03

323 30 1
                                    

6 tahun kemudian

Di sebuah hutan dengan suara tembakan dimana mana, dan suara hewan yang menjerit kesakitan.

Ada seorang pemuda yang berusia 13 tahun berburu hewan untuk dijadikan makanan pada hari ini.

Sebentar lagi adalah hari lahirnya, jadi ia akan memburu hewan banyak untuk menjamu tamu nya nanti, meskipun dia bisa membelinya di toko daging, dia ingin lebih spesial saja, sekaligus merayakan hasil penembakan nya itu lalu ia akan memamerkan itu semua dengan wajah datarnya itu.

Tidak, ia tidak merencanakan itu semua, "jangan melebih lebihkan imajinasi mu gege." Ucapnya dengan wajah datarnya.

"Cih. Kan elo kan si tukang pamer." Ejek nya yang dipanggil gege itu.

"Hm, aku tak sengaja memamerkan itu gege."

"Tidak, kau sengaja dan apa itu! Kau memasangkan wajah datar mu lagi!" Pemuda itu mengacuhkan ucapan pemuda yang usianya diatas 2 tahun itu.

"Jika ada yang lebih tua berucap, menjawablah, bukankah kau memiliki mulut?" Pemuda itu berucap lagi, ia memang sudah terbiasa dengan sikap pemuda yang lebih muda 3 tahunnya ini, namun ia tetap menasehati pemuda itu, apa lagi dia akan memasuki usia 14 tahun, tata cara nya harus di ubah.

Tapi apalah daya, dia hanya bisa menasehati dan pemuda itu menangguk tapi tidak mendengarkan nasehat nya itu, sungguh menyebalkan! Mending nonton anime!

"Iya" tuhkan! Dia hanya berucap 'iya' dan mengulangi kesalahan nya lagi dan lagi.

Pemuda itu berhela nafas dan mengikuti langkah pemuda yang lebih muda dari nya itu, "jisung!" Panggil Pemuda yang seumuran dengan nya, Jisung menoleh kearah berlawanan dan menghentikan langkah nya.

"Ada apa?" Tanya jisung.

"Hah.... Hah... Hah... Kakek memanggilmu! Kau harus pergi ke Beijing malam ini juga!" Ucap pemuda yang memanggilnya.

Jisung hanya diam, "memang nya ada hal penting apa?"

"Entahlah, yang intinya kakek memanggilmu untuk pulang ke ibukota" jisung hanya menganggukkan kepalanya.

Mereka pun berjalan bertiga keluar dari hutan itu.

Sampai nya jisung ke rumah sederhana nya, Jisung membereskan barang yang akan dia bawa.

"Sung...

Jisung menoleh, "kaya nya kamu bakal tinggal di ibu kota lebih lama deh, soalnya kakek pesan kalo kamu bakalan tinggal disana"

Jisung melanjutkan mengambil semua baju nya yang ada di dalam lemari nya, "sampai kapan?"

"Entah lah sung, kakek cuma bilang kaya gitu dan aku gak tau kelanjutannya"

"Baiklah, makasih xiaojun gege" xiaojun mengangguk, "aku izin keluar ya?" Jisung hanya diam, xiaojun hanya menghela nafas pelan karena ia sudah terbiasa dengan sifat Jisung yang satu ini.

"Kapan dia berubah?"

"Entah lah"

"Astaga Hendery!" Hendery pun tertawa pelan.

"Maaf jun... Kau kaget ya?"

"Lagian manusia mana yang gak kaget di kaya gituin?"

"Ada" Xiaojun menatap bingung ke handery.

"Siapa?"

"Jisung?" Hendery tertawa kecil lagi.

Xiaojun mendatarkan wajahnya, Xiaojun menepuk pelan pundak Hendery Hingga Hendery yang tadinya tertawa kini diam.

𝑨𝒏𝒕𝒂𝒈𝒐𝒏𝒊𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang