekarang. Butuh waktu sebulan, dirinya mempersiapkan acara ini.

MANNEQUIN [Rosékook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang