Chapter 08

1.8K 158 16
                                    

Seorang lelaki mengeluh di depan Tin yang tengah berjalan menenteng koper.

"Kenapa harus aku yang menjemputmu, huh? Aku punya banyak pekerjaan penting daripada ini. " protes Pete, sahabat yang Tin anggap seperti kakaknya sendiri.

"Aku merindukanmu. "

"Sial."

Setelah dari Bandara, Tin mampir ke rumah Pete untuk merebahkan diri. Dia tidak akan pulang ke rumah orang tuanya untuk menghindari berbagai pertanyaan dan dia juga sedang malas untuk kembali ke apartemen nya sendiri.

Beruntung, sudah ada Way yang sudah menyiapkan makanan untuknya.

"Lihat phi, dia begitu memperhatikan ku. " goda Tin dengan jetlag yang terlihat berat.

"Diam, habiskan makanan mu dan pergilah tidur sepanjang hari. " balas Pete.

Way tersenyum melihat tingkah keduanya. Sudah sangat lama mereka bersahabat sekaligus menjadi rekan kerja. Di balik persahabatan mereka ada peran penting Tin di antara hubungan rumit Pete dan Way.

••••

[ Kantor Thana Group ]

Pete berkunjung untuk mendiskusikan beberapa hal dengan pimpinan mudanya yang tampan, Tin.

"Semua hal bisa kau urus dengan baik, aku tinggal tanda tangan. Bagus Phi, "

Pete bersikap cool seperti biasa meskipun sedang di puji oleh boss mudanya.

"Apa kau punya waktu? Ada yang ingin ku tanyakan padamu phi, " tambah Tin.

"Ada apa? " tanya Pete penasaran.

Tin berjalan menghadap kaca membelakangi Pete.

"Aku melakukan kesalahan. Fatal, " Tin berucap dengan berat.

Pete bersedekap. "Tentang apa ini? "

"Phi harus kecewa karena kali ini bukan masalah pekerjaan."

"Oh, jadi? "

Tin menoleh menghadap Pete.

"Aku butuh bantuan phi untuk mencari orang. Bisa? "

"Hey bocah, kau belum memberikan ku jawaban pertanyaan tadi tapi kau sudah memberikanku pertanyaan. "

"Untuk saat ini aku hanya ingin bantuan itu darimu, selebihnya aku coba urus sendiri. "

Pete mencoba paham. "Siapa dia? "

"Nah, kau punya banyak koneksi tentang pelacakan. Sama seperti kasusmu dulu, bedanya aku tak memiliki banyak informasi untuk di lacak. Aku hanya tahu nama dan beberapa kegiatan terakhir nya, bagaimana? "

Pete mengerutkan dahi. Ada yang aneh dengan sahabatnya. Begitu mendadak dan di luar kebiasaan.

"Apa aku bisa menebak jika jawabannya adalah seorang omega? " tebak Pete.

Tin memasang wajah terkejut, namun sekian detik ekspresi nya berubah dan ia mulai tertawa. "Sayangnya kali ini jawaban mu meleset phi, "

"Jangan bilang.... "

Tin mengangguk. "Ya, dia alpha. "

Kali ini Pete yang terkejut.

"Apa itu terdengar menggelikan? " tanya Tin.

Pete tersenyum tipis. "Tidak, justru aku merasa senang karena bocah ingusan di depanku ini sudah mulai tumbuh dewasa. "

"Sialan."

"Ya, karena kau sebelumnya kau hanya pasif pada siapapun, bahkan pada para omega yang di jodohkan orangtuamu padamu. Tapi sekarang kau justru menyelidiki seorang alpha secara khusus, sebuah kemajuan. Aku akan berterimakasih padanya nanti. "

Limerence [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang