Chapter 04

2K 196 19
                                    

"Hidup itu penuh dengan kebetulan, dan kebetulan paling aku sukai adalah bertemu denganmu. " - Tin .

Naret memasuki kamar dengan berdecak heran dan tertawa dalam hati pada tingkah bocah payah yang baru ia temui beberapa hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naret memasuki kamar dengan berdecak heran dan tertawa dalam hati pada tingkah bocah payah yang baru ia temui beberapa hari ini.

Setidaknya hari ini dia bersyukur pekerjaan sampingannya berjalan baik . Pria berusia duapuluh tujuh itu membersihkan diri dan berganti baju kemudian menscroll aplikasi toktok sebagai hiburan utamanya . Beberapa menit duduk, tiba-tiba perutnya terasa sakit , badannya mulai tidak enak dan mengeluarkan keringat dingin. Ia tahu, ini selalu bereaksi ketika ia memakan seafood.

Saat dia ingin mengambil air putih , bel pintu kamar Hotel nya berbunyi . Satu alisnya terangkat karena merasa bingung , pasalnya malam ini dia tidak merasa ada janji dengan siapapun . Dengan langkah terseok-seok karena menahan sakit di perut, dia pun melangkah menuju pintu.

' Klek ' , pintu dibuka .

Naret berkacak pinggang setelah melihat siapa yang datang .

" Wow , pilihan baju tidur yang berani , phi. Kau menunjukkan pada tamu yang salah . " ucap tamu tersebut. Pasalnya, ia melihat kini Naret hanya mengenakan tanktop berwarna hitam dan boxer pendek di atas lutut hingga kini kedua paha mulus dan putih itu terpampang jelas.

" Karena kau bukan tamuku dan aku berpikir akan segera mengsurimu . "

Pintu akan ditutup lalu dengan cepat tamu yang ternyata Tin itupun menahannya dengan satu kaki.

" Tunggu , phi . Aku hanya sebentar . "

" Apa ? " Naret mengalah dengan sedikit kesal, dia tahu kaki bocah itu terjepit di bawah sana.

Tin menunjukkan satu kantong obat untuk Naret .

" Aku ingat tadi siang phi memakan seafood dengan orange juice . Memang tidak berlaku pada semua orang tapi beberapa akan merasakan reaksi tidak bagus di badan mereka . "

" Kau pikir aku anak kecil ? "

" Tidak , aku hanya belum mengenalmu dan aku khawatir kau salah satu yang akan bereaksi terhadap itu . Jadi hanya simpan ini dan gunakan jika perlu . " Tin menyerahkan kantong obat .

Naret menerima kemudian senyum aneh pada barang yang dia pegang . " Kau kesini , menembus resepsionis , hanya untuk ini ? "

" Tidak . Bukan resepsionis tapi Phi Alan . "

" What ? Phi Alan lagi ? " Naret terkejut .

" Iya , kali ini dia meminta satu nomor kenalan omega cantik agar dia mau membuka mulut. "

Naret menggeleng tidak percaya untuk sekian kali Tin bisa mengorek informasi tentangnya melalui Phi Alan .

" Kupastikan dia tidak akan menyukai omega yang kau kenalkan padanya. " kesal Naret yang dibalas senyuman oleh Tin . Senyum bodoh yang selalu membuat Naret merasa kesal.

Limerence [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang