-23

223 36 7
                                    

Vote, share, and comments Thanks

~Selamat Membaca~


"Kesalahan paling besar dalam hidup adalah menaruh harapan terlalu besar kepada seseorang dan menjadikan manusia sandaran. Yang padahal manusia adalah tempatnya kesalahan"

***


Yeji pulang dari restoran dengan berjalan kaki. Di jalan yang sangat gelap dan sunyi. Ia berjalan sendirian, berusaha menguatkan kaki nya yang lemas untuk berjalan sampai ke rumah. Tangisnya pecah. Yeji yang selalu terlihat kuat, dan tidak pernah menangis. Sekarang menangis hanya karena cowo yang sekarang ia sebut 'brengsek'.

Dulu waktu Hyunjin mengatakan perasaannya, menjadi pendengar semua cerita suka maupun duka nya, dan membawanya dalam dekapan yang sangat hangat, membuat Yeji merasa sangat senang dan tenang. Dia pikir Hyunjin yang akan menggantikan ibu nya. Setelah ibu nya meninggal Yeji selalu merasa kesepian. Tidak ada orang yang bisa Yeji jadikan sandaran di saat diri nya lemah. Namun, semenjak Hyunjin datang ke hidupnya. Yeji merasa sangat senang, Hyunjin adalah rumahnya. Dia sangat mempercayai Hyunjin. Namun sekarang, Hyunjin lah yang menghancurkan Yeji sehancur hancurnya.

"Jahat" lirih Yeji dengan isakannya. Sekarang dia sedang berdiri di sebrang penyebrangan jalan. Menunggu lampu lalu lintas berubah hijau.

TING!

Nada lampu penyebrangan berubah menjadi hijau. Yeji mulai melangkahkan kakinya menyebrang jalan.

TIN! TIN!

Mata Yeji membulat sempurna saat melihat mobil yang melaju dengan kecepatan kencang mengarah padanya.

Brak!

Seketika semua orang yang berada di sekitar kejadian terkejut. Mereka terkejut bukan main saat seseorang telah tertabrak oleh mobil yang melaju dengan kecepatan yang sangat kencang.

"H-Hyunjin.." lirih Yeji setengah sadar. Ia berharap Hyunjin lah yang menolongnya di saat saat seperti ini.

"Panggil ambulance cepat" seru para pejalan kaki.

Semua mengangguk dan salah satu pejalan kaki menelpon ambulance. Sedangkan mobil yang tadi menabrak Yeji sudah melaju dengan cepat dan tidak mempedulikan siapa yang ia tabrak.

Pandangan Yeji mulai buram "sakit" lirihnya dengan suara serak. Semua tubuh Yeji di selimuti oleh darah. Perlahan Yeji menutup kedua mata nya.

Tidak lama, mobil ambulance datang. Tubuh Yeji di pindahkan ke atas bangkar. Setengah jam perjalanan, mobil ambulance tiba di rumah sakit besar.

Yeji langsung mendapat penanganan. Terlebih rumah sakit itu adalah rumah sakit pakde nya. Semua staff sangat mengenal Yeji dan keluarganya.

Dokter masuk ke ruang IGD dan mendekati pasien darurat itu. Matanya langsung mengerjap saat tahu siapa pasien yang akan di tanganinya.

"Hwang Yeji" lirih dokter itu pelan saat melihat Yeji terbaring.

"Pasien adalah korban tabrak lari dok, untungnya jarak kecelakaan dekat dengan rumah sakit. Jadi pasien bisa segera mendapat penanganan" ucap salah satu asisten dokter itu.

Hwang's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang