"Hidup itu penuh dengan kebetulan, dan kebetulan paling aku sukai adalah bertemu denganmu. " - Tin .
Naret memasuki kamar dengan berdecak heran dan tertawa dalam hati pada tingkah bocah payah yang baru ia temui beberapa hari ini.
Setidaknya hari ini dia bersyukur pekerjaan sampingannya berjalan baik . Pria berusia duapuluh tujuh itu membersihkan diri dan berganti baju kemudian menscroll aplikasi toktok sebagai hiburan utamanya . Beberapa menit duduk, tiba-tiba perutnya terasa sakit , badannya mulai tidak enak dan mengeluarkan keringat dingin. Ia tahu, ini selalu bereaksi ketika ia memakan seafood.
Saat dia ingin mengambil air putih , bel pintu kamar Hotel nya berbunyi . Satu alisnya terangkat karena merasa bingung , pasalnya malam ini dia tidak merasa ada janji dengan siapapun . Dengan langkah terseok-seok karena menahan sakit di perut, dia pun melangkah menuju pintu.
' Klek ' , pintu dibuka .
Naret berkacak pinggang setelah melihat siapa yang datang .
" Wow , pilihan baju tidur yang berani , phi. Kau menunjukkan pada tamu yang salah . " ucap tamu tersebut. Pasalnya, ia melihat kini Naret hanya mengenakan tanktop berwarna hitam dan boxer pendek di atas lutut hingga kini kedua paha mulus dan putih itu terpampang jelas.
" Karena kau bukan tamuku dan aku berpikir akan segera mengsurimu . "
Pintu akan ditutup lalu dengan cepat tamu yang ternyata Tin itupun menahannya dengan satu kaki.
" Tunggu , phi . Aku hanya sebentar . "
" Apa ? " Naret mengalah dengan sedikit kesal, dia tahu kaki bocah itu terjepit di bawah sana.
Tin menunjukkan satu kantong obat untuk Naret .
" Aku ingat tadi siang phi memakan seafood dengan orange juice . Memang tidak berlaku pada semua orang tapi beberapa akan merasakan reaksi tidak bagus di badan mereka . "
" Kau pikir aku anak kecil ? "
" Tidak , aku hanya belum mengenalmu dan aku khawatir kau salah satu yang akan bereaksi terhadap itu . Jadi hanya simpan ini dan gunakan jika perlu . " Tin menyerahkan kantong obat .
Naret menerima kemudian senyum aneh pada barang yang dia pegang . " Kau kesini , menembus resepsionis , hanya untuk ini ? "
" Tidak . Bukan resepsionis tapi Phi Alan . "
" What ? Phi Alan lagi ? " Naret terkejut .
" Iya , kali ini dia meminta satu nomor kenalan omega cantik agar dia mau membuka mulut. "
Naret menggeleng tidak percaya untuk sekian kali Tin bisa mengorek informasi tentangnya melalui Phi Alan .
" Kupastikan dia tidak akan menyukai omega yang kau kenalkan padanya. " kesal Naret yang dibalas senyuman oleh Tin . Senyum bodoh yang selalu membuat Naret merasa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence [ SUDAH TERBIT ]
Fanfiction[ BOYS LOVE ] Pertemuan paling menyebalkan dua orang asing di Auckland membuat Artin dan Raven justru semakin dekat. Pertemuan tersebut menyebabkan kondisi Limerence Artin kembali mencuat. Ketika asmaraloka telah terjalin,keduanya menemukan sebuah f...