-30

179 36 11
                                    

~Happy Readingg~




"bayanganmu datang seolah menjadi sosok nyata dalam fikiran ini. Menghalangi setiap jalanku untuk melabuhkan hati di masa kini"







Tibalah mereka di sebuah restoran mewah. Hyunjin melangkah masuk ke dalam restoran, berjalan di belakang Seong Eon dan Hee. Raut wajah pria itu terlihat dingin.

"Hyunjin, kamu harus senyum nanti. Jangan manyun mulu, ntar cepet tua lho" ucap Seong Eon sedikit menoleh ke belakang.

"Hmm"

Kedatangan keluarga Hwang langsung di sambut hangat oleh Lee Joon Gi.

Hee tersenyum kemudian berjabat tangan serta berpelukan singkat "Malam tuan Lee" sapa Hee.

"Malam" ucap Joongi dengan senyuman.

Hyunjin dan Seong Eon yang berada di belakang mereka membungkukkan tubuhnya tanda hormat.

"Silahkan duduk" Ucap Joongi.

Keluarga Hwang langsung duduk berhadapan dengan Joongi dan seorang perempuan yang sedang duduk bersebelahan dengan Joongi.

Saat berhadapan, tatapan Hyunjin langsung tertuju pada seorang wanita yang terlihat sangat asing bagi dirinya.

Cewek itu menatap Hyunjin sambil tersenyum tipis. Seolah olah sudah mengenal Hyunjin sebelumnya.

"Boleh tunggu sebentar? keluarga saya belum sepenuhnya datang" Ucap Joongi.

"Santai saja. Kami sedang tidak terburu buru" balas Hee.

Hyunjin kembali menatap wanita di depannya dengan tatapan tajam 'Jangan sampai cewe ini yang jadi jodoh gue. Bisa bisa gue nekat bundir kalo di jodohin sama nih cewe' batin Hyunjin.

Wanita itu kembali menatap Hyunjin sambil tersenyum. Entah kenapa bagi Hyunjin di balik senyuman itu dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Kenalkan ini anak kedua saya" Ucap Joongi tiba tiba "Dia lama tinggal di Washington karena sedang melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi penerbangan" Lanjutnya memperkenalkan wanita yang sedari tadi menjadi tanda tanya untuk Hyunjin.

Wanita itu tersenyum "Malam om, tante. Saya Lee Jinna" wanita itu memperkenalkan dirnya sambil sedikit membungkukkan tubuhnya memberi hormat.

Seong Eon dan Hee tersenyum. Berbeda dengan Hyunjin yang sudah mulai merasa bosan. Apalagi saat melihat wanita yang menurutnya sangat menyebalkan itu.

"Maaf, kami telat" ucap seorang pria yang baru saja datang dengan beberapa orang di belakangnya.

Seketika semua orang memfokuskan penglihatannya pada sumber suara tadi. Terkecuali Hwang Hyunjin. Dia tampak cuek, dan lebih memilih melanjutkan game di ponselnya.

"Akhirnya mereka dateng juga" Ujar Joongi semangat "Keponakan kecil pakde akhirnya dateng juga" Joongi memeluk seorang gadis manis.

"Paman kangen banget sama kamu" Joongi semakin mempererat pelukannya.

"Paman sesak nih aku!" rengeknya.

Hyunjin yang sangat mengenali suara itu langsung mendongakkan kepala dan seketika matanya melebar. Tubuhnya mematung di tempat.

"Paman kangen sama kamu, Hwang Yeji" Ucap Joongi sambil mencubit gemas kedua pipi Yeji. Hubungan Joongi dan Yeji memang sangat dekat, sejak Joongi menikah dengan kakak ibu nya.

"Yeji juga kangenn bangett sama paman" Ujar Yeji terdengar gemas.

Joon Gi merenggangkan pelukannya pada Yeji dan beralih pada Jongsuk, anaknya "Kirain kamu ga bakal dateng" Ujar Joongi sambil menjitak pelan dahi Jongsuk.

"Aww, sakit pah" ringis Jongsuk karena di jitak oleh sang papah "Jongsuk dateng lah. Kan Jongsuk mau liat akhir cerita ini hehe" Jongsuk terkekeh.

Kini, tatapan Joongi beralih pada tamu tamu nya "Kenalin ini Lee Jongsuk, Hwang Yeji, dan Hwang Minhyun. Lee Jongsuk anak pertama saya, Hwang Yeji adalah keponakan saya, dan Hwang Minhyun adalah adik ipar saya sekaligus ayah dari Hwang Yeji"

Yeji menatap mereka yang sedang duduk dan seketika membeku di tempat saat manik nya bertemu dengan kedua manik Hwang Hyunjin. Begitupun dengan Jongsuk, pria iti sama terkejutnya dengan Yeji 'Itu kan bocah bandel yang di rs' gumam Jongsuk.

"Ayo Yeji, Minhyun, duduk dekat paman" Ajak Joongi menarik lengan Yeji lembut untuk duduk di samping nya dan tepat berhadapan dengan Hyunjin.

Minhyun juga duduk di sebelah Joongi dan tepat berhadapan dengan Hee. Sedangkan Jongsuk duduk di sebelah adiknya, Jinna.

"Malem Yeji, kamu kok cantik banget sih" Sapa Jinna dengan senyuman.

Yeji menoleh dan tersenyum manis "Kakak juga cantik kok" Balasnya.

"Ih!! Pipi kamu gembil banget, ada lesung lagi di pipinya" Ujar Jinna dengan menguyel nguyel pipi Yeji.

Yeji memutar bola matanya malas "Kak! jangan unyel unyel pipi aku! Nanti pipi aku melar gimana?" Tanya Yeji. Gadis itu berusaha mengabaikan Hyunjin yang duduk berhadapan dengannya. Apalagi tatapan pria itu tidak lepas dari dirinya.

Jinna tertawa puas "Hahaha gapapa lah, ntar pipi kamu makin seneng aku jadiin slime"

Tanpa sadar Hyunjin tersenyum melihat respon Yeji. Ia sangat rindu dengan polos dan lucunya Yeji. Apalagi pipi gembilnya itu yang sekarang tidak bisa ia mainin lagi.

"Langsung ke intinya saja" ucap Joongi tiba tiba, membuat semua memfokuskan penglihatan pada Joongi.

Jinna tersenyum tipis. Sementara, Yeji dan Jongsuk merasa heran. Tidak mengerti maksud dari ucapan Joongi.

Joongi menatap semua orang serius "Kami mengumpulkan kalian di sini untuk mengumumkan sesuatu" ucapnya dengan menatap Hyunjin "salah satu dari dua perempuan di sini yang nantinya akan di jodohkan oleh Hwang Hyunjin" lanjut Joongi tegas.

Degg..

Seketika jantung Yeji terasa sangat sesak. Sekarang ia tahu alasan Hyunjin memutuskan hubungan dengannya.

Yeji menunduk dengan tersenyum miris. Ia tidak bisa mendengar perkataan Joongi selanjutnya. Ia yakin bukan dia lah yang terpilih. Karena Joongi pernah bilang bahwa ia ingin Yeji sukses terlebih dahulu sebelum menikah.

Hyunjin menatap Yeji sendu. Pria itu tahu bahwa Yeji sedang menahan air matanya.

"Dan gadis yang akan di jodohkan adalah.."

Yeji mengepalkan kedua tangannya di atas paha. Gadis itu sedang menahan tangisannya.

'Tahan Yeji, tahan. Buktikan di depan dia kalau kamu kuat' Batin Yeji. Namun, di lubuk hati yang paling dalam, Yeji sangat ingin menangis. Sakit rasanya melihat seseorang yang ia sayang di jodohkan dengan orang lain. Yeji masih belum bisa menerima semua itu.

Vote, share, and
Comments thanks♡

#tbc

Hwang's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang