High School in Jakarta

188 21 1
                                    

Gemini Norawit
Fourth Nattawat

.
.
.







Bangun dengan keadaan pusing adalah hal yang paling Fourth benci. Tubuhnya mulai ia gerakkan kekiri dan kekanan. Ia menapak mantap menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah. Tahun ajaran baru sekolah menengah atas. Fourth cukup bersemangat.



"Selamat pagi."

"Pagi. Fourth, kamu antar adikmu dulu bisa? Ayah dan ibu mau ada acara sebentar ke arah yang berlawanan dengan kalian."

Fourth mengangguk ragu. Ia merasa ada suatu hal yang aneh. Tapi dia tidak mengerti hal apa yang membuatnya merasa demikian. "Bisa, pulangnya gimana?"

"Kalau pulang, nanti ayah bisa jemput. Adik pulang jam dua siang kan?"

"Iya ayah."

"Sudah, lanjutkan makan kalian. Nanti terlambat."

Fourth menyetujui ucapan ibunya. Apalagi dirinya harus mengantarkan adiknya terlebih dahulu. Dirinya bisa terlambat nanti. Dan mungkin akan menjadi hal yang merusak moodnya seharian.









***






Fourth duduk diam di area lapangan futsal sekolahnya. Ini jam empat sore, dan dirinya harus pulang segera. Matanya mengedar menamati teman-temannya yang juga bersiap untuk beranjak.


"Fourth, lo bawa kendaraan kan? Ayo ke parkiran." Fourth berdiri cepat. Ia berlari kecil berusaha menyusul temannya yang sudah berjalan cukup jauh. Tiba-tiba dari tikungan bangunan lab fisika muncul seseorang yang membuatnya kaget dan pada akhirnya menabraknya cukup keras.

"Aahhh... Kenapa lari-larian hah?"

Mendengar suara yang familiar ditelinga, Fourth mendongak cepat. Napasnya tercekat dengan jantung yang berdegub cepat. "Gemini?"

"Ya? Kau kenal aku?"

"Gem!" Fourth mencoba menahan air matanya yang akan menetes. Didepannya ada Gemini. Bagaimana bisa?


"Kamu siapa? Kok tau namaku?"


"Kamu masih hidup?" Fourth secara cepat memeluk tubuh didepannya dengan erat. Beberapa saat kemudian dirinya mendapatkan dorongan cukup kuat hingga tubuhnya mundur beberapa langkah kebelakang.


"Kamu gila? Main peluk sembarangan!"


"Kamu Gemini kan?"


"Ya! Kamu siapa sih?"

"Fourth! Kamu kenal aku kan?"


"Fourth kapten futsal? Tau, tapi tidak kenal."

"Kak~
Fourth mencubit lengannya pelan dan rasanya sakit. Ini benar dunia nyata. Dan Gemini didepannya sekarang.


"Udah ah, aku mau pulang. Lain kali jangan lari kayak gitu."

Fourth masih diam ditempat. Matanya memperhatikan Gemini yang berjalan menjauh menuju gerbang sekolah. Gemini memakai seragam yang sama dengannya. Apakah dia satu sekolah?

Merasa aneh, Fourth bergegas pulang ke rumah. Dirinya harus memastikan sesuatu.







Dengan tergesa, Fourth masuk ke dalam rumahnya cepat. Dirinya memandang sekitar ruang tamunya. Lalu melangkah ke area ruang makan dan dapur. Benar. Dugaannya benar. Saat tadi pagi dirinya merasa aneh adalah hal ini. Foto Gemini tidak ada. Sticker gambar Gemini di kulkas tidak ada. Meja makan hanya ada empat kursi. Dan juga...


"Fourth? Kamu ngapain? Ibu lihat lari-larian sejak tadi."

Benar. Ibu? Bukan ibu, harusnya mama! Dan tadi pagi, inilah yang membuatnya terheran. Bukan ayah, harusnya papa! Kenapa? Ada apa ini?

"Aku ketemu Gemini tadi."



"Gemini?"


"Iya mama! Kakak! Fourth lihat kak Gemini!"



"Siapa Gemini? Dan sejak kapan kamu memanggil ibu dengan mama?"


"Kak Gemini mah! Tentu saja sejak dulu!"


"Fourth, kamu kayaknya kecapean. Istirahat sana!"


"Nggak! Mama tidak ingat Gemini huh?"


"Dari tadi Gemini terus! Siapa dia?"


"Anak mama! Kakakku!"

"Kamu ini makin ngaco! Udah sana! Mandi trus istirahat!"

Fourth menatap tak percaya mamanya yang naik ke atas. Mamanya tidak kenal Gemini? Bagaimana bisa? Apa yang sebenarnya terjadi? Dia harus cari tahu hal ini. Satu hal yang membuatnya bahagia luar biasa. Gemini masih hidup. Dan dia senang akan hal ini.










. Tbc 🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nighthawk  // GEMINIFOURTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang