EVERYTHING - 2

3.8K 675 97
                                    

Wanita tinggi itu menatap dirinya sendiri dari pantulan cermin setelah menyemprotkan wewangian alias parfum ke beberapa titik tubuhnya, leher, pergelangan tangan, punggung tangan, dan beberapa kali ke pakaian formal yang memang dia gunakan untuk bekerja.

Satu malam berhasil dilewati, pagi kini menyapa dan meski kembali sedikit terlambat kemarin malam, Lisa sudah harus kembali bekerja dan beraktivitas seperti biasanya.

Merasa penampilannya cukup, Lisa kemudian membuka lemari untuk mengambil jam tangan mahalnya kemudian memakai di pergelangan kirinya tanpa suara, fokus matanya tidak lagi pada dirinya sendiri, namun pada ranjang yang ada di belakang tubuhnya, biasanya ketika dia bersiap-siap, istrinya akan duduk di sana kemudian memandanginya dengan senyuman manis, tapi beberapa waktu belakangan, setiap Lisa membuka matanya, dia sudah tidak pernah mendapati Jennie lagi di sampingnya.

Lisa menghela nafas pelan dan memilih untuk cuek meski ranjang king size itu sedikit berantakan, biasanya dia mau membantu Jennie untuk merapikannya, tapi pagi ini, Lisa tidak repot-repot, dia langsung mengambil tasnya setelah jam tangannya dia pakai dengan sempurna kemudian keluar dari kamarnya.

Kedua kaki panjang itu melangkah dengan santai menuju lantai satu, Lisa juga merapikan lengan kemeja panjangnya agar terlipat sampai ke sikunya dengan rapi, kedua mata hazel nya melihat istrinya yang tengah duduk di kursi pantry dengan secangkir minuman di hadapannya, Jennie sama sekali tidak memperdulikan kehadirannya, istrinya malah fokus dengan layar ponselnya.

Ini juga salah satu hal yang menjadi pembeda, tidak ada sarapan yang disediakan untuk Lisa di atas meja meski hanya selembar roti sekalipun, Jennie padahal juga tahu jika dia selalu membutuhkan kopi untuk memulai harinya, tapi Jennie memilih untuk cuek.

Tentu hal ini sebenarnya melukai hati Lisa, mereka yang sangat mencintai satu sama lain kini bersikap begitu asing, bahkan bersikap seolah keduanya tidak mengenal satu sama lain, tidak menegur sapa, tidak pula mencoba untuk memperbaiki keadaan.

Lisa meletakkan tas kerjanya di atas sofa terlebih dahulu sebelum dia kembali ke dapur, dia tidak mau ambil pusing jika Jennie tidak memperdulikannya lagi sekalipun, Lisa memiliki mesin kopi mahal, dia bisa membuat secangkir kopinya sendiri dengan mudah tanpa bantuan istrinya.

Jennie hanya melirik Lisa sekilas yang tampak sibuk di dapurnya, sedangkan dia sendiri yang tidak bisa meminum kopi memang membuat teh hangat dengan rasa mint agar paginya dapat dia jalani dengan tenang.

Jennie sendiri tahu Lisa tidak mahir dengan alat-alat di dapur, dia yang merasakan iba rasanya ingin membantu Lisa membuat kopi seperti biasanya, tapi entah kenapa kakinya membeku, lidahnya kelu sampai-sampai Jennie hanya bisa diam dan kini si Kim itu mengaduk teh nya saja.

Lisa harus menunggu beberapa saat sampai kopinya bisa dia nikmati, wanita tinggi itu berbalik dan menyandarkan pinggangnya pada meja dapur, dia jadi berhadapan dengan istrinya meski Jennie sama sekali tidak mau melihatnya.

Lisa menoleh dan memperhatikan foto pernikahan keduanya yang ada di dinding ruang tamu, dimana keduanya saling berhadapan, Lisa memegang tangan Jennie, mata keduanya bertemu dan senyuman keduanya begitu lebar, menandakan begitu bahagianya mereka yang menikah di usia dua puluh lima tahun kala itu.

Bunyi dari mesin kopinya membuyarkan lamunan Lisa, wanita bermarga asli Manoban itu mengambil cangkirnya dan menarik kursi, tidak duduk di hadapan Jennie melainkan Lisa sedikit menggeser kursinya, dia masih memiliki setidaknya dua puluh menit lagi untuk berangkat ke kantor seperti biasanya.

Sejujurnya, tentu saja Lisa lapar, tapi dia tidak mau membuka mulutnya untuk bertanya, lebih baik dia membeli makanan di minimarket nanti daripada harus membuka suaranya dan berujung bertengkar lagi dengan istrinya, Lisa sudah lelah, sungguh, sebelum mereka saling mendiamkan satu sama lain seperti ini, keduanya berdebat hampir setiap hari dan hal itu sangat mengganggu pikiran Lisa, dia tidak bisa fokus bekerja setiap bertengkar dengan Jennie.

EVERYTHING - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang