Chapter 05

1.8K 190 12
                                    

Author : maaf baru update, semoga kalian memaafkan 😁

Author : maaf baru update, semoga kalian memaafkan 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Caramu berpikir dan lainnya begitu menarik . Ini pertama kalinya bagiku . " ungkap Tin jujur .

Tanpa sadar jarak wajah mereka sudah sangat dekat . Bahkan Naret bisa merasakan hembusan nafas yang begitu hangat dan berat dari Tin.

Tin bergerak pelan dengan tetap mengelus pipi Naret . Hidung mereka sudah bersentuhan .

" Ini salah , Bocah . Menjauhlah sebelum terlambat. " Naret masih sempat berbicara pada posisi itu .

Namun, Tin tidak menjawab . Sudah terlambat , bibir mereka kini sudah menyatu . Si bocah sembrono itu menikmati tanpa perlawanan .

Naret tidak bergerak sedikitpun untuk mengusir tangan yang lebih muda yang kini berpindah ke tengkuknya .

Sekian waktu saling menjelajah menikmati bibir satu sama lain . Tin dan Naret sepertinya sudah lepas kendali . Sayang sekali kebutuhan oksigen membuat bibir mereka akhirnya terlepas .

Pheromone keduanya saling tarik menarik. Tak ada yang menolak satu sama lain. Aroma mereka sangat pekat, namun tak membuat seorang Alpha seperti Naret merasa tidak nyaman. Justru dia malah sangat suka dengan aroma yang Tin keluarkan. Dia bahkan sampai tak berpikir untuk mencari alasan mengapa dia nyaman dengan aroma milik Tin.

Saat sadar dengan apa yang mereka lakukan, Naret menegakkan tubuh menghadap ke televisi dan menyandarkan punggung ke sofa . Ia mengelap bibirnya yang masih penuh saliva mereka berdua. Sedangkan Tin memasang muka datar masih menghadap ke Naret .

" Kesalahan seperti ini yang kau inginkan ? Kau sudah mendapatkannya . " ucap Naret.

Tin mematung tanpa memalingkan wajah sedikitpun .

" Dengar , aku tak akan minta maaf karena bagiku ini bukan kesalahan phi."

Naret terkejut . " Aku sudah punya kekasih , asal kau ingat."

" Aku tidak peduli . "

Naret menjauh ke arah dapur untuk mencari udara dan minuman . Terasa panas dan sesak berada di sekitar Tin beserta pikirannya yang sulit ditebak . Dari jauh
Naret berkata , " Bisa kau pulang sekarang ? Aku butuh sendiri . "

••••

Keesokan harinya .

Tiba - tiba Alan menghubungi Tin agar segera datang ke kantornya . Hari masih pagi tapi Tin memutuskan untuk berangkat saat itu juga .

" Ada apa , phi ? "

Alan menunjukkan pesan terakhir Naret di ponselnya . Tin membaca dengan seksama . Disana tertulis jika Naret sangat berterimakasih pada Alan untuk semuanya , dia akan menyimpan itu sebagai hal yang sangat indah .

Naret juga mengucapkan kata perpisahan di akhir . Alan sempat membalas namun tidak ada tanda diterima .

" Apa maksudnya ini ? " tanya Tin .

Limerence [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang