B

5 0 0
                                    

Reyna mulai mengantuk karena saat ini gurunya menjelaskan pelajaran bahasa jepang yang sama sekali tidak dimengerti olehnya.

Come on, ini baru hari pertama. Dirinya kira akan jamkos dan perkenalan. Bukan justru malah langsung pelajaran seperti ini.

"Eh eh. Lo tadi serem tau pas berantem. Keren banget lagi lo. Bisa-bisanya ngeyel ke kak Sunwo" ucap ila berbisik

"Dia yang punya sekolah pun bakalan gue lawan. Kalo kelakuannya salah tapi gamau akuin salahnya." Bisik Reyna singkat

Ila rupanya menemukan bestie yang tepat, batinnya.

"Lo mau kan jadi sahabat gue?" Tanya ila tiba-tiba yang membuat Reyna kaget

"Lo mau sahabatan sama gue?" Tanya Reyna yang lebih kaget lagi

"Why not? Kenapa enggak gitu loh. Gue liat-liat juga lo bukan cewek menye-menye yang suka sama cowok kaya kak sunwo." Jelas ila

"Deal" ucap Reyna yang membuat ila tersenyum

Setelah pembicaraan singjat tersebut, mereka berdua pun melanjutkan pelajaran dengan tenang.

♤♤♤

Sembari menunggu jam pulang, Reyna duduk di halte bus depan sekolah. Menunggu taxi yang ia pesan melalui ponsel. Mamanya mengabari bahwasannya tidak dapat menjemput dirinya karena masih repot mengurusi acara dirumah.

Reyna dengan tenang melihat jalan sekitar. Sebelum hujan mulai perlahan turun.

Oh tidak. Ini petaka. Reyna memiliki trauma pribadi terhadap hujan. 

Reyna mulai resah. Dirinya tidak bisa melihat derasnya hujan apalagi disertai angin seperti ini.

Sunwo yang pada saat itu baru saja keluar dari gerbang sekolah tidak sengaja melihat seorang perempuan yang tengah bingung dan memegang kedua kepalanya dihalte bus.

Tidak menunggu lama, Sunwo pun melajukan motornya ke arah halte tersebut.

Dari dalam balik helmnya, Sunwo bisa melihat bahwa yang saat ini di halte bus adalah gadis yang mengajak dirinya beradu argumen tadi pagi.

"Ngapain lo? Gak pulang? Hujan." Ucap Sunwo bertanya

Tapi Reyna justru tidak menjawab dan mulai menangis. Sembari terungkup dan memegangi kedua kepalanya.

Sunwo yang melihat itupun sebenarnya juga bingung. Ada apa dengan gadis didepannya ini. Mencoba tenang, Sunwo turun dari motornya dan menghampiri Reyna.

"Bangun. Ikut gue."

Reyna menggelengkan kepalanya sambil tetap menangis. Dirinya memang memiliki trauma banyak dengan hujan.

Sunwoo yang bingung pun akhirnya ikut duduk menjejerkan dirinya didepan Reyna. Sunwoo mendekat. Dirinya memang bajingan tengil disekolah. Tapi bukan berarti dirinya tidak mau menolong seseorang yang sedang kesusahan.

Sunwo memeluk Reyna. Perlahan dirinya menuntun Reyna untuk menaiki motornya yang lumayan tinggi. Jika saja dirinya tadi membawa mobil maka tidak akan seribet ini. Batinnya.

Tapi siapa tahu juga. Sunwo merasa seharian ini dirinya terkenal apes karena harus berurusan dengan Reyna.

Sunwoo memakaikan jaketnya pada Reyna. Kedua remaja itu menerobos jalan ditengah derasnya hujan. Karena Sunwo tidak tahu rumah gadis ini dimana, maka dirinya berinisiatif membawanya pulang kerumah.

Terlihat dari spion bahwa Reyna masih terisak dan menunduk. Sunwoo menarik tangan Reyna agar gadis itu melingkarkan tangannya pada pinggang milik Sunwoo.

I don't knowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang