17.

2K 268 54
                                    


sudah dua hari Jeno tidak pulang. alasannya adalah, pertama, Karina baru saja melahirkan. dan yang kedua, tentu menjaga Jaemin yang masih belum sadarkan diri.

Jeno keluar dari ruangannya setelah istirahat keduanya. ia meminta izin pada suster Nam untuk pergi ke kamar rawat Karina. sekalian memeriksa keadaan kakaknya itu. sampai diruang rawat Karina, kakak nya itu tengah menyusui bayi nya, ahh iyaa bayi yang dilahirkannya berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Ningning.

"kau belum pulang nak?" tanya sang ibu saat Jeno duduk di sofa dan menyenderkan kepalanya di sofa.

"belum eomma, mungkin nanti sore" jawab Jeno melepaskan kacamatanya.

"masih ada pasien yang harus ditangani?" tanya ibu nya kembali.

"ada" jawabnya singkat.

ponselnya bergetar, panggilan dari suster Nam yang memberitahunya jika Jaemin sudah sadar. dengan cepat Jeno pun langsung pergi ke kamar rawat Jaemin. Jaemin menoleh, saat pintu kamar rawatnya dibuka. Jeno buru-buru masuk dan memeriksa keadaan Jaemin.

"apa yang kau rasakan?" tanya Jeno.

"perutku sakit" jawab Jaemin.

"kandunganmu sangat lemah Nana. kau baru saja selesai operasi dan langsung pergi begitu saja. bahkan keadaanmu saja sekarang sangat lemah" tegur Jeno.

Jaemin tersenyum kecil, ia mengusap perutnya dengan lemah.

"aku pergi mencari bukti tentang ayah-nya" ucap Jaemin getir.

Jeno diam. ia memberikan kode pada suster Nam untuk pergi. setelah pintu dikunci, Jeno duduk di kursi samping bed.

"kecurigaanku ternyata benar, suamiku berselingkuh dengan sekretarisnya" kekeh Jaemin.

"a-aku mencari semua bukti itu untuk ku serahkan pada pengadilan. mungkin akan sulit untuk pengandilan menerima gugatanku, meskipun dengan bukti kuat perselingkuhannya. tapi aku tetap pada pendirianku. aku ingin pisah dengannya, perasaanku sangat terluka" ucap Jaemin kembali menangis.

"Jaemin..."

Jaemin terkekeh kecil mengusap air matanya kemudian menatap Jeno.

"apakah besok aku bisa sehat? aku ingin bertemu suamiku dan selingkuhannya" ucap Jaemin.

Jeno menggeleng pelan.

"jangan melakukan hal berat dulu, Jaemin. kondisimu sedang tidak baik-baik saja. apalagi janinmu ini rentan" ucap Jeno mengusap lengan Jaemin.

Jaemin menangis, katakan bahwa ia lemah. ia memang lemah, siapa yang tidak bersedih diselingkuhi? dan dalam kondisi tengah hamil? bahkan suaminya tidak tau jika dirinya tengah dirawat di rumah sakit dengan keadaan menyedihkan seperti ini.

"istirahatlah, sebentar lagi makanan datang. kau harus penuhi nutrisi mu dan bayi mu" ucap Jeno.

Jaemin menolehkan wajahnya menghindari Jeno. Jeno menghela nafasnya. ia tau Jaemin begitu sangat bersedih. tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa. dirinya ini siapa mau ikut campur dalam masalah rumah tangga orang lain.

*****

Mark kalang kabut saat melihat isi apartemen Haechan kosong. ucapan Haechan benar, ia meninggalkan Mark dengan membawa bayi dalam kandungannya. tidak, Mark tidak ingin Haechan meninggalkannya. dengan langkah gusar ia meminta seseorang untuk mencari kekasihnya itu. Mark tidak ingin kehilangan Haechan. yang ada di fikirannya saat ini adalah Haechan dan bayi yang dikandungannya. bahkan Mark tidak memikirkan keadaan Jaemin, yang Mark tau, Jaemin sedang tidur dirumah dan bersantai.

"sialan" umpatnya masuk kedalam mobil.

ia pergi menuju bandara, Mark akan mencari Haechan disana. Yeri pernah mengatakan jika Haechan sangat ingin tinggal di Canada, Mark berpikir jika kekasihnya pergi ke Canada bersama sang kakak.

"Haechan-aa jangan harap kau bisa meninggalkan aku. tidak, bayi dikandungamu adalah darah dagingku. bagaimana bisa kau meninggalkanku?" tanyanya penuh amarah sambil memukul setir.

"kenapa kau sangat tidak sabar sayang. kita bisa menikah siri tanpa sepengetahuan Jaemin" lirihnya.

Mark pusing, tujuannya saat ini adalah mencari Haechan terlebih dahulu. urusan lain biar Mark urus nanti.

*****

Jungwoo menghampiri Jeno yang baru saja keluar dari kamar rawat Jaemin.

"apakah Jaemin baik-baik saja?" tanyanya pada sang adik ipar.

"tidak. kondisi dia dan bayi nya sangat lemah. dia mengalami stress berat" ucap Jeno.

Jungwoo menghela nafasnya, ia duduk di kursi besi diikuti oleh Jeno.

"dia memberikan bukti perselingkuhan suaminya. dia menggugat suaminya. tapi, pengadilan mengajukan banding. tidak semudah itu bercerai dalam kondisi hamil. apalagi ini Jaemin yang menggugat, akan sangat sulit" jelas Jungwoo.

"apakah harus ada fee yang dia bayar agar dipermudah?" tanya Jeno.

"ada saja. kau tau namanya pengadilan itu bukan tempat yang suci terkadang" kekeh Jungwoo.

"karena kejadian ini, dia mengalami stress berat hyung. dia sangat menginginkan untuk bercerai. bahkan tadi dia mengatakan ingin menemui suaminya dan mengatakannya secara langsung. namun aku tidak memberinya izin. akan bahaya untuk dirinya dan juga bayi nya nanti" ucap Jeno mengusak rambutnya.

Jungwoo ikut pusing. ia juga kasihan pada Jaemin, Jaemin yang malang, ditinggal mati oleh orang tua lalu diselingkuhi oleh suami saat tengah hamil lalu pengadilan mempersulit gugatannya.

"sampai sekarang, suami dan ibu mertuanya belum juga menemuinya?" tanya Jungwoo.

Jeno menggelengkan kepalanya.

"Jaemin ingin merahasiakan ini" jawabnya.



Tengah malam, Jaemij terbangun. ia menatap Jeno yang tertidur di sofa dan masih menggunakan jas dokternya. Jaemin menatap Jeno dalam diam. dokter kandungannya itu sudah banyak membantunya. mereka bahkan tidak sedekat itu, hanya pertemuan singkat di rumah sakit merembet menjadi dokter kandungannya dan sekarang menjadi orang nomor satu yang menolongnya. Jaemin jadi sedikit tak enak pada Jeno. tapi ia juga sangat berterima kasih pada pemuda tampan itu.

jika dilihat-lihat, Jeno ini lebih tampan dari suaminya. hidung yang bangir, senyum yang manis, suara yang selalu rendah membuat Jaemin nyaman jika berada disampingnya.

ahh... apa yang Jaemin fikirkan? dia bahkan masih berstatus istri Mark Lee, tapi sudah memikirkan pria lain.

Jeno bergerak dalam tidurnya. Jaemin langsung menutup matanya rapat-rapat. Jeno melepaskan kacamatanya, ia terduduk mrnatap kearah Jaemin yang tertidur sangat manis. Jeno beranjak, ia mendekati bed Jaemin kemudian mengusap kening Jaemin dengan lembut.

"jangan takut sendiri. aku akan membantumu." ucap Jeno kemudian mengecup kening Jaemin dengan lembut.

Jaemij terpaku dengan perlakuan Jeno. Jeno membalikkan tubuhnya, namun tangannya ditahan oleh Jaemin. Jeno menoleh dan sangat terkejut saat Jaemin menarik tangannya lebih cepat kemudian menarik tengkuknya. bibir keduanya menyatu. Jeno begitu shock dengan perlakuan Jaemin. sedangkan Jaemin masih diam, ia memejamkan matanya dan menangis. apa yang dia lakukan? Jaemin bodoh.

tangannya melemas, begitu juga dengan tubuhnya. bibir keduanya pun sudah tak bersentuhan. Jeno mengecek keadaan Jaemin. dalam tidurnya, Jaemin menerutuki kebodohannya itu. ia malu, sungguh malu. jadi ia memilih untuk pura-pura tidur.

Jeno mengusap pipi Jaemin, ia tersenyum sangat begitu manis "ternyata kau mengigau" kekeh Jeno.

Should I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang