"kau tidak akan mengerti rasanya, jika kau tidak merasakannya sendiri"
–Galen Raymond***
Setelah menempuh perjalanan selama 10 menit, akhirnya Lyra sampai di rumahnya.
Saat Lyra hendak membuka pintu, Lyra mendengar keributan di dalam rumahnya.
"APA MAKSUD INI SEMUA HAH?!" tanya Angga dengan suara keras.
"Jadi selama ini Lyra adalah anak kamu dengan pria sialan itu?! IYA?!" lanjut Angga.
Nita yang mendengar bentakan keras dari suaminya hanya bisa menangis.
Rahasia yang selama ini dia sembunyikan akhirnya terbongkar juga, rahasia yang telah dia kubur dalam-dalam dan naas-nya malah di galih lagi oleh suaminya.
Ya, seperti yang kalian tau, ternyata Lyra adalah anak kandung Nita. singkatnya anak hasil perselingkuhan Nita dengan mantan pacar sekaligus sahabat dari Angga.
"JAWAB NITA! KENAPA HANYA DIAM SAJA!" Bentak Angga, tangannya terulur untuk mengambil gelas yang tak jauh dari nya.
Pyar!
Suara pecahan gelas terdengar oleh Lyra. dia buru buru masuk ke dalam rumah dengan raut panik.
Lyra mematung melihat pemandangan di depannya sekarang, momy-nya yang terduduk di lantai dengan air mata yang terus mengalir dari matanya, wajah Ayahnya yang memerah menahan amarah, serta rahang kakak-nya yang mengeras dan menampilkan urat-urat leher yang menonjol.
prok!
prok!
prok!
"Wah wah wah,, rupanya anak haram sudah pulang ya? bagai mana hari mu nak? menyenangkan? atau tidak?" tanya Angga dengan bertepuk tangan.
"Jawab dong sayang" lanjut Angga dan berjalan pelan mendekat ke arah Lyra.
"Me--menyenangkan A--Ayah" gugup Lyra, saat manik matanya tidak sengaja bertubrukan dengan manik mata Ayahnya.
"Bagus, ayah ikut senang mendengarnya" seringan terpancar jelas di wajah Angga.
"Kamu tau kan sayang bahwa ayah tidak menyukai mu? hm,, bahkan aku tidak sudi mendengar kau memanggil ku dengan sebutan Ayah" tekan Angga pada kata Ayah.
"Di tambah, aku mengetahui bahwa kau adalah ANAK HASIL PERSELINGKUHAN DARI ISTRI YANG SELAMA INI AKU CINTAI!" bentakan Angga.
Lyra hanya mampu menundukkan kepalanya karena dia tidak tau harus berbuat apa. Ayahnya terlihat sangat marah, siapa yang tidak marah jika istrinya berselingkuh dengan sahabat yang selama ini sudah di anggap saudara sendiri?.
"Sekarang aku bertanya pada mu, berapa lama kamu menjalin hubungan dengan si sialan itu, hm?" Angga berjalan mendekat ke arah istrinya yang masih setia terduduk di lantai sambil menangis.
"Jawab sayang" ucap Angga dengan lembut, dia meraih dagu istrinya agar melihatnya.
Nita masih diam membisu sambil terus menangis.
"Tidak mau menjawab ya?" Angga mencengkram erat dagu Nita yang membuat sang empu meringis kesakitan.
"Sa--sakit mas" Nita berucap dengan suara seraknya.
"Owh, sakit ya?" tanya Angga, tangannya tidak berhenti mencengkram dagu istrinya, bahkan sekarang cengkraman itu bertambah kuat.
Angga masih menanti jawaban dari pertanyaan yang pertama tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyra
RandomDi sini bercerita tentang betapa sempurnanya para pemeran, dari pemeran utama sampai figuran. Tokoh di cerita ini semuanya 'sempurna' baik secara fisik, mental, maupun batin. {}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{🥀}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{} "Jangan memaksa orang...