Chapter 11

1.5K 147 25
                                    

Setelah kepergian Naret dari hadapannya, Tin kembali terduduk dengan lesu. Namun sedetik kemudian ia menegang dan melotot pada sepasang kekasih di depannya.

"Baik, siapa yang akan menjelaskan terlebih dahulu tentang semua ini? " cecar Tin.

"Tentang apa? " ejek Pete.

"Tidak perlu berputar sial! " balas Tin dengan kesal.

"Hey, kau yang harusnya menjelaskan kepada kami dulu, untuk apa kau mengejar temanku seperti itu? " sela Way.

Tin mengusap wajah lelahnya.

"Teman? Hmm.... Aku menyebutnya sebagai hutang budi. Ya, itu urusanku dengannya. Jadi bisakah kalian mulai jelaskan bagaimana dia yang ku cari bisa tiba-tiba berada di sini? "

Pete dan Way tertawa melihat ekspresi jelek bos mudanya.

Way kemudian menjelaskan bagaimana mereka bertemu dan akhirnya menjadi teman.

"Jadi, kalian teman dekat? " tanya Tin.

"Teman baik. " Way meluruskan.

"Oke, jadi bagaimana cara kalian menemukan dia kembali?" tanya Tin lagi.

Way menggeleng sedikit kesal mengingat persengkongkolan Tin dan Pete di baliknya.

"Sudah ku bilang, jika kalian perlu orang pintar di setiap rencana. Jika saja kau menyebut nama Naret di dekat telingaku , sudah sejak lama kau temukan dia. "

Pete meminta maaf seraya berbisik melihat kejengkelan tunangannya.

"Pete bertanya padaku tentang Naret di hari pertunangan kami. Kami tahu yang kau cari itu adalah Naret teman ku. Jadi aku perlu sedikit mengerjai mu dengan tidak mengatakannya langsung. Hukuman atas kerahasiaan yang kalian sembunyikan dariku, ingat! " terang Way.

Tin menyenderkan punggungnya dengan kasar.

"Sial, aku selalu kalah. Aku hanya tidak mau kau menertawakan ku karena ini pertama kalinya aku memburu seorang alpha. Sebenarnya bukan memburu dalam arti 'itu'... Mmhhh, ini hanya sebatas hutang budi. "

Pete mencoba paham meskipun sebenarnya dia masih penasaran.

"Ya, ya... Apapun alasanmu aku bersyukur akhirnya kau serius pada satu orang ketika dulu kau hanya suka bermain-main dengan mereka. Oh, tapi sayang sekali dia sudah punya kekasih, Tin. Tentu ini bukan masalah jika kau tidak benar-benar mendekatinya. " ujar Pete.

"Kau mau kita bertengkar disini? Jangan membuatku jengkel, sudah ku bilang aku tidak sedang mengejarnya! " tegas Tin.

Pete kembali tertawa melihat kelakuan sahabatnya.

"Hey bocah payah! Kau bermain dengannya sama saja kau bermain denganku! " bela Way.

"Oke stop. Langsung pada inti, jadi kenapa bisa dia ada di Hotel ku? Aku sudah muak dengan kekompakan kalian yang ingin menjatuhkan harga diriku. "

Way mencebik dan membenarkan posisi untuk siap menjelaskan.

"Sejujurnya kerja sama ini tidak ada dalam rencaku. Dia hadir secara tak sengaja. Kau ingat bahwa kita akan menambah partner untuk akomodasi bulan lalu? Aku hampir kehabisan ide jika saja Pete tidak bertanya tentang Naret dan membuatku ingat bahwa aku punya teman yang sedang merintis perusahaan nya sendiri di bidang itu."

Tin kembali merutuki kebodohan nya beberapa waktu lalu.

"Itulah kenapa aku tidak menemukan nama penyewa mobil saat itu karena dia adalah pemilik nya , sial! "

"Tepat sekali, kuharap kau tidak meragukan keputusan ku. Aku sangat yakin bahwa Naret sangat pantas untuk bekerja sama dengan team kita. "

Tin melembut. "Terima kasih. " ujarnya.

"Aku tidak akan mencampuri urusan pribadi mu dengan Naret. Aku hanya mengingatkan bahwa kita memiliki kontrak yang harus kita jalani dan dia adalah seorang alpha yang sudah memiliki kekasih. Kau sudah memegang identitas pribadinya sebagai partner.Perhatikan langkahmu dengan baik. " kali ini Pete berkata bijak selaku yang tertua di antara mereka.

Tin berdehem dan menegakkan tubuhnya kembali.

"Aku masih menjadi Tin yang mencintai perusahaan,berwibawa dan menghormati keluargaku. " sahutnya dengan yakin.

"Bagus." jawab Pete dan Way bersamaan.

•••

Waktunya untuk penandatanganan kontrak. Sebelum hari ini, Naret bersemangat untuk menemui Pete dan Way di Thana Hotel, tetapi satu kabar membuat moodnya jadi buruk.

"Maafkan aku, tapi kerja sama ini telah di limpahkan ke kantor pusat.Berita baiknya adalah kau bisa menjangkau bisnis lebih luas sedangkan berita buruknya adalah kita tidak akan sering bertemu karena kontrakmu bukan hanya di Thana Hotel. " terang Way.

Naret bukan orang yang bodoh, dia tahu kali ini sasaranya kali ini bukanlah Thana Hotel. Melainkan kantor bocah payah yang sedang di hindarinya saat ini.

Meski begitu, Naret tak bisa mundur. Dia sudah menantikan dan sangat membutuhkan kerja sama ini. Perusahaan ayah Tin bukanlah perusahaan dengan skala kecil. Tentu kredibilitas Naret akan terangkat jika ia bisa membuat kontrak dengannya.

Logika Naret lebih mendominasi ketimbang egonya sendiri. Dia memantapkan diri untuk pergi menemui Tin.

Saat hendak mengambil kunci mobil, satu telepon tiba-tiba masuk.

Di layar ponsel jelas tertera nama 'Joong Archen'

"Ya? " jawab Naret singkat.

'Kau yakin akan pergi sendiri? ' tanya orang di seberang sana.

"Kau meragukanku lagi? "

'Tidak, aku hanya takut kontrak ini lepas karena kau bersikeras ingin belajar bisnis. '

Mood Naret semakin buruk mendengar kata-kata itu.

"Dengar Chen, aku masih waras untuk tidak menghancurkan perasaanku sendiri! "

'Iya, tapi kau mulai melupakanku. Ingat, masih ada aku. '

Naret jengah untuk menjawab.

"Cukup! Biarkan aku bekerja dan akan ku beritahu hasilnya nanti. "

"Baiklah, segera hubungi aku. Jika sampai tengah hari tak ada kabar aku akan lari ke sana dan memperbaiki kerusuhan yang mungkin sudah kau buat . Mengerti?!"

Tidak ada jawaban akhir dari Naret untuk Chen. Dia sudah hafal akan kelakuan lelaki itu. Chen hanya suka menggertak Naret dan merendahkannya agar Naret akan selalu bergantung dan membutuhkan lelaki itu.

"Bedebah..... "

NB : GUYS, aku mau ngereog dulu nih 😭
Ceritaku di sini 'kan si Tin aku jadikan young CEO ,eh pooh sendiri malah confirm beneran jadi young CEO brand 'TinTin' 😭 kebetulan macam ini 😭❤

NB : GUYS, aku mau ngereog dulu nih 😭 Ceritaku di sini 'kan si Tin aku jadikan young CEO ,eh pooh sendiri malah confirm beneran jadi young CEO brand 'TinTin' 😭 kebetulan macam ini 😭❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Limerence [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang